x

Iklan

Roman Sah

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 13 Juli 2022

Jumat, 15 Juli 2022 22:26 WIB

Analisis Puisi “AKU” Karya Chairil Anwar Teori Semiotika Menurut Ferdinand de Saussure

Semiotik adalah ilmu yang pempelajari tentang tanda yang mempunyai makna.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Semiotik adalah ilmu yang pempelajari tentang tanda yang mempunyai makna. Tokoh dalam semiotik terdiri atas Ferdinan de Saussure, dan Charles Sander Pierce. Menurut Sariban, (2009:44-45) konsep Semiotik menurut Ferdinan de Saussure menjelaskan bahwa tanda mempunyai dua aspek, yakni penanda (signifier), dan petanda (signified). Penanda adalah bentuk formal yang menandai suatu petanda. Penanda adalah bentuk formal bahasa, sedangkan petanda adalah arti yang ditimbulkan oleh bentuk formal.

Semiotika, biasanya didefinisikan sebagai pengkajian tanda-tanda (the study of signs), pada dasarnya merupakan sebuah studi atas kode-kode, yaitu sistem apa pun yang memungkinkan kita memandang entitas-entitas tertentu sebagai tanda-tanda atau sebagai sesuatu yang bermakna (Scholes, 1982: ix). Menurut Charles S. Pierce (1986: 4), maka semiotika tidak lain sebuah nama lain bagi logika. Sedangkan Ferdinand de Saussure (1966: 16), semiologi adalah sebuah ilmu umum tentang tanda,” suatu ilmu yang mengkaji kehidupan tanda-tanda di dalam masyarakat”.

Konsep Semiotik menurut Charles Sander Pierce merupakan hubungan antara petanda dan penanda, yang terdiri dari ikon, indeks, dan simbol.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

1. Ikon adalah tanda yang menunjukan adanya hubungan yang bersifat alamiah antara petanda dan penanda.

2. Indeks adalah tanda yang menunjukan hubungan kausualitas (sebab-akibat).

3. Simbol adalah tanda yang menunjukan tidak adanya hubungan alamiyah antara penanda dan petanda (bersifat arbiter) (Sariban, 2009:45-46).

Dalam pembahasan ini analisis semiotika dilakukan terhadap karya sastra yang sebaiknya dimulai dengan analisis bahasa dan menggunakan langkah-langkah seperti dalam tataran linguistik wacana. Yaitu dengan menganalisis aspek sintaksis, dan menganalisis aspek semantik.

Puisi “Aku” karya Chairil Anwar adalah menggambarkan kegigihan dan semangat perjuangan untuk membebaskan diri dari belenggu penjajahan, dan semangat hidup seseorang yang ingin selalu memperjuangkan haknya tanpa merugikan orang lain, walaupun banyak rintangan yang ia hadapi. Dari judulnya sudah terlihat bahwa puisi ini menceritakan kisah ‘AKU’ yang mencari tujuan hidup.

 

1. Bait Pertama

 

Kalau Sampai Waktuku

Ku mau tak seorang kan merayu

Tidak juga kau

 

Pada Baris pertama “ Kalau Sampai Waktuku” penyair membuat kalimat seperti itu, penyair Waktu yang dimaksud dalam Baris pertama adalah sampaian dari waktu atau sebuah tujuan yang dibatasi oleh waktu. mengibaratkan kelak jika sudah saatnya di pergi . Pada baris kedua “ Ku mau Tak Seorang Kan Merayu ” penyair membuat kalimat seperti itu, penyair ingin jika memang sudah waktunya ia tak ingin ada satu orang pun yang membujuknya , memohon agar ia tetap disini. Pada Baris ke tiga “ Tidak Juga Kau ” kau disini adalah pembaca atau penyimak dari puisi ini. Ini menunjukkan betapa tidak pedulinya Chairil

dengan semua orang yang pernah mendengar atau pun membaca puisi tersebut, entah itu baik, atau pun buruk. penyair membuat kalimat seperti itu , untuk menyampaikan bahkan dia sekali pun tidak bisa memohon.

 

2. Bait Kedua

 

Tak Perlu sedu Sedan Aku ini binatang Jalang Dari kumpulan terbuang

 

Pada baris pertama “Tak perlu sedu sedan” penyair membuat kalimat seperti itu, karna ia ingin tak perlu ada tangis dan kesediahan, Penyair pada baris Kedua “ Aku binantang Jalang” karena ia ingin menggambar seolah seperti binatang yang hidup dengan bebas, sekenaknya sendiri, tanpa sedikitpun ada yang mengatur. Lebih tepatnya adalah binatang liar. Karena itulah pada paris ketiga ia menulis “Dari kumpulannya terbuang”. Dalam suatu kelompok pasti ada sebuah ikatan, ia ‘dari kumpulannya terbuang’ karena tidak ingin mengikut ikatan dan aturan dalam kumpulannya.

 

3. Bait Ketiga

 

Biar peluru menembus kulitku

Aku tetap merendang menerjang

 

Pada Baris Pertama “Biar peluru menembus kulitku” pada baris tersebut tergambar bahwa penyair sedang ‘diserang’ dengan adanya ‘peluru menembus kulit’, tetapi ia tidak mempedulikan peluru yang merobek kulitnya itu, ia berkata “Biar”. Meskipun dalam keadan diserang dan terluka, pada baris ke dua “Aku tetap merendang menerjang “ Penyair masih memberontak, ia ‘tetap meradang menerjang’ seperti binatang liar yang sedang diburu. Selain itu, lirik ini juga menunjukkan sikap penyair yang tak pantang menyerah .

 

4. Bait Keempat

 

Luka dan bisa kubawa berlari

Berlari

Hingga hilang pedih perih

 

Pada baris pertama” Luka dan bisa kubawa berlari” Penyair ingin tetao pergi membawa Semua cacian dan berbagai pembicaraan tentang baik atau buruk yang tidak ia pedulikan dari sajak tersebut juga akan hilang, seperti yang ia tuliskan pada lirik selanjutnya.yang “Hingga Holang pedih perih “ Agar semua rasa sakit yang ia rasakan dapat segera hilang.

 

5. Bait Kelima

 

Dan aku akan lebih tidak perduli

Aku ingin hidup seribu tahun lagi

 

Pada baris pertama “ Dan  aku akan lebih tidak perduli “ ia tetap tidak mau peduli. Chairil berharap bahwa ia masih hidup seribu tahun lagi agar ia tetap bisa mencari-cari apa yang diinginkannya.Disamping itu penyair ingin menunjukkan ketidakpeduliannya kepada pembaca, dalam puisi ini juga terdapat pesan lain dari penyair , bahwa manusia itu adalah makhluk yang tak pernah lepas dari salah. Oleh karena itu, janganlah memandang seseorang dari baik-buruknya saja, karena kedua hal itu pasti akan ditemui dalam setiap manusia. Selain itu, penyair  juga ingin menyampaikan agar pembaca tidak perlu ragu dalam berkarya. Berkaryalah dan biarkan orang lain menilainya, seperti apa pun bentuk penilaian itu.

Ikuti tulisan menarik Roman Sah lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Taman Pecinta

Oleh: Wahyu Kurniawan

Senin, 29 April 2024 12:26 WIB

Terkini

Terpopuler

Taman Pecinta

Oleh: Wahyu Kurniawan

Senin, 29 April 2024 12:26 WIB