Bupati Ende Kunjungan Kerja ke Desa Maurongga Sekaligus Membuka Lokasi Penutupan Gurita

Kamis, 24 Februari 2022 07:31 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Meskipun kondisi alam yang kurang bersahabat serta diguyur hujan, Bupati Ende Djafar Ahmad dan Wakil Bupati Erikos E. Rede tetap memenuhi permintaan masyarakat Desa Persiapan Maurongga, Kecamatan Nangapenda, 23 Februari. Kedua pemimpin tersebut terus melakukan kunjungan kerja di desa tersebut sekaligus melakukan pembukaan perdana lokasi panen gurita--yang sebelumnya ditutup.

Lokasi tangkapan gurita itu ditutup selama November 2021 hingga Februari 2022 lalu. Kegiatan tersebut dilaksanakan di desa persiapan maurongga pada Rabu 23 februari 2022.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bupati Ende mengatakan penutupan itu itu sebagai  bentuk komitmen dan tanggung jawab komponen masyarakat yang terlibat dalam kegiatan ini untuk menjaga spesies gurita agar dapat meningkatkan Jumlah produksi yang  berdampak pada nilai ekonomis bagi para nelayan.

“Kita harus menjaga spesies gurita ini yang dalam bahasa daerah Ende disebut kubi. Diharapkan jumlah produksi kubi meningkat  dan berdampak pada nilai ekonomis bagi para nelayan," ungkap Djafar Ahmad.

Dia menyebutkan konsep buka tutup lokasi tangkap gurita merupakan konsep yang sangat bagus, dan kedepannya harus terus didorong sampai pada tahapan konservasi laut. Hal itu tentunya akan meningkatkan perekonomian nelayan di Desa Persiapan Maurongga.  

“Saya sudah dua kali melakukan pembukaan lokasi tangkap gurita, yang pertama di Arubara dan kedua di sini. Kharapannya adalah kubi bisa menjadi kuliner dan lokasi Maurongga bisa menjadi salah satu destinasi wisata untuk kabupaten Ende,” kata dia.

Bupati Ende juga menyampaikan terimah kasih dan penghargaan yang tinggi kepada Yayasan Tananua Flores dan Yayasan Pesisir Lestari yang telah menjadi bagian dari mitra pemerintah serta telah mendampingi para nelayan sehingga semakin baik dan professional dalam menekuni profesi ini dan berdampak pada meningkatkan kesejateraan nelayan.

Direktur Yayasan Tananua Flores Bernadus mengatakan bahwa Tananua hadir di Desa Persiapan Maurongga sejak tahun 2019 dalam kerja-kerja pendampingan terkait dengan program Perikanan yang khusus pada gurita.

Tananua Flores juga telah melakukan banyak Kegiatan di desa persiapan Maurongga mulai dari mengisi profil Desa, pendataan terhadap gurita, membentuk kelompok nelayan, dan membentuk kelompok pengelolah perikanan gurita. Selain itu juga menggelar kegiatan terkait gender sampai pada penutupan (sementara) lokasi tangkapan gurita.

Penutupan sementara itu merupakan salah satu kegiatan konservasi lokasi tangkap agar produksi gurita bisa meningkat. Selain itu lokasi juga akan tetap terjaga dan lestari.

Bernadus  menjelaskan sejak Tananua melakukan pendataan bersama enumerator telah menunjukan bahwa Desa Maurongga mempunyai potensi yang luar biasa. Dari data yang ada, jumlah gurita yang di tangkap mencapai 2 ton lebih, dengan harga gurita per ekor Rp,40.000-Rp,50.000. dan ini akan berdampak pada peningkat ekonomi bagi nelayan itu sendiri.

“Gurita saat ini harganya cukup tinggi, per kilo sudah Rp.40 - 50 ribu dan 1 ekor gurita bisa seberat 2-5 kg. Di desa Maurongga sejak pendampingan Tananua, gurita hari ini mencapai 2 ton lebih dan itupun nelayan yang tangkap sedikit,” kata dia.

Bernadus mengatakan buka-tutup lokasi tangkap gurita kedepan akan terus berlanjut sebab yang dilakukan masyarakat saat ini adalah bagian dari konsevasi laut agar lingkungan dan ekosistem di laut terus lestari.

Kegiatan juga tersebut di hadiri oleha banyak stakeholder mulai dari SKPD di lingkup pemerintahan kabupaten Ende , anggota DPRD Ende, Pos AL dan Kepolisian dan masyarakat di desa Maurongga. ( J.Mari )

Bagikan Artikel Ini
img-content
Ende Pancasila

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler