Anak usia dini merupakan usia yang penting bagi awal pertumbuhan dan merupakan usia dimana sangat menyukai bermain, mempunyai rasa keingintahuan yang tinggi dan juga merupakan peniru yang ulung.

Melalui sebuah permainan anak akan mencoba hal-hal baru yang belum pernah ia lakukan sebelumnya dan juga ia akan membiasakan diri untuk bergaul dengan lingkungan sekitar.

Sebelum itu mari kita bahas terlebih dahulu tentang apa itu bermain.

Bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk menyenangkan hati (bisa menggunakan alat tertentu atau tidak) yang bersifat spontan, fleksibel dan sukarela. Selain itu bermain juga merupakan kegiatan yang dilakukan dengan atau tanpa mempergunakan alat yang menghasilkan pengertian atau memberikan informasi, memberi kesenangan maupun mengembangkan imajiasi pada anak (Anggani Sundono, 2000:1).

Selain itu belajar juga bukan hanya untuk pelajar saja, melainkan untuk seluruh manusia yang menginginkan sebuah ilmu pengetahuan. Belajar merupakan proses, dimana belajar itu terjadi secara terus-menerus dan menyebabkan perubahan dalam diri anak. Jadi dapat disimpulkan bahwa bermain sambil belajar merupakan suatu aktivitas bermain yang dimana didalamnya menyisipkan sebuah materi pembelajaran atau yang mengandung pengetahuan dalam pelaksanaannya. Contoh dalam permainan gobak sodor, anak akan belajar tentang kerja sama tim, konsentrasi, kecepatan dan ketepatan dalam menyentuk mangsanya. Tidak hanya itu, permainan juga meningkatkan perkembangan motorik kasar dan juga kecerdasan spasialnya.

Tujuan Belajar Bagi Anak Usia Dini

• Membentuk pendidikan anak yang berkualitas
• Membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan belajar disekolah
• Intervensi dini dengan memberikan rangsangan sehingga dapat menumbuhkan potensi-potensi yang tersembunyi
• Melakukan deteksi dini terhadap kemungkinan terjadinya gangguan terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak

Tujuan Bermain Bagi Anak Usia Dini

Bermain merupakan faktor yang sangat berpengaruh dalam periode perkembangan diri pada anak, meliputi fisik, sosial dan komunikasi. Kegiatan bermain juga mempengaruhi enam aspek perkembangan anak meliputi aspek kognisi, sosial, emosional, komunikasi, kesadaran diri dan keterampilan motorik (Diana Mutiah 2010:146).

Bermain menjadi kegiatan yang sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Sehingga bermain harus dilakukan dengan perasaan yang senang, agar semua kegiatan yang menyenangkan akan menghasilkan proses belajar yang baik pada anak.

Menurut Diana Mutiah tujuan bermain sendiri dapat ditinjau dari aspek perkembangan dan dapat dioptimalkan, antara lain :

1. Bermain untuk pengembangan kognisi anak, dengan bermain dapat membantu anak membangun pengetahuan.
2. Bermain untuk pengembangan sosial-emosional, dapat membantu anak mengembangkan kemampuan mengorganisasikan dan menyelesaikan sebuah masalah.
3. Bermain untuk pengembangan motorik, dengan bermain membantu anak untuk mengontrol gerak motorik kasar anak.
4. Bermain untuk pengembangan bahasa atau komunikasi, dengan bermain dapat memotivasi anak untuk belajar bahasa kedua.

Jadi bermain sambil belajar merupakan kegiatan yang dilakukan seorang anak usia dini yang dimana dilakukannya dengan perasaan yang senang, tanpa adanya paksaan, namun memiliki pola-pola yang diharapkan mampu menciptakan hasil guna perkembangan baik bagi diri anak. Bermain juga menjadi sarana bagi anak untuk menyalurkan energinya yang besar dan menemukan hal-hal baru yang sebelumnya belum diketahuinya dengan cara yang menyenangkan.

Manfaat Belajar sambil Bermain

1. Meningkatkan keterampilan fisik
2. Membentuk pola pikir yang aktif
3. Mengembangkan kemampuan otak dan keterampilan sosial

Ikuti tulisan menarik Fidya Rizky lainnya di sini.