x

Ilustrasi Cinta Alam. Foto: Fethi Bouhaouchinedari Pixabay.com

Iklan

Slamet Samsoerizal

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 30 Maret 2022

Senin, 6 Juni 2022 10:00 WIB

Hari Lingkungan Hidup Sedunia dan Pentingnya Bermesraan dengan Alam

Tema perayaan Hari Lingkungan Hidup Sedunia adalah #OnlyOneEarth yang mengingatkan siapa saja agar hidup harmonis dengan alam. Penumbuhan budaya hidup sehat dan akrab dengan alam dapat dimulai di sekolah.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

World Environment Day atau “Hari Lingkungan Hidup Sedunia” (HLHS) diperingati setiap tanggal 5 Juni. Dikutip dari laman Instagram resmi United Nations Environment Programme (UNEP), tema yang diangkat dalam peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia tahun ini adalah #OnlyOneEarth.

Pemilihan topik tersebut bertujuan agar seluruh masyarakat dunia dapat hidup harmonis dengan alam. Tahun ini, Swedia terpilih sebagai tuan rumah penyelenggaraan Hari Lingkungan Hidup Sedunia. Penyelenggaraan ini bertepatan dengan peringatan 50 tahun Konvensi Stockholm (1972), tempat lahirnya sebuah traktat internasional pertama, dengan fokus terhadap perlindungan lingkungan dan kesehatan umat manusia dari bahan kimia beracun.

Tema #OnlyOneEarth merupakan bentuk kampanye untuk Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2022. Kampanye ini menyerukan tindakan kolektif dan transformatif dalam skala global untuk merayakan, melindungi, dan memulihkan planet kita.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dikutip dari laman resmi Kementerian Lingkungan Hidup dan Khutanan (KLHK) RI, Hari Lingkungan Hidup Sedunia tahun ini kembali diperingati dengan tema yang sama seperti 50 tahun yang lalu yaitu “Only One Earth” (Sustainably in Harmony with Nature). Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menetapkan tema Hari Lingkungan Hidup (HLH) untuk Indonesia yaitu "Satu Bumi untuk Masa Depan".

Sayangnya - amat disayangkan-  bahwa PPID (Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi) KLHP  lewat laman http://ppid.menlhk.go.id/ menerbitkan Panduan  “Hari Lingkungan Hidup 2022” ini hanya memuat hal secara teknis, tetapi tidak memuat materi yang substansial.

Dalam panduan tersebut hanya memuat pokok-pokok tentang tema dan logo.  Panduan sejumlah 10 halaman tersebut, malah memuat hal-hal yang tidak penting seperti: penggunaan, tipografi, palet warna, penyebarluasan di media sosial: twibonz,spanduk, dan umbul-umbul logo HLH 2022.

Materi urgen yang seharusnya penting disampaikan, malah diabaikan. Apa sajakah? Pentingnya merawat lingkungan hidup, bagaimana mewujudkan aksi HLH 2022 ini kepada seluruh warga Indonesia. Kemudian, pemanasan global yang berimbas juga ke Indonesia.

Perubahan cuaca ekstrim dan isu-isu lain yang sedang mengemuka belakangan ini. Perlu ditekankan dalamPanduan tersebut menyadarkan kepada warga bahwa Lingkungan Hidup menjadi bagian penting bagi manusia, satwa dan tumbuhan lainnya di seluruh planet bumi ini.

 

Aksi Sekolah

 Program apa pun namanya dalam payung bernama “Kesehatan Lingkungan Sekolah” hendaknya tidak hanya seremonial.  Artinya, program tentang kesehatan lingkungan digeber bahkan mengesankan ugal-ugalan, hanya disebabkan sekolahnya ditunjuk Dinas Pendidikan, mewakili wilayah atau provinsi sebagai sekolah sehat.

Mulailah geliatnya. Semua ditata. Mulai dari halaman depan sampai belakang. Dari berbagai samping pun dibenahi. Gedung sekolah yang tampak kumuh tembok dan ruang-ruang  kelasnya, mendadak terang benderang. Cat baru dengan warna menyejukkan dipamerkan.

Taman-taman tampak mulai tertata. Ada Taman Obat Keluarga (TOGA) yang berisi tanaman obat-obatan herbal. Tanaman yang semula hanya ada kunyit, itu pun tidak terawat, kini ditambahi dengan kumis kucing, kencur,dan daun sirih.

Semua sudut terisi. Pot-pot cantik dengan tanaman bunga warna-warni berjajar. Tangga-tangga besi yang dipesan khusus buat menata pot dibuat semenarik mungkin. Semua jadi indah. Sekolah tidak hanya bersih, asri, namun bikin sehat warga sekolah.

Giat semacam itu justru diharapkan akan menjadi bagian dari budaya sekolah. Bukan tersebab seremonial. Para peserta didik, mulai dari PAUD,TK,SD, SMP,SMA dan SMK hendaknya ditumbuhkan kebiasaan hidup sehat melalui ragam giat.

 Pertama, ketika peserta didik memasuki halaman sekolah. Hal-hal yang perlu dilakukan adalah tetap menerapkan protokol kesehatan, dengan mencuci tangan dengan sanitizer, tetap bermasker, dan mengajak mereka membersihkan lingkungan saat mereka akan memasuki kelas. Misalnya, jika melihat sampah lalu megambil dan membuangnya di tempat-tempat yang ditentukan.

Untuk membiasakan perawatan lingkungan, sekolah dapat membudayakan perilaku semua peserta didik. Misal, dengan membentuk piket merawat taman. Sejumlah taman yang ada, dapat dimiliki semua peserta didik. Piket kelas, yang sudah membudaya agar lebih ditingkatkan.

Kedua, kerja sama sekolah dengan lembaga dan instansi terkait perlu dioptimalkan. Dinas Kebersihan, misalnya dapat memberikan edukasi tentang cara mengelola sampah sekolah secara efektif. Ini dimulai dari pemilahan sampah organik dan anorganik hingga pendaurulangan sampah.

Lingkungan sekolah yang asri tentu berpengaruh pada kenyamanan peserta didik dalam belajar. Dampak lainnya adalah kesehatan warga sekolah akan terjamin.  Prestasinya pun dirasakan oleh warga sekolah, baik secara prestasi akademis maupun prestasi non-akademis.

Ini tidak saja berlaku bagi warga sekolah yang berada di sekolah, tetapi orang tua dan masyarakat juga sangat merasakannya. Hidup harmonis dengan alam dapat dimulai dari lingkungan sekolah. Semoga!

 

Ikuti tulisan menarik Slamet Samsoerizal lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu