x

Empati

Iklan

Supartono JW

Pengamat
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 9 April 2022 18:45 WIB

Berbuat Baik Tanpa Pamrih

Semoga, kita termasuk orang-orang yang senantiasa diberikan waktu dan kesempatan berbuat dan menebar kebaikan semasa masih diberikan nafas hidup di dunia. Jangan pernah berpikir balasan, timbal balik, pamrih, apalagi berbuat baik hanya untuk intrik, taktik, politik, dan kepentingan pribadi, kelompok, golongan, partai, oligarki, cukong, hingga dinasti.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Melakukan perbuatan baik, tidak harus menunggu hadirnya bulan Ramadhan, pun tidak perlu ada embel-embel dan alasan. Terlebih kini, sedang dalam bulan penuh berkah dan ampunan.

Maka, setiap orang tentu akan berlomba-lomba menebar kebaikan sesuai dengan kemampuannya. Sebab menebar dan berbuat kebaikan, mau kebaikan kecil, sedang, atau besar, pada dasarnya tidak butuh alasan dan butuh penilaian agar terlihat baik.

Melakukan perbuatan baik juga bukan karena ada sesuatu tujuan terselebung di balik kabaikan yang diperbuat. Tidak perlu juga meneladani pihak-pihak yang sekarang sedang sok berbuat baik kepada rakyat, tetapi di balik kebaikan itu ada sesuatu yang diharapkan karena ada kepentingan. Ada embel-embelnya. Ada konsekuensi yang disasar.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dalam Al-Qur`an, (Al-Zalzalah: 7-8) disebutkan, “Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)-nya, dan barangsiapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)-nya."

Dari ayat tersebut dipahami bahwa perbuatan baik sekecil apa pun, ada balasanNya. Perbuatan jahat sekecil apa pun, juga ada balasanNya.

Jadikan obat

Pada dasarnya, perbuatan baik adalah wujud kasih sayang dan kepedulian terhadap sesama dan lingkungan. Bagi orang yang sudah terbudaya melakukan kebiasaan berbuat baik, bahkan menjadi semacam hobi, tentu karena mereka telah merasakan manfaat dan hal positif dari perbuatan baik yang ikhlas, tanpa ada tujuan terselubung dari perbuatan baiknya.

Karena, bagi orang yang terbiasa dan terbudaya melakukan perbuatan baik, perbuatan baik tak ubahnya sebagai obat, di antaranya:

Pertama, perbuatan baik manjur mengatasi stres. Bila kita memiliki masalah yang sampai membikin stres, terapi paling manjur adalah berlomba untuk berbuat baik. Metode ini dapat membantu mengalihkan fokus dari permasalahan yang dihadapi. Karena melakukan perbuatan baik, tak ubahnya, kita sedang berbuat baik untuk diri sendiri.

Efeknya, pikiran akan jadi lebih tenang serta bisa beristirahat sejenak dari berbagai beban yang dimiliki. Hal ini sudah terbukti, banyak dilakukan olah orang-orang. Dan, faktanya, berbuat kebaikan bisa menjadi self healing untuk mengelola atau mengatasi stres.

Kedua, baik untuk kesehatan tubuh. Menebar kebaikan, membantu otak untuk menyalurkan energi positif ke seluruh badan. Otomatis, menolong organ tubuh lainnya, agar bekerja lebih baik serta tidak mudah sakit.

Logikanya, saat kita bahagia dalam menjalani kehidupan, maka imun tubuh akan terjaga, sehingga bisa terhindar dari berbagai penyakit. Terlebih di masa pandemi corona.

Ketiga, menjadi benteng dari hal negatif. Menebar kebaikan, menjadi pondasi dan benteng pertahanan yang kokoh bagi kehidupan kita terhindar dari hal negatif.

Berbuat kebaikan juga tak hanya membuat jiwa dan raga sehat, namun juga bisa melindungi diri dari pengaruh negatif. Ini berkaitan dengan sudut pandang kita dalam memandang suatu permasalahan. Sehingga, kita akan mampu menghindari hal negatif.

Keempat, mempererat hubungan sosial. Berbuat kebaikan dapat mempererat hubungan sosial antara manusia. Kita dapat berbuat baik kepada keluarga dekat, saudara kandung sepupu, hingga saudara jauh.

Bisa juga bersama sahabat, rekan kerja, atasan, serta orang-orang di sekitar kita. Memulainya dari hal-hal sederhana. Misalnya saja dengan tersenyum ketika berpapasan, berterima kasih setiap kali mendapatkan pertolongan, sekecil apa pun. Atau menyemangati mereka yang membutuhkan motivasi.

Kelima, berpengaruh pada lingkungan. Bila kita berbuat baik kepada sesama, perbuatan kita akan memberi dampak, sehingga orang-orang di sekitar lingkungan kita juga akan turut tergerak dan terpengaruh.

Menebar kebaikan dapat dibilang sama dengan membuat karma positif bagi diri sendiri pun lingkungan.

Keenam, bernilai ibadah. Perbuatan baik sekecil apa pun, bila sebelum, saat, dan sesudah kita melakukannya, selalu diiringi dengan doa, maka InsyaAllah akan bernilai ibadah.

Ketujuh, menjadi amal jariyah. Menebar perbuatan baik, juga akan menjadi amal jariah bagi kita, bila perbuatan yang kita lakukan bermanfaat dan diteruskan oleh orang lain.

Semoga, kita termasuk orang-orang yang senantiasa diberikan waktu dan kesempatan berbuat dan menebar kebaikan semasa masih diberikan nafas hidup di dunia. Jangan pernah berpikir balasan, timbal balik, pamrih, apalagi berbuat baik hanya untuk intrik, taktik, politik, dan kepentingan pribadi, kelompok, golongan, partai, oligarki, cukong, hingga dinasti.

Ikuti tulisan menarik Supartono JW lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Kisah Naluri

Oleh: Wahyu Kurniawan

Selasa, 23 April 2024 22:29 WIB

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Kisah Naluri

Oleh: Wahyu Kurniawan

Selasa, 23 April 2024 22:29 WIB