x

Jenderal Polisi Hoegeng Santosa. Foto: Wikipedia

Iklan

Fitri Andini

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 10 Maret 2022

Jumat, 11 Maret 2022 07:52 WIB

Jenderal Hoegeng Iman Santosa, Panutan Untuk Generasi Muda

Artikel ini merupakan tulisan yang berasal dari kelompok mahasiswa Universitas Paramadina

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Jenderal Polisi (Purn) Drs. Hoegeng Iman Santoso lahir pada di Pekalongan, 14 Oktober 1921 dan wafat pada 14 Juli 2004 merupakan satu tokoh kepolisian Indonesia yang pernah menjabat sebagai  Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia ke-5. Hoegeng terkenal sebagai polisi paling berani dan jujur ​​di Indonesia oleh media dan masyarakat. Hoegeng hidup pada era di mana banyak pejabat pemerintah yang korup. Abdurrahman Wahid, mantan presiden Indonesia pernah memuji kejujuran Hoegeng, mengatakan bahwa, "Hanya ada 3 polisi jujur ​​di negara ini: polisi tidur, patung polisi, dan Hoegeng".

Hoegeng adalah salah satu orang tersingkat yang mengepalai badan kepolisian nasional Indonesia dari tahun 1968–1971. Hoegeng juga merupakan salah satu penandatangan Petisi 50. Namanya diabadikan sebagai nama Rumah Sakit Bhayangkara di Mamuju dengan nama Rumah Sakit Bhayangkara Hoegeng Iman Santoso dan namanya juga diabadikan sebagai stadion sepak bola di Kota Pekalongan.

Karakter Jendral Hoegeng Iman Santoso yang dapat di teladani generasi muda dan masih relevan di zaman sekarang antara lain: 

  1. Kejujuran 
Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Anas Sahludin dalam (Muhasim, 2017) mengatakan bahwa jujur merupakan tingkah laku dalam usaha yang membuat dirinya dapat diandalkan dalam tutur kata, perbuatan dan kegiatan. Jendral Hoegeng memiliki sifat jujur dibuktikan dengan saat menjabat sebagai Menteri Iuran Negara Hoegeng selalu mencatat setiap iuran atau pendapatan ke kas negara. Hoegeng saat menjadi Menteri Iuran Negara tidak mengumpulkan kekayaan untuk kepentingan pribadi. Padahal bisa saja ia menghimpun harta untuk keluarganya dengan menyalahgunakan uang negara atau melukan tindak korupsi. Dan pada saat itu keadaan negara juga sedang kocar – kacir karena merupakan negara yang baru merdeka. Tetapi Hoegeng tidak ingin korupsi bahkan anti korupsi dan Hoegeng tetap memegang prinsipnya untuk menjadi pribadi yang jujur (Suhartono, 2013 : 62).

  1. Jusuf Kalla juga mengutarakan bahwa Jendral Hoegeng adalah tokoh yang jujur, ia adalah sosok yang sederhana, yang tak punya apa – apa kecuali kejujuran itu sendiri (Suhartono, 2013). Fakta karakter kejujuran Jendral Hoegeng dapat dilihat ketika dia menangani kasus penyelendupan. Kasus penyelundupan ini merupakan kasus yang terkenal pada tahn 1968-1972 yang pelakunya seorang keturunan Cina yang bernama Robby Tjahyadi. Robby Tjahyadi ini merupakan tersangka kasus penyeludupan mobil mewah.

Keistimewaan dari kasus penyelundupan ini yaitu barang – barang yang diselundupkan berasal dari luar negeri dalam bentuk mobil – mobil mewah dalam jumlah yang sangat besar.  Penyeludupkan mobil mewah ini menyebabkan kerugian negara yang sangat besar, penyeludupan ini memiliki modus operasi yang sangat canggih dengan cara memanfaatkan, memasukan diplomatik. Tim inti penyelundupan ini terdiri dari 3 orang tetapi melibatkan puluhan pejabat tinggi negara. Kegiatan penyelundupan mobil mewah ini berhasil dibongkar oleh Hoegeng yang mengakibatkan beliau tidak disukai dan dipecat dari Kapolri karena berusaha menggali lebih dalam kasus penyelundupan mobil mewah ini (Yusra & Ramadhan 1993). 

Hoegeng adalah seorang yang tidak berhasil disuap, dibuktikan ketika ia bertugas dimedan dengan pangkat Kompol. Beliau membongkar praktek suap menyuap yang dilakukan oleh para polisi, jaksa dengan bandar judi. Barang – barang mewah pemberian bandar judi ia buang keluar jendela. Bagi beliau lebih baik hidup melarat dari pada menerima suap atau korupsi. Prinsip hidup yang baliau pegang ini ia tiru dari manatan wakil presiden Indonesia yaitu Mohammad Hatta.

  1. Disiplin

           Sikap disiplin sangatlah penting dan sebagai keharusan bagi setiap orang kapan saja dan dimana saja, sebab disiplin menentukan fluensi manusia dalam meraih sesuatu yang ia inginkan (Ardiansyah, 2013). Disiplin waktu sangat berguna baik disiplin waktu belajar ataupun disiplin saat bekerja. Jendral Hoegeng adalah orang yang disiplin dibuktikan dengan ketika beliau menjabat sebagai Menteri/sekretaris Presidium kabinet dimana pegawai masuk mulai pukul 07.00 dam pulang pukul 14.00, Jendral Hoegeng selalu berangkat lebih cepat yakni pukul 05. 30 bahkan ketika sudah menjadi Kapolri Hoegeng juga masih berangkat lebih cepat dari jam masuk yang ditentukan. Adytia Soesanto Hoegeng (anak Hoegeng) mengatakan dalam (Sohartono 2013) bahwa ayahnya, Hoegeng mempercayai orang dengan ketepatan waktu yang dijanjikannya, karena dengan presisi waktu maka orang dapat memprakarsai sesuatu dengan baik, jika tidak menepati waktu maka sulit untuk melakukan sesuatu, apalagi mempercayai ucapannya (Suharono, 2013).    

Hoegeng ketika ia mejabat sebagai Kapolri ia memperjuangkan kewajiban bagi para pengendara dan penumpang sepeda motor menggunakan helm untuk keselamatan. Akan tetapi kebijakan ini ditentang oleh berbagai kalangan masyarakat karena mereka tidak terbiasa memakai helm. Kebijakan Hoegeng ini bertujuan untuk keselamatan pengendara dan penumpang sepeda motor. Kebijakan ini disetujui beberapa bulan kemudian sampai saat ini helm merupakan perlengkapan wajib bagi pengendara dan penumpang. Keberhasilan Hoegeng mewajibkan menggunakan helm membuat nama Hoegeng menjadi populer (Suhartono 2013 : 117 -118).

Kedisiplinan Jendral Hoegeng sangat penting kita teladani untuk generasi muda karena pada saat ini di Indonesia terdapat budaya ngaret, dimana ngaret ini bermula dari karet yang mempunyai ciri yang elastis dan mudah direnggangkan. Dalam budaya ngaret ini hal yang dimaksudkan adalah waktu. Sebenarnya orang yang mengulur waktu atau orang yang datang terlambat bukan tanpa sebab, hal itu terjadi dikarena banyak orang yang belum bisa memperhitungkan waktu dengan maksimal. Jika kita menjadi orang orang yang tidak tepat waktu maka yang seharusnya kita bisa melakukan beberapa agenda tetapi karena ngaret (datang terlambat) agenda yang kita lakukan menjadi terbatas. Orang tua atau pun anak muda di Indonesia sepertinya sudah menganggap ngaret atau datang terlambat sebagai hal yang biasa dan lumrah dilakukan. Sehingga budaya ngaret ini mengakar di masyarakat Indonesia. Kuncinya adalah setiap orang harus bisa memperhitungkan waktu, mengikuti jadwal, dan menghargai waktu agar budaya ngaret dapat dihilangkan (CNN Indonesia 08 Agustus 2019, diakses pada 24 Februari 2021)

  1. Kesederhanaan

    Jendral Hoegeng memperlihatkan kesederhanaannya dengan fakta yang menunjukan saat beliau menjabat menjadi Kapolri dan tidak memiliki kekayaan apapun. Beliau hanya memiliki sikap yang jujur dan sederhana. Keluarganya pun hanya memiliki rumah sewa yang harus ia bayar perbulannya. Beliau difasilitasi mobil dinas 2 unit, yaitu mobil dinas menteri dan mobil untuk keluarga. Jendral Hoegeng juga menunjukkan sikap kesederhanaannya dengan menolak pemberian mobil dari seorang pengusaha mobil. Namun ia menolaknya dan diberikan kepada temannya. Jendral Hoegeng banyak menolak fasilitas-fasilitas yang diberikan. Kesederhanaan tersebut beliau tanamkan kepada anak-anaknya. Ia diminta untuk selalu hidup sederhana dan tidak bergantung pada orang lain. 

Hoegeng Iman Santoso dipandang sebagai panutan bagi para generasi muda untuk menjadi generasi yang dapat hidup sederhana, disiplin dan jujur. Kebijakan yang sampai saat ini masyarakat rasakan salah satunya adalah penggunaan helm kepada para kendaraan bermotor demi keselamatan mereka. Sifat dan sikap baik yang harus kita miliki seperti kejujuran, kedisiplinan dan kesederhanaan tergambarkan oleh sosok Jendral Hoegeng. Beliau tidak pernah memanfaatkan jabatan yang ia miliki untuk dipergunakan sebagai kekuasaan ataupun kepentingan pribadi. Disiplin dalam berbagai hal akan membentuk pribadi yang dapat menghargai arti pentingnya waktu. Kesederhanaan tindakan yang selaras dengan kondisi sebenarnya terbentuk pada diri Hoegeng yang dapat ditiru oleh generasi muda.

Ikuti tulisan menarik Fitri Andini lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu