Tanah tempat kita berpijak
Hidup berkehidupan dalam diam dan segala gerak
Manusia menapak, merayap, merangkak dan berjalan hingga ke puncak
Seiring dengan perguliran waktu dalam sejarah
Di kala sampai di puncak, manusia pun nampak berkubang tamak
Teriak menyalak sembari terbahak-bahak
Dalam keakuan, pongah congkak laksana kacang lupa akan kulitnya
Melupa terhadap Tuhan yang menciptakan
Yang melancarkan tugas, fungsi manusia sebagai hamba
Anak negeri teriak menyalak bertanya tentang impian dan harapan
Damai, adil nan sejahtera
Kepada mereka yang sedang bertengger di singgasana
Yang tak kunjung tiba dalam sua nan nyata
Mengapa?
Kapankah saatnya tiba bagi para pendamba?
Damai sejahtera, adil makmur, saling kasih sayang di antara sesama
Di Bumi yang terkoyak, timpang pincang kian menyeruak
Merindu pada keseimbangan hidup atas nama Tuhan ...
Kota Malang, Agustus hari kesembilan, Dua Ribu Dua Puluh Dua.
Ikuti tulisan menarik sucahyo adi swasono lainnya di sini.