1/
Aku bilang kalau kau menoleh ke kanan atau ke kiri, keren, hidungmu setelah telingamu. Angin meniup lembut helai-helai rambut gondrongmu. Itu, kalau aku ada di sisi kiri atau di sisi kananmu.
Kalau kedua bentuk itu digabungkan dalam satu bingkai estetis, wajah aslimu jadi absurd, lebih ganteng dari aslinya. Karena aku melihatnya dari dalam kotak teh instan.
Jadi aslinya aku enggak ganteng?
Lebih ganteng doong.
Dari?
Beruang! (Kabur)
2/
Serenata, dalam bening bola matamu, cantik, ingin lari masuk kedalamnya. Engkaulah biduanita merdu, suaramu, merias mega melukis angin. Oh! Nestapa, mengapa langit jadi kelabu sutra ungu merah kuning campuran pelangi biru.
Enggak tau deh. Kamu sakit mata kali.
3/
Kalau cinta jangan biarkan berlalu, kalau tidak, sila naik Mass Rapid Transportation alias MRT, mungkin di sana, kamu temukan selendang emas duluu banget. Siapa tau, itu, milik ratu jagat, Cleopatra. Dambaan khayalmu.
Ah, tak mungkin.
Kalau mungkin?
Aku jadi jantungmu.
Ogaahh!
Kenapa cantik?
Ganteng, jarang mandi.
4/
Shakespeare! Oh! Shakespeare. Berikan jantung Romeo and Juliet. Ingin seperti kisah mereka. Tapi tidak dalam kisah racun biru. Bolehkan?
Naik busway muter-muter. Mau jadi remaja lagi. Duduk berdua di bangku belakang. Bertukar cerita matematika atau teori kimia. Sembari meniup permen karet jadi pelembungan lalu meletus "Tak! Tak!"
Oh! Kaget deh akyu (aku) kekasih ganteng. Romeo!
Juliet! Pulang yuk! Udah ya sandiwaranya. Belum bayar cicilan motor.
Ohh!
***
Jabodetabek Indonesia, Juli 12, 2022.
Ikuti tulisan menarik Taufan S. Chandranegara lainnya di sini.
