x

Mengenalkan sastra kepada sejak dini.\xd (Sumber: Pixabay)

Iklan

Hanna Maulida Syifa

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 22 April 2022

Senin, 9 Mei 2022 18:46 WIB

Sastra Anak Sebagai Sarana Pembelajaran Bahasa dan Sastra untuk Menumbuhkan Berbagai Karakter di Era Global

PENDAHULUAN Sastra anak merupakan karya sastra yang dibuat untuk anak. Meskipun demikian, tidak jarang orang dewasa pun turut membacanya. Di dalam sastra anak tersebut, menggunakan bahasa yang dapat dimengerti oleh anak agar mudah untuk dipahami, seperti cerpen, puisi, fabel, dongeng, dsb. Jenis karya sastra tersebut dapat ditujukan pada anak agar anak dapat mengambil kesimpulan akan tindakan yang diperbuat tokoh dikehidupan sehari-harinya dan dapat mengontrol emosi dari cerita yang ada. Bukan hanya diperlihatkan dengan karya sastranya saja, peran orang tua pun penting dalam membimbing anak mengambil keteladanan dengan benar. Untuk itu, kita akan membahas tentang pengertian dari sastra anak dan manfaat dari pembelajaran bahasa dan sastra untuk menumbuhkan berbagai karakter di era global ini.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Menurut Sumardjo & Saini (1997, hlm. 3) berpendapat bahwa Sastra adalah ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran konkret yang membangkitkan pesona dengan alat bahasa. Sedangkan menurut Semi (1988:8) mendefinisikan sastra sebagai suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Jadi, sastra adalah suatu karya yang mengungkapkan pemikiran  manusia berupa lisan maupun tulisan menggunakan bahasa sebagai mediumnya.

Sastra anak adalah sastra terbaik yang dibaca anak dengan karakteristik yang beragam, tema, dan format (Sarumpet, 2010:2). Sastra anak ditulis menyesuaikan dengan pola pikir dan cara pandang anak yang di dalamnya mengandung banyak keteladanan dari pengalaman yang di alami oleh tokoh dalam karya sastra tersebut dan juga mencerminkan perasaan. Terdapat beberapa hal yang berkaitan dengan sastra anak. Pertama, sastra anak adalah sastra yang di tulis untuk anak sebagai tujuan utamanya, seperti pada majalah Bobo, Paman Gober, Donal Bebek, film nussa dan rara,  finding nemo, upin ipin, dsb. Kedua, sastra anak berupa cerita yang menggambarkan pengalaman, berupa pengalaman baik ataupun buruk. Disini, peran orang tua lah yang penting dalam menafsirkannya kepada anak agar tidak salah mengambil contoh keteladanan. Ketiga, sastra anak adalah sastra yang bersifat imajinatif atau fiktif. Maksudnya, tidak semua yang dialami oleh tokoh benar-benar terjadi. Topik yang terdapat dalam sastra anak dapat mencakup semua yang dekat dengan dunia anak, kehidupan manusia, binatang, bahkan tumbuhan yang mengandung nilai-nilai pendidikan dan moral.

Genre sastra anak dapat digolongkan seperti genre sastra orang dewasa. Menurut Winarni (2014:9) sastra anak dapat digolongkan menjadi tiga macam yakni puisi, prosa, dan drama.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pertama, puisi. Puisi anak adalah puisi yang berbeda dengan puisi dewasa pada sisi rima, irama, pola, bunyi, pengulangan, dan citraan. Puisi anak juga menggunakan bahasa yang menyesuaikan daya jangkau anak-anak. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), puisi merupakan ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait. Puisi juga diartikan sebagai gubahan dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat. Sedangkan puisi anak merupakan puisi yang berisikan kegembiraan. Harus berupaya untuk memperbaiki ketajaman imajinasi visual serta kata yang dipakai untuk mengembangkan imajinasi, serta bisa mendengar kata dengan cara yang baru. Mengutamakan bunyi bahasa serta membangkitkan semangat bermain bahasa. Meskipun demikian, unsur yang terdapat dalam puisi dewasa dan puisi anak sama, diantaranya tema, rasa, nada, dan amanat. Menurut Winarni (2014:9) ada tiga unsur pokok yang terkandung di dalam puisi. Pertama, meliputi pemikiran, ide, atau emosi; kedua, bentuknya; ketiga, kesannya. Dapat dikatakan puisi itu mengekspresikan pemikiran yang membangkitkan perasaan, yang merangsang imajinasi pancaindra dalam susunan yang berirama. Puisi anak dapat di temukan di berbagai media, misalnya koran, majalah, bahkan di internet.

Kedua, prosa. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), prosa adalah karangan bebas (tidak terikat oleh kaidah yang terdapat dalam puisi). Sedangkan menurut Zainuddin (1991), prosa adalah pengungkapan peristiwa secara jelas dengan penguraikan seluruh pikiran dan perasaan serta tidak terikat syarat-syarat tertentu dalam sebuah karya sastra. Prosa memiliki berbagai jenis, diantaranya cerpen, dongeng, cerita rakyat, novel, dsb. Unsur yang terdapat pada prosa diantaranya tema, tokoh, alur, latar, sudut pandang, gaya bahasa, dan amanat.

Ketiga, drama. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), drama adalah komposisi syair atau prosa yang diharapkan dapat menggambarkan kehidupan dan watak melalui tingkah laku (akting) atau dialog yang dipentaskan. Drama juga merupakan sebuah karya sastra yang digunakan sebagai media untuk mengekspresikan ide dan emosi melalui rangkaian dialog antara seorang aktor dan sebuah adegan yang tujuan utamanya ditampilkan.

Setiap karya sastra tentunya memiliki manfaat, baik puisi, pantun, cerpen, dongeng, dsb. Karya sastra anak pun memiliki manfaat tersendiri, diantaranya:

  1. Membawa kesenangan maupun kegembiraan bagi anak-anak;
  2. Menumbuhkan daya imajinasi, membantu mereka memikirkan tentang kehidupan, pengalaman, dan ide;
  3. Memberikan pengalaman baru yang dapat di rasakan dan di alami sendiri;
  4. Mengembangkan wawasan kehidupan anak ke dalam perlaku manusia;
  5. Memperkenalkan pengalaman universal pada anak;
  6. Melestarikan warisan sastra yang ada.

Sastra dapat berfungsi baik sebagai sarana hiburan maupun sebagai media yang mendidik  anak. Sastra dapat memenuhi kebutuhan anak, kepuasan pribadi, dan perkembangan kemampuan berbahasa. Kepuasan pribadi anak setelah membaca sebuah karya sastra adalah penting. Selain mempengaruhi kemampuan membaca, karya sastra juga membantu mengembangkan wawasan bagi anak. Fungsi sastra sebagai penggerak bahasa dapat digambarkan sebagai nilai pendidikan. Anda juga dapat mempelajari bahasa secara tidak langsung dengan mempelajari sastra anak, seperti lagu teater, lagu puisi, lagu anak-anak, dan jenis karya sastra lainnya.

Kepribadian atau karakter adalah sifat internal yang mempengaruhi semua pikiran, perilaku, kepribadian manusia, dan makhluk hidup lainnya. Membina segala pikiran, tindakan, kepribadian, dan kepribadian yang baik harus diajarkan sejak kecil sehingga menjadi kebiasaan yang alami. Karena sastra anak mengandung banyak hal yang bermanfaat, maka perilaku baik atau tidaknya seseorang juga dapat dibentuk oleh karya sastra, khususnya sastra anak. Anak yang berkepribadian baik harus dibiasakan untuk sering membaca dan mendengarkan orang tua dan guru agar dapat meniru kepribadian baik mereka dalam cerita. Melalui cerita yang dibaca dan dibaca orang dewasa, anak-anak mendapatkan contoh yang baik dari tokoh-tokoh dalam cerita.

Dengan demikian, sastra anak dianggap sebagai pembentukan berbagai karakter, karena nilai dan moral yang terkandung dalam karya sastra anak tersebut tidak disampaikan secara langsung, melainkan melalui cerita dan metafora. Dengan adanya pembelajaran melalui sastra ini proses pendidikan menjadi menarik, menyenangkan, dan tidak mudah terasa bosan.

Ikuti tulisan menarik Hanna Maulida Syifa lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler