x

Cover Buku Awal dan Mira

Iklan

Shakila Da'watunnisa

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 23 Mei 2022

Senin, 20 Juni 2022 09:51 WIB

Unsur Intrinsik pada Drama Awal dan Mira

Unsur Intrinsik Drama "Awal dan Mira"

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

UNSUR INTRINSIK DRAMA “AWAL DAN MIRA”

Sastra lahir melalui proses pergulatan sastrawan dengan kondisi sosial-budaya zamannya. Maka, membaca karya sastra hakikatnya membaca keadaan masyarakat dan budaya yang terungkap dalam karya itu. Jadi, sastra menyimpan pemikiran sastrawannya juga.

Karya sastra adalah ungkapan perasaan manusia yang bersifat pribadi yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam bentuk gambaran kehidupan yang dapat membangkitkan pesona dengan alat bahasa dan dilukiskan dalam bentuk tulisan. Karya sastra dapat digolongkan ke dalam dua kelompok, yaitu karya sastra imajinatif dan karya sastra non-imajinatif.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Di pembahasan kali ini hanya akan membahas salah satu jenis karya sastra imajinatif yaitu drama. Menurut Jacob Sumardjo dan Saini K.M dalam buku "Apresiasi Kesusastraan" Drama adalah karya sastra yang mengungkapkan cerita melalui dialog-dialog para tokohnya. Pokok drama adalah cerita yang membawakan tema tertentu, diungkapkan oleh dialog dan perbuatan para pelakunya.

Karya sastra yang akan dibahas adalah Awal dan Mira karya sastra yang sampai saat ini masih tetap relevan dan menarik untuk dibaca dan kembali dibaca. Sejak terbit pertama kali (1951), menurut Taufik Ismail, naskah drama ini dan naskah-naskah drama karya Utuy Tatang Sontani yang lainnya sudah sering dipentaskan di panggung teater oleh siswa sekolah menengah maupun oleh kelompok teater profesional.

Meskipun lahir sebagai sebuah naskah drama, Awal dan Mira tetap bisa dinikmati sebagai layaknya sebuah prosa. Awal dan Mira mengisahkan fragmen (cuplikan) kehidupan masa pascaperang melalui sepasang tokoh bernama Awal dan Mira. Perang disebut sebagai pembunuhan manusia dan kemanusiaan sehingga yang tersisa tinggal badut-badut yang bergentayangan menyerupai manusia tanpa jiwa.

Pada pembahasan inti kali ini adalah unsur intrinsik pada drama Awal dan Mira. Unsur intrinsik drama adalah unsur-unsur pembentuk drama dari dalam. Komponen-komponen yang termasuk sebagai unsur intrinsik drama antara lain:

  1. Judul

Drama yang akan dibahas berjudul Awal dan Mira

  1. Tema

Drama Awal dan Mira memiliki tema kemanusiaan.

  1. Alur

Alur cerita drama Awal dan Mira merupakan jenis alur maju. Hal ini dibuktikan dengan penulisan cerita yang menceritakan kehidupan pascaperang, perjuangan Awal dalam mendapatkan cinta Mira hingga mengetahui fisik Mira yang sebenarnya.

  1. Tokoh dan Penokohan

Berikut adalah penjelasan penokohan dalam drama Awal dan Mira:

  • Awal

Awal adalah tokoh utama dalam drama Awal dan Mira. Tokoh Awal merupakan pemuda bangsawan yang mencintai Mira. Awal memiliki kepribadian yang sangat tidak pantang menyerah untuk mendapatkan cinta Mira dan orang yang sangat emosional.

  • Mira

Mira adalah tokoh utama dalam drama Awal dan Mira. Mira gadis cantik penunggu kedai kopi dari kalangan rakyat jelata yang mengalami buntung kaki karena menjadi korban perang kemerdekaan. Mira orang yang sangat ramah kepada siapun yang datang ke kedai kopinya. Mira juga sangat pemberani, tegas, dan bijaksana dalam berbicara dan berperilaku.

  • Ibu Mira

Ibu Mira memiliki kepribadian yang baik hati, ramah dan pengertian.

  • Si Baju Putih dan Si Baju Biru

Mereka pemuda yang sangat tidak sopan dan terlalu mencampuri urusan orang lain.

  • Anak laki-laki berumur 13 tahun

Tokoh ini seorang yang amanah dilihat dari ia menyampaikan pesan dari Awal untuk Mira, dan menyampaikan pesan kembali dari Mira untuk Awal.

  • Laki-laki tua berumur 58 tahun

Tokoh ini sangat peduli pada Awal yang sedang menceritakan keresahan tentang cintanya kepada Mira.

  • Si Kacamata (wartawan)

Tokoh ini memiliki etika baik dalam berbicara dan sangat berterus terang.

  • Si Celana Pendek (juru potret)

Tokoh ini orang yang berterus terang.

  1. Dialog

Beberapa potongan sedikit dialog Awal dan Mira:

(Dialog Awal yang sedang membicarakan kepastian hatinya kepada Mira)

"Biar!" balas Awal lagi seraya tegak. "Aku mesti bicara padamu. Selama kau bukan aku, aku mesti bicara padamu ... bicara sampai antara kita tidak ada soal."

"Antara kita sudah tidak ada soal. Apa pula yang mesti dipersoalkan?"

"Kau belum menenteramkan hatiku."

"Itu menurut hatimu."

"Kau belum memberi ketegasan!"

"Itu menurut pendapatmu. Bagiku semuanya sudah tegas."

(Dialog Awal yang sudah mulai menyerah dengan cintanya kepada Mira. dan pernyataan cinta Mira kepada Awal)

"Sudah, Mira! Kita sudah kebanyakan bicara, sudah kebanyakan menghamburkan kata. Dan bagiku sudah jelas: selama kau bukan aku, tidak mungkin kau mengerti aku; selama duniamu bukan duniaku, tidak mungkin kau mengetahui apa yang tersimpan di lubuk hatiku. Tadinya aku masih percaya bahwa di dalam aku merasakan kekosongan dalam segala, aku masih akan menjumpai cinta dalam hatimu. Cinta manusia, yang merasakan perasaan yang dicintai. Tetapi cinta semacam itu ternyata tidak ada dalam hati siapa pun juga. Tidak ada di dalam hati manusia di zaman sekarang. Juga tidak dalam hatimu!"

Dan sehabis mengatakan itu, ia melangkah lagi. Melangkah akan meninggalkan kedai.

Tetapi Mira yang akan ditinggalkan cepat menyusul.

"Kalau kau bunuh diri aku pun bunuh diri!"

Berhenti lagi Awal berjalan. Dan tanyanya seraya menoleh:

"Apa? Kau tukang kopi, bunuh diri?"

"Aku cinta padamu," jawab Mira. Dan tambahnya seraya menyapu-nyapu mata: "Cinta dengan segenap jiwa rohaniku."

(Permintaan Mira kepada Awal terhadap cintanya)

“Kalau kau cinta padaku,” jawab Mira, “bunuh aku! Bunuh dengan segenap cintamu.”

(Hancurnya kedai Mira dan terbongkarnya fisik Mira yang sesungguhnya)

"Ma...mari. Mira," katanya terengah-engah,"ke... keluar!"

Mira bangkit berdiri, terus berjalan keluar kedai, mendapatkan Awal. Berjalan dengan menggunakan kruk pada kedua ketiaknya. Dan melihat itu, Awal yang sudah bernapas pendek-pendek itu mundur. Tangannya yang berdarah meraba kepalanya. Matanya yang berkeringat dikedip-kedipkan.

"Oh ..., " katanya hampir tidak kedengaran. Dan ia mundur lagi. Mundur dengan langkah sempoyongan akan jatuh.

"Ya, Mas," kata Mira seraya menyapu-nyapu air mata di pipi, "inilah kenyataanku. Kakiku buntung. Buntung karena peperangan. Tetapi lantaran inilah, Mas, lantaran ke atas aku cantik dan ke bawah aku cacat, selama ini aku bagimu merupakan teka-teki. Tetapi sekarang .... ".

  1. Latar

Latar waktu: suatu malam tahun 1951, latar tempat: di depan kedai kopi Mira, latar suasana: santai, tegang, marah, sedih.

  1. Sudut Pandang

Penggunaan sudut pandang pada drama Awal dan Mira adalah sudut pandang campuran.

  1. Konflik

Konflik drama Awal dan Mira adalah ketika Awal sudah menyerah dengan cintanya terhadap Mira yang selalu menghindarinya dan berniat pergi. Tetapi Mira yang akan ditinggalkan cepat menyusul.

"Kalau kau bunuh diri aku pun bunuh diri!"

Berhenti lagi Awal berjalan. Dan tanyanya seraya menoleh:

"Apa? Kau tukang kopi, bunuh diri?"

"Aku cinta padamu," jawab Mira. Dan tambahnya seraya menyapu-nyapu mata: "Cinta dengan segenap jiwa rohaniku."

  1. Amanat

Amanat yang dapat dipetik dari cerita drama Awal dan Mira adalah di zaman sekarang kita bisa memercayai siapapun, asalkan kita jangan pernah kecewa jika tidak sesuai harapan. Bahkan kita juga harus memercayai diri sendiri untuk tetap berdiri tegak di bawah kaki sendiri.

Sumber:

Sontani, Utuy Tatang. Awal dan Mira. Jakarta Timur: PT Intan Pariwara. 2011.

Sumardjo, Jakob dan Saini K.M. Apresisasi Kesusastraan. Jakarta: Gramedia. 1988.

Ikuti tulisan menarik Shakila Da'watunnisa lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu