x

Pertumbuhan eceng gondok yang tidak terkendali

Iklan

Tiara Norinda Safitri

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 Mei 2022

Selasa, 31 Mei 2022 18:56 WIB

Gulma Eceng Gondok Rawa Pening Jadi Bahan Kerajinan Tangan yang Menunjang Perekonomian

Banyaknya Tanaman eceng gondok yang tumbuh masif dan subur di kawasan Rawa Pening telah dimanfaatkan oleh penduduk sekitar untuk dikeringkan kemudian dijual kepada para pengrajin untuk dijadikan sebagai kerajinan yang bernilai seni dan ekonomi tinggi. Hal ini memperlihatkan bahwa tanaman eceng gondok dapat dijadikan sebuah kerajinan tangan yang ramah lingkungan dan memiliki peluang usaha yang cukup menjanjikan. Sayangnya kebanyakan masyarakat di daerah Rawa Pening belum bisa memanfaatkan eceng gondok kering tersebut menjadi kerajinan ekonomis yang bernilai tinggi karena beberapa keterbatasan yang dimiliki. Masyarakat lebih memilih menjual produk mentahnya kepada para pengrajin daripada membuat kerajinan sendiri. Penulisan artikel ini bertujuan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar melalui inovasi yang diberikan melalui pelatihan serta peningkatan sarana promosi dengan memanfaatkan teknologi digital. Metode penelitian yang digunakan yaitu studi lapangan dan studi kepustakaan dengan penulisan bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian ini yakni diketahui terdapat segelintir masyarakat yang telah memanfaatkan eceng gondok menjadi sebuah kerajinan, namun masih terdapat banyaknya pula masyarakat yang belum dapat memanfaatkan eceng gondok menjadi sebuah kerajinan karena terdapat beberapa keterbatasan. Selain itu menurut masyarakat solusi pada artikel ini dapat diterima untuk menjadi solusi perekonomian masyarakat sekitar Rawa Pening

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Indonesia merupakan negara yang memiliki berjuta keanekaragaman kekayaan didalamnya, dari banyaknya kekayaan tersebut terdapat danau yang dijadikan sebagai sumber air dan memberi manfaat di dalamnya. Salah satu dari ribuan danau yang tersebar di indonesia adalah danau Rawa Pening. Danau ini merupakan salah satu danau terbesar di Kabupaten Semarang yang memiliki potensi dan kebermanfaatan bagi masyarakat sekitar yang diantaranya sebagai sumber air, sumber mata pencaharian dan tempat rekreasi. Rawa Pening termasuk kategori danau dengan kondisi yang tidak terawat karena banyaknya gulma berupa eceng gondok yang memenuhi area Rawa Pening karena pertumbuhannya yang tak terkendali. 

Eceng gondong memberi beberapa dampak buruk bagi perairan Rawa Pening, hal ini dikarenakan pertumbuhan eceng gondok yang tidak terkendali. Meskipun eceng gondok dapat dimanfaatkan oleh masyarakat, namun tanaman ini akan mengendap di dasar air yang mengakibatkan seiring berjalannya waktu perairan akan menjadi semakin dangkal. Hal tersebut telah terbukti dengan dangkalnya perairan rawa pening, beberapa Kecamatan di sekitarnya mengalami banjir karena luapan air dari rawa pening. Untuk menangani masalah ini pengangkatan tanaman eceng gondok dilakukan setiap tahun guna mengurangi populasi yang tidak terkendali, namun hal itu hanya sementara menyelesaikan masalah peningkatan jumlah tanaman eceng gondok (Yosa,2019).

Eceng gondok merupakan tanaman yang memberi dampak bagi ekosistem, namun disatu sisi tanaman ini juga menjadi sumber mata pencaharian bagi sejumlah warga di Kecamatan Banyubiru dan Ambarawa, hal ini karena adanya tanaman eceng gondok yaitu batang dari tanaman eceng gondok dapat dijadikan bahan utama kerajinan anyaman, media tanam jamur dan pakan hewan ternak (Guritno,2003). Fokus dalam penelitian ini adalah memberi inovasi akan bagaimana masyarakat sekitar rawa pening supaya dapat memanfaatkan eceng gondok untuk kerajinan hingga membantu perekonomian mereka. Inovasi ini ada karena melihat potensi SDA yang ada disekitar Rawa Pening namun tidak diimbanginya SDM yang ada. Kebanyakan masyarakat di sekitar Rawa pening memanfaatkan eceng gondok hanya dalam keadaan basah atau kering dengan proses penjemuran, setelah itu mereka mengirim eceng gondok tersebut ke pengrajin yang ada di Jogja. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Inovasi berupa program pemberdayaan masyarakat serta pemanfaatan teknologi sebagai sarana promosi akan dilaksanakan dengan memfokuskan pada potensi yang dimiliki lingkungan sekitar tak lain eceng gondok. Kegiatan untuk menjadikan eceng gondok sebagai kerajinan tangan menjadi salah satu prospek yang menjanjikan karena produk tersebut dapat menjadi pendukung dalam pertumbuhan ekonomi masyarakat sekitar. Adanya program tersebut juga menjadi salah satu solusi untuk mengurangi angka pengangguran di sekitar kawasan rawa pening dan meningkatkan pendapatan serta kualitas sumber daya manusia agar dapat tercipta lapangan kerja yang baru dengan mengoptimalkan sumber daya alam dan potensi yang ada. Program pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan pembuatan kerajinan dari eceng gondok juga ditujukan untuk memfasilitasi masyarakat yang memiliki keterampilan dan kreativitas untuk menjadikan eceng gondok sebagai nilai seni dan barang yang bermanfaat. 

 

METODOLOGI

Penulisan pada penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode deskriptif merupakan langkah-langkah dalam memecahkan suatu masalah dengan cara menjelaskan, menggambarkan, dan menganalisis objek permasalahan berdasarkan hasil wawancara dan observasi. Sedangkan pendekatan kualitatif adalah pendekatan yang data-datanya berupa deskripsi menggunakan kata-kata.

Objek dari permasalahan yang kami teliti, yaitu pemanfaatan hama eceng gondok melalui pelatihan kepada masyarakat yang berada di sekitar Rawa Pening serta peningkatan sarana promosi dengan memanfaatkan teknologi digital. Proses penulisan dalam artikel ini, penulis menggunakan sumber data primer dari hasil wawancara terhadap informan dan data sekunder yang diperoleh dari studi literatur yang diantaranya seperti jurnal, artikel dan data yang terkait. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 25-26 April 2022. 

Wawancara yang penulis lakukan yakni dengan wawancara mendalam. Wawancara mendalam merupakan teknik komunikasi langsung, dimana dalam mengumpulkan data peneliti melakukan komunikasi secara langsung dengan subjek penelitian baik dalam situasi yang sebenarnya ataupun buatan. Informan yang diwawancarai penulis berjumlah 2 orang yang keduanya merupakan masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar Rawa Pening yaitu Diana Eka yang bertempat tinggal di Kecamatan Banyubiru dan Catur Waluyo yang berada di Kecamatan Tuntang. 

Setelah melakukan wawancara mendalam, kemudian peneliti menggunakan metode kedua, yaitu observasi. Observasi sangat sesuai digunakan dalam penelitian yang mana dalam hal ini diartikan sebagai proses melihat situasi penelitian, yang diantaranya meliputi lokasi, UMKM yang telah memanfaatkan eceng gondok di rawa pening, dan potensi-potensi yang ada. 

 

HASIL DAN PEMBAHASAN

Potensi Nilai Jual Pada Eceng Gondok 

Keberadaan eceng gondok di Rawa Pening telah memberi dampak yang cukup berpengaruh terhadap ekosistem didalamnya. Pengaruh tersebut seperti mengganggu aktifitas nelayan dalam mencari ikan, memperburuk pemandangan, hingga menurunnya kualitas air di Rawa Pening. Keadaan buruk ini di tambah oleh pengaruh manusia seperti limbah dari restoran maupun rumah tangga yang dibuang seenaknya ke sungai hingga akhirnya limbah tersebut bermuara di Rawa Pening yang mengakibatkan kualitas air menjadi buruk dan keruh. Banyak dari petani eceng gondok yang sengaja membuang sisa panennya ke Rawa Pening begitu saja yang menyebabkan pembusukan di dasar danau sehingga mengakibatkan sedimentasi yang dapat memperburuk ekosistem serta kualitas air.

Langkah pemerintah untuk menangani eceng gondok yang menjadi permasalahan di Rawa Pening itu sendiri yakni dengan melakukan pengangkatan eceng gondok setiap tahunnya. Namun sayangnya upaya pemerinta ini hanya sebuah program yang dilaksanakan dalam satu waktu sehingga hingga saat ini terlihat masih banyaknya eceng gondok yang muncul di permukaan Rawa Pening. Selain pemerintah masyarakat pun juga telah melakukan upaya-upaya untuk menangani masalah eceng gondok ini seperti pengangkatan eceng gondok melalui organisasi yang ada serta memanfaatkan eceng gondok untuk dijual. 

Pemanfaatan eceng gondok untuk dijual ini memberi sinyal positif bahwa terdapat potensi yang besar agar eceng gondok yang dinilai sebagai hama dapat menjadi sesuatu yang memberikan nilai ekonomi. Pemanfaatan eceng gondok untuk dijadikan sebagai sesuatu yang menghasilkan nilai ekonomi ini terdapat beberapa proses atau tahapan yang diantaranya:

Panen Basah 

Pola ini merupakan tahapan yang paling sederhana dimana tahap ini sering dilakukan oleh masyarakat sekitar rawa pening terutama yang tinggal di daerah Kecamatan Banyubiru, Bukit cinta dan Desa Rowoboni karena di daerah itu terdapat kawasan pelelangan ikan yang mana menjadi pangkalan pengumpulan hasil dari mencari batang-batang eceng gondok dari Rawa Pening. Tahap ini dapat memudahkan penjualan eceng gondok karena petani dapat menjual cepat hasil eceng gondok tanpa mengolah serta sistem pemasarannya yang mudah karena sudah terdapat permintaan khususnya pengrajin eceng gondok dari kota Yogyakarta.

 

Pola Kering

Pola pemanfaatan ini sebelum eceng gondok dijual dijemur terlebih dahulu dibawah terik sinar matahari. Meskipun tidak seterik cuaca panas pada pantai namun penjemuran di sekitar Rawa Pening juga membuahkan hasil kekeringan yang cukup baik. Tahap ini sering dilakukan masyarakat di sekitar Rawa Pening terlihat bahwa di setiap hari di dekat rel kereta api, jalanan, hingga pekarangan rumah warga, tersusun rapi eceng gondok yang diperoleh dari Rawa Pening. 

 

Pola Anyam

Pada tahap ini eceng gondok yang telah dikeringkan kemudian dianyam yang nantinya akan dibentuk sekreatif mungkin hingga memiliki nilai jual yang tinggi. Pada tahap ini masyarakat jarang sekali yang menekuninya, dari hal ini maka dapat dikatakan bahwa masyarakat di sekitar Rawa Pening jarang yang berprofesi sebagai pengrajin eceng gondok. Masyarakat di sekitar Rawa Pening lebih memilih menjual hasil eceng gondok kepada pengepul dalam bentuk basah dan kering. Karena untuk membuat menjadi barang setengah jadi biasanya terjadi di kota-kota sentra kerajinan seperti Jogja dan Solo. 

Dari ketiga tahap tersebut, pola anyam lah yang memiliki nilai jual yang tinggi. Jika melihat kondisi yang ada masyarakat sekitar Rawa Pening lebih memilih untuk menjualnya dalam bentuk basah dan kering karena dinilai proses penjualannya yang mudah. Maka dari itu sangat disayangkan apabila rawa pening yang memiliki eceng gondok yang melimpah kemudian pemanfaatannya kurang untuk dimaksimalkan. Berangkat dari ini penulis berharap bahwa masyarakat sekitar Rawa Pening dapat memanfaatkan semaksimal mungkin eceng gondok yang ada supaya bermanfaat untuk mendongkrak perekonomian masyarakat sekitar. Harapan tersebut tentunya dibarengi oleh solusi yang dapat ditawarkan yakni melalui pelatihan serta peningkatan sarana promosi dengan memanfaatkan teknologi digital.

 

Inovasi Untuk Meningkatkan Nilai Jual Eceng Gondok 

Inovasi yang diberikan pada artikel ini ditujukan untuk memberdayakan masyarakat di sekitar rawa pening, dimana mereka yang sudah mampu memanfaatkan eceng gondok untuk dikeringkan dan dijual kepada para pengrajin dapat memaksimalkan lebih menjadi kerajinan tangan guna menjadikan eceng gondok memiliki nilai yang lebih. Karena sebagai mahasiswa tentunya sudah saatnya berperan penting di masyarakat untuk menghadirkan perubahan kearah yang lebih baik untuk masyarakat.

Kebanyakan masyarakat di sekitar rawa pening belum mampu memanfaatkan potensi tersebut dan hanya menjual eceng gondok dalam keadaan kering. Beberapa solusi yang ditawarkan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut adalah: 

Pelatihan Pembuatan Kerajinan

Pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan pembuatan kerajinan tangan dari eceng gondok dilakukan secara bertahap, yakni dengan menggaet organisasi di sekitar seperti karang taruna wilayah sekitar dan kelompok Ibu-ibu PKK. Setelah bekerjasama dengan organisasi sekitar kita mengadakan penyuluhan kepada masyarakat untuk memberikan pembekalan materi mengenai potensi ekonomi dari eceng gondok yang nantinya setelah pembekalan tersebut akan dilakukan registrasi kepada warga yang ingin ikut dalam kepelatihan pembuatan kerajinan. Setelah itu kepelatihan kerajinan akan dilaksanakan.

Pendampingan

Pengelola kegiatan nantinya akan mendampingi masing-masing kelompok pengrajin anyaman eceng gondok untuk dijadikan sebagai kerajinan tangan. Kelompok masyarakat didampingi dalam proses pengrajinan agar masyarakat tahu bagaimana cara cara atau step by step membuat eceng gondok kering menjadi sebuah kerajinan melalui beberapa tahapan yang benar.

Pemasaran

Di era digital saat ini kita sudah saatnya memanfaatkan layanan teknologi yang ada guna memasarkan produk. Saat ini segelintir kerajinan eceng gondok yang dijual di sekitar Rawa Pening hanya dijual melalui mulut ke mulut, hal ini lah yang mejadikan peminat kerajinan eceng gondok sedikit. Maka dari itu di dalam rangkaian inovasi kegiatan ini pada tahap akhir akan dilakukan pelatihan pemasaran dengan memanfaatkan e-commerce baik itu melalui media sosial seperti Instagram dan Facebook serta aplikasi jual beli online seperti Shopee dan Tokopedia. Dengan adanya e-commerce penjualan eceng gondok tidak harus perlu menyewa toko, mereka dapat membuka toko online dari rumah mereka masing-masing. Tak lupa pada serangkaian pelatihan pemasaran pihak pengelola nantinya akan memberi materi berupa desain sederhana guna menarik produk untuk lebih dilirik masyarakat umum.

 

Dari inovasi yang ditawarkan tersebut penulis mewawancarai dua orang informan yang merupakan bagian dari remaja karang taruna di daerahnya masing-masing. Berdasarkan hasil wawancara dengan kedua informan tersebut mereka menanggapinya dengan respon positif dimana dengan adanya penelitian ini mereka berharap bahwa dengan adanya inovasi tersebut dapat terealisasikan. Berdasarkan wawancara ini pula kedua informan juga memberikan pendapat mereka masing-masing.

Berikut pernyataan dari Catur Waluyo

“Inovasi ini perlu dibuatkan sebuah proposal untuk diajukan kepada pemerintah daerah setempat guna mendapat bantuan dana agar nantinya serangkaian acara dapat berjalan lancar dan fasilitas-fasilitas dalam kegiatan ini maksimal”.

Sementara itu Diana Eka memberi pernyataan

“Inovasi ini sangat sangat bagus untuk direalisasikan, karena di daerahku eceng gondok hanya sekedar dikeringkan oleh masyarakat di sekitar padahal kebanyakan dari mereka adalah ibu rumah tangga yang seharusnya mereka memiliki banyak waktu luang dirumah. Maka akan lebih baik jika ibu rumahtangga tersebut menjadikan eceng gondok sebagai kerajinan dan menjualnya pun melalui rumah masing-masing, toh sekarang disini juga sudah maju”.

 

SIMPULAN

Berdasarkan penelitian ini disimpulkan bahwa eceng gondok yang merupakan permasalahan utama di Rawa Pening karena dapat mengganggu ekosistem serta sektor pariwisata yang ada dapat dimanfaatkan untuk dijadikan nilai jual yang dapat menghasilkan secara ekonomi. Namun sayangnya dalam pemanfaatan tersebut masyarakat sekitar Rawa Pening rata-rata menjual eceng gondok pada tahap basah dan kering saja, padahal jika eceng gondok tersebut di proses lagi maka akan menambah nilai karya seni serta ekonomi yang lebih tinggi. Sangat disayangkan apabila dengan potensi eceng gondok yang melimpah namun tidak dibarengi dengan kualitas SDM yang lebih baik. Berangkat dari hal tersebut penulis beranggotakan Mafaza, Tiara, Zulfa, dan Shinta yang merupakan mahasiswa Universitas Negeri Semarang mencoba memberi solusi berupa inovasi guna meningkatkan nilai ekonomi. Inovasi tersebut berupa pelatihan serta peningkatan sarana promosi dengan memanfaatkan teknologi digital. Kemudian dari inovasi tersebut kami mewawancarai masyarakat sekitar terkait tanggapan akan adanya inovasi ini, dan dari tanggapan tersebut hal ini merupakan langkah yang positif dan akan berguna bagi masyarakat apabila dapat terealisasi. Harapannya baik dari pemerintah maupun masyarakat setempat mampu untuk memaksimalkan sumberdaya yang ada dengan beberapa inovasi yang ditawarkan. Sebagai salah satu sarana untuk mengatasi permasalahan pendangkalan danau akibat banyaknya eceng gondok dan sumber peningkatan perekonomian masyarakat.

 

DAFTAR PUSTAKA

Aswari, S. A. (2017). Pemberdayaan Masyarakat Melalui Kegiatan Kerajinan Tangan Eceng Gondok ‘Iyan Handicraft’(Studi Di Dusun Kenteng, Gadingsari, Sanden, Bantul, Yogyakarta). Diklus: Jurnal Pendidikan Luar Sekolah, 1(2), 194-208.

Pudjowati, J., Wahyuni, S. T., Afifah, N. N., Safi'i, B. A. C., & Kabarudin, K. M. (2021). Pemanfaatan Tanaman Enceng Gondok Sebagai Peluang Usaha Kerajinan Anyaman Di Kelurahan Kebraon Karangpilang Surabaya. Jurnal Pengabdian Masyarakat Indonesia, 1(2), 65-70.

Utomo, A. W. 2016. MERAJUT HIDUP DARI BENGOK Pola-Pola Pemanfaatan Bengok (Eceng Gondok) Disekitar Danau Rawa Pening Dalam Perspektif Pembangunan Berkelanjutan. Cakrawala, 5(2).

Ikuti tulisan menarik Tiara Norinda Safitri lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu