x

By: Seotechman.com

Iklan

WILLY PANGESTU

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 Maret 2022

Senin, 28 Maret 2022 11:09 WIB

Keterkaitan Kewirausahaan dan Inovasi

Keterkaitan wirausaha dengan inovasi

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

NAMA : Willy Pangestu

NIM : 115190274

 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Diseluruh dunia, pelajaran kewirausahaan sangatlah dikembangkan dengan serius seperti di Amerika Serikat, mata pelajaran kewirausahaan telah diajarkan di sekolah bisnis selama lebih dari 50 tahun. Di Eropa, pelajaran manajemen inovasi berkembang dengan pesat dan diikuti dengan perkembangan kewirausahaan di universitas-universitas di seluruh Eropa. Pendidikan kewirausahaan mulai dirintis sejak 1950-an di negara Eropa, Amerika, dan Kanada. Di Indonesia sendiri baru dikenal pada akhir abad 20. Diperkenalkan langsung dengan negara-negara asing seperti Belanda, Portugis, Inggris, dan lainnya. Beberapa istilah wirausaha seperti di Belanda dikenal dengan ondernemer. Dengan perkembangan pendidikan kewirausahaan diseluruh dunia tersebut dapat membuktikan bahwa kewirausahaan sangatlah penting bagi suatu negara. Joseph Schumpeter, menganggap kewirausahaan sebagai mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Dapat dikatakan semakin maju kewirausahaan di suatu negara dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi di karena kan pengusaha yang memiliki pendapatan besar akan membayar pajak kepada negara dengan jumlah yang besar juga dan pengusaha dapat menciptakan banyak lapangan pekerjaan yang berarti peranan wirausaha dalam perekonomian, di antaranya sebagai menciptakan kesempatan kerja, meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pendapatan nasional, mengurangi kesenjangan ekonomi di masyarakat, menumbuhkan kemandirian masyarakat dalam bidang ekonomi, menumbuhkan daya kreasi bangsa.

Banyak orang yang mau menjadi sosok pengusaha di luar sana tapi tidak banyak yang mengetahui makna dan cara menjadi pengusaha itu sendiri. Secara umum keberhasilan dan kegagalan wirausaha sebenarnya lebih ditentukan oleh kemampuan individu wirausahawan itu sendiri. Zimmerer (1996) dalam Suryana (2001) menyatakan bahwa kegagalan wirausahawan dalam mengelola bisnisnya dapat disebabkan hal-hal sebagai berikut: tidak kompeten dalam manajerial; kurang memiliki pengalaman dalam berbagai segi; kurang dapat mengendalikan keuangan; adanya kegagalan dalam perencanaan; lokasi kurang memadai; kurangnya pengawasan peralatan; sikap kurang sungguhsungguh dalam berusaha; ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi kewirausahaan. Pengusaha, menurut Cantillon, adalah penerima pendapatan tidak tetap yang membayar biaya produksi yang diketahui, tetapi memperoleh pendapatan yang tidak pasti, oleh karena itu Cantillon yang melihat pengusaha sebagai pengambil risiko. Menurut Norman M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer, kewirausahaan adalah merupakan proses menciptakan sesuatu yang berbeda dengan mengabdikan seluruh waktu dan tenaganya disertai dengan menanggung resiko keuangan, kejiwaan, sosial, dan menerima balas jasa dalam bentuk uang dan kepuasan pribadinya.

Dalam menjalankan ataupun menciptakan suatu usaha, seorang wirausahawan wajib memiliki bekal pengetahuan yang cukup, agar usaha yang dijalankannya berjalan lancar, dan mampu memperbaharui perusahaan seperti proses kinerja dan produk perusahaan itu sendiri yang ditawarkan kepada Konsumen. Semua bekal tersebut dapat disimpulkan bahwa pengusaha harus tetap berinovasi. Dengan berinovasi pengusaha mengharapkan perusahaan bisa berjalan maju dan menjadi lebih besar dari pada sebelumnya. Joseph Schumpeter. Karyanya di tahun 1930-an yang membuat hubungan yang jelas antara istilah inovasi dan kewirausahaan yang saling berkaitan satu sama lain.

https://chem.universitaspertamina.ac.id/wp-content/uploads/2021/10/WEBSITE-2.png

Inovasi memiliki banyak kreativitas dan fleksibilitas di dalamnya. Dengan berinovasi perusahaan dapat memunculkan pembaharuan melalui proses kinerja dan produk perusahaan yang menjadi langkah ke depan perusahaan untuk melihat potensi dan pencapaian baru yang bisa lebih mudah didapatkan dari pada sebelumnya. Menurut HBR (Harvard Business Review) ada 3 jenis inovasi yang perlu dipahami. Yang pertama, sustain innovation berfokus pada improvement atau pengembangan proses, sehingga menghasilkan produk yang lebih baik. Jenis inovasi ini umumnya digunakan untuk mengikuti permintaan pasar dan menghasilkan manfaat produk yang lebih, namun produk yang ditawarkan tetap sama. Misalnya perusahaan Telkom Indonesia kembangkan jaringan 3G ke 4G, atau yang baru-baru ini terjadi yakni dari 4G ke 5G. Perkembangan ini sebenarnya masih menawarkan produk yang sama, yaitu koneksi jaringan. Tapi, prosesnya sudah berbeda dari segi pengelolaan data dan sambungan jaringan yang digunakan.

https://gravitime.net/2017/06/perbedaan-jaringan-4g-dan-5g/

Yang kedua, Low end disruptive yang berarti inovasi dari sisi finansial atau biaya produksi. Inovasi ini bertujuan untuk menghasilkan produk yang tetap menjaga kualitas, namun lebih murah dari produk yang sudah ada sebelumnya. Jika inovasi jenis ini berhasil menghasilkan sebuah produk, maka produk tersebut dipastikan dapat merebut market share karena ditawarkan dengan harga lebih murah, tapi punya kualitas sama dengan produk yang lebih mahal. Dan yang perlu dicermati juga, bahwa dalam jenis inovasi ini, karena akan menekan budget secara finansial, pastikan pengusaha bisa memilih terlebih dahulu pada sektor dan bagian yang mana yang perlu dilakukan perubahan pada biaya. Karena kalau terlalu berhemat malah pelayanan dan kepuasan yang diberikan malah tidak sesuai dengan yang pengusaha harapkan nanti. Yang ketiga adalah New Market Disruptive, jenis inovasi yang terakhir inilah yang seringkali dianggap sebagai makna inovasi yang sesungguhnya, yaitu menciptakan sebuah produk baru dengan cara dan proses yang baru. Padahal, jenis inovasi ini merupakan inovasi yang sulit dan hanya bisa dilakukan oleh orang-orang yang benar-benar kreatif dan memiliki kemampuan. Salah satu contoh nyata yang sudah ada misalnya Mark Zuckerberg dengan mendirikan Facebook, Bill Gates dengan mendirikan Microsoft, atau yang dari Indonesia sendiri yaitu Nadiem Makarim yang mendirikan startup Gojek. Ketiga orang ini sangat jeli dan jenius dalam melihat peluang bisnis yang baru yang mungkin gak banyak dipikirkan oleh orang banyak dan benar-benar menghasilkan produk yang baru dari inovasi yang dilakukannya.

Disimpulkan, ide Kewirausahaan bernilai suatu barang atau produk dapat diciptakan melalui Inovasi. Keberhasilan wirausaha dicapai apabila wirausaha menggunakan produk, proses, dan jasa-jasa inovasi sebagai alat untuk menggali perubahan. Mengubah tantangan menjadi peluang. Dengan ide yang bisa dijual, dapat memberikan nilai tambah melalui upaya, waktu, biaya, serta kecakapan dengan tujuan mendapatkan keuntungan. Serta mereka merupakan individu yang menemukan kebutuhan pasar dan membangun perusahaan baru yang dapat memenuhi kebutuhan pasar tersebut. Cara pengusaha untuk memenuhi kebutuhan pasar adalah dengan cara berinovasi untuk membuat produk-produk baru yang diminati para calon pembeli mereka. dengan demikian kewirausahaan dan inovasi sangatlah penting untuk dikaitkan karena tanpa adanya inovasi, kewirausahaan akan sulit mengikuti perkembangan jaman dan sulit menemukan peluang dan potensi baru di dalam perusahaan.

 

 

 

Ikuti tulisan menarik WILLY PANGESTU lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler