x

Poster Film Ngeri-Ngeri Sedap

Iklan

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 6 Juli 2022

Kamis, 7 Juli 2022 14:07 WIB

Yuk, Intip DeKoMi, Film Ngeri Ngeri Sedap

Menelaah film Ngeri Ngeri Sedap dengan menggunakan teori roland Barthes sebagai bahan pembelajaran. Di dalam film Ngeri Ngeri Sedap terdapat point penting yaitu sebagai anak dan juga orang tua kita harus tetap belajar untuk mendapatkan kedekatan emosional antara anak dan orang tua.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Film Ngeri-Ngeri Sedap disutradarai oleh Bene Rajagukguk, memiliki durasi satu jam lima puluh empat menit, ternyata sangat diminati oleh masyarakat, terbukti dari jumlah penonton yang sudah menonton film ini, mencapai 2,2 juta penonton hingga saat ini. Film ini memiliki tema mengenai kehidupan keluarga. Di dalam film ini tentunya terdapat tokoh-tokoh di dalamnya, yaitu Pak Domu, Mak Domu, anak pertama Domu, anak kedua Sarma, anak ketiga Gabe, dan anak keempat Sahat.

Kehidupan keluarga pasti banyak lika-likunya, terutama ketika anak-anak sudah mulai beranjak dewasa, dan bisa menentukan pilihannya masing-masing. Sebagian orang tua dapat menerima pilihan dari anak-anaknya, sebagian lainnya juga tentu saja ada yang tidak dapat menerima pilihan anak-anaknya. Memang tidak semua orang dapat belajar untuk menerima adanya perbedaan, terutama perbedaan terhadap pilihan. Hal ini dapat kita lihat dari sikap Pak Domu yang tidak setuju dengan pilihan-pilihan yang akan dan telah ditentukan oleh anak-anaknya.

Nah untuk mengetahui ceritanya secara detail, saksikan film Ngeri-Ngeri Sedap di bioskop! Mari kita telaah film ini dengan Teori Roland Barthes. Di dalam teori Roland Barthes terdapat tiga point penting DeKoMi, yaitu menentukan denotasi, konotasi, serta mitos. Makna denotasi yang terdapat pada film Ngeri Ngeri Sedap sesuai dengan alur ceritanya yaitu di rumah Pak Domu, Bu Domu dan Sarma, Rumah kekasihnya Domu, Gabe di Ibukota, Sahat di Yogyakarta, di rumah Oppung Domu, dan sebagainya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kemudian makna denotasi juga terdapat pada judul filmnya yaitu Ngeri Ngeri Sedap, berdasarkan KBBI V ngeri memiliki arti berasa takut atau khawatir (karena melihat sesuatu yang menakutkan atau mengalami keadaan yang membahayakan), dan sedap memiliki arti enak (nyaman, senang) tentang perasaan pada umumnya. Sejalan dengan jalan cerita yang ada pada film Ngeri Ngeri Sedap, terdapat adegan di mana anak-anak Pak Domu, Domu, Gabe, dan Sahat enggan pulang ke rumah karena ada satu dan lain hal kemudian ada perasaan takut, dan khawatir bila harus pulang.

Namun setelah pulang ada perasaan nyaman dan senang, meski sempat merasa takut, khawatir dan terkadang mengalami perbedaan pendapat. Selaras dengan judul yang ada pada film, Ngeri Ngeri Sedap. Ngeri sekali untuk pulang ke rumah, karena banyak kesibukan, dan hal lainnya, Sedap karena pada akhirnya dapat mengemukakan apa yang dirasa sebagai anak selama ini. Lalu selanjutnya adalah makna konotasi.

 Makna konotasi yang terdapat dalam film Ngeri Ngeri Sedap adalah laki-laki dengan pekerjaan melawak, melawak berdasarkan KBBI V merupakan berbuat jenaka atau pekerjaan melawak merupakan pekerjaan yang dilakukan dengan melakukan aksi lucu. Dalam adat Batak, keturunan laki-laki adalah sebuah anugerah, dapat dikatakan sangat dibanggakan. Gabe, anak Pak Domu memiliki pekerjaan sebagai seorang pelawak, Pak Domu cukup malu mengetahui anak laki-lakinya yang lulusan jurusan hukum malah bekerja sebagai seorang pelawak.

Hal ini menjadi makna konotasi karena menjadi seorang pelawak merupakan hal yang tidak baik dan agaknya memalukan bagi seorang anak laki-laki keturunan Batak. Padahal pekerjaan sebagai seorang pelawak dapat dikatakan cukup mulia karena membuat perasaan orang lain menjadi bahagia, dengan aksi-aksi jenakanya. Kemudian, film Ngeri Ngeri Sedap memiliki latar di Sumatera Utara, dan tokoh-tokohnya juga berasal dari keturunan daerah Sumatera Utara.

Beberapa penonton mungkin sempat bingung dan bimbang, apakah film ini bisa dinikmati oleh orang-orang yang bukan dari wilayah Sumatera Utara, atau apakah dapat mengerti bahasanya, dsb. Nyatanya film ini dapat dinikmati oleh kalangan dari suku manapun, dan terdapat teks yang disematkan pada filmnya. Yang terakhir adalah mitos, sebagian orang tua mungkin berpikir dan merasa bahwa, bila sudah menjadi orang tua tidak perlu lagi bersusah payah untuk belajar.

Belajar yang dimaksud adalah mempelajari dan membangun kedekatan emosional antara orang tua dan anak-anaknya. Atau belajar untuk mengalah pada ego, mitosnya hingga saat ini adalah anak-anak yang harus lebih banyak belajar dari pada orang tua. Padahal keduanya harus sama-sama belajar, dan perlu diketahui belajar mengalah bukan hanya dilakukan oleh anak-anak tetapi juga orang tua. Mengalah bukan berarti tidak mau mempertahankan pendiriannya, atau bahkan kalah.

Namun mengalah adalah sebuah langkah yang baik dan juga langkah kebaikan untuk menjalin kedekatan emosional di antara orang tua dan anak-anak. Denotasi, konotasi, dan mitos yang ada pada film Ngeri Ngeri Sedap dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran.

Sebetulnya masih banyak lagi point yang dapat disampaikan pada film Ngeri Ngeri Sedap dengan menggunakan teori Roland Barthes. Yuk belajar menelaah dan temukan point lainnya yang ada pada film Ngeri Ngeri Sedap dengan menggunakan teori Roland Barthes atau dengan teori-teori lainnya!

Ikuti tulisan menarik lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler