x

Rumah buku firza

Iklan

ANISAH QOTRUNNADA

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 12 Desember 2021

Selasa, 16 Agustus 2022 15:37 WIB

Kepribadian Perempuan Pada Sosok Rohayah dan Sumartini dalam Novel Belenggu

Novel Belenggu karya Armijn Pane terbit pada tahun 1940 di Poedjangga Baroe. Dalam novel Belenggu terdapat tokoh utama perempuan, yaitu Rohayah dan Sumartini. Kedua perempuan tersebut memiliki kepribadian yang berbeda. Kepribadian perempuan pada sosok Rohayah dan Sumartini dapat digambarkan di dalam novel Belenggu Karya Armijn Pane. Pembahasan yang pertama, akan menjelaskan kepribadian perempuan pada sosok Sumartini terlebih dahulu.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Novel Belenggu karya Armijn Pane terbit pada tahun 1940 di Poedjangga Baroe. Dalam novel Belenggu terdapat tokoh utama perempuan, yaitu Rohayah dan Sumartini. Kedua perempuan tersebut memiliki kepribadian yang berbeda. Kepribadian perempuan pada sosok Rohayah dan Sumartini dapat digambarkan di dalam novel Belenggu Karya Armijn Pane. Pembahasan yang pertama, akan menjelaskan kepribadian perempuan pada sosok Sumartini terlebih dahulu.

            Sosok Sumartini yang digambarkan di dalam novel Belenggu memiliki kepribadian perempuan yang rajin dan dewasa. Sumartini yang dipanggil Tini merupakan sosok perempuan yang memiliki kepribadian ingin bebas seperti layaknya sosok laki-laki yang dapat bebas untuk menyenangkan hatinya dan pikirannya. Tini bahkan memberontak atas perkataan ibunya yang menyuruh ia tunduk kepada kemauan suaminya saja sehingga jangan pergi dengan bebas. Dalam hal ini, Tini memiliki kepribadian sebagai perempuan yang berhak pergi seorang diri untuk menyenangkan hatinya. Kepribadian Sumartini sebagai perempuan dipandang oleh Sukartono sebagai perempuan yang cantik, pandai memakai berbagai jenis pakaian, dan banyak yang suka apabila memandang dirinya. Sukartono pun menjelaskan pula mengenai kepribadian yang dimiliki oleh Tini, yaitu perempuan yang garang serta pandai main tonil, bahkan Tini dianggap sebagai orang yang flirt-type.

            Kepribadian perempuan yang ada pada sosok Sumartini dapat digambarkan di dalam novel ketika adanya bazar yang sedang berlangsung justru terdapat orang-orang yang membicarakan kepribadian Tini. Hal ini dapat diperjelas ketika Sumarjo berkata kepada nyonya Sutatmo bahwa Tini merupakan ketua komite bazaar tetapi ia tidak datang bersama suaminya. Kemudian, nyonya Sutatmo melihat ke arah Tini justru mengaku akan kepribadian Tini yang cantik, pandai berhias tapi menganggap bahwa Tini masih suka bercumbu-cumbu. Di samping itu, kepribadian sebagai perempuan pada sosok Tini diceritakan juga oleh Aminah yang mengatakan bahwa Tini sosok perempuan yang keras kepala. Selain itu, Darusman menganggap bahwa Tini sosok orang yang melupakan kebudayaan sendiri lantaran berpendidikan Barat. Aminah dan Darusman mengatakan hal tersebut lantaran Tini memainkan biola dengan nada lagu Eropa. Kepribadian Tini yang dibicarakan oleh orang lain justru tanpa sepengetahuan Tini. Kepribadian yang ada pada sosok Tini, dapat digambarkan juga sebagai perempuan pekerja keras lantaran pada saat Tini di bazaar justru ingin mengalahkan Aminah. Dalam hal ini, Tini memiliki kepribadian yang ambisi serta tekad yang kuat untuk mengalahkan Aminah. Berkat kepribadian yang ambisi serta tekad yang kuat, Tini berhasil mendapatkan tepuk tangan dari banyak orang setelah memainkan biola sehingga ia merasa senang karena telah mengalahkan Aminah.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

            Tini pun digambarkan di dalam novel Belenggu memiliki kepribadian sosok perempuan yang aktif mengikuti kegiatan sosial. Hal ini diperjelas ketika nyonya Rusdio mendengar bahwa Tini giat dalam perkumpulan anak-anak di rumah piatu. Tini akan diutus ke kongres Perempuan di Solo. Tini yang memiliki kepribadian yang aktif dalam organisasi membuat dirinya tidak memperhatikan keadaan Tono. Sumartini tidak sempat memikirkan Tono walaupun ada rasa was-was dalam dirinya, tetapi dia justru lebih mementingkan kepentingannya di dalam kegiatan sosial tersebut. Kepribadian Tini sibuk dalam urusan kegiatan sosial, ia tidak menolak jika ada rapat dalam perkumpulan kegiatan sosialnya tersebut bahkan Tini ditunjuk menjadi utusan dalam perkumpulan kegiatan sosialnya.

            Sosok Tini memiliki kepribadian sebagai perempuan yang memiliki masa lalu yang kelam. Masa lalu Tini yang kelam membuat Tini dalam keadaan yang selalu dihantui oleh perbuatan keji yang ia lakukan dengan Hartono. Dengan demikian, Tini menikahi Tono lantaran ingin menutupi masa lalunya yang kelam. Dalam hal ini, Tini tidak pernah menyesal menikah dengan Tono lantaran keinginannya sendiri. Oleh karena itu, sikap dan perilakunya seolah-olah tidak pernah peduli pada Tono. Tini hanya berpikir bahwa Tono hanya sibuk dengan pekerjaanya saja sebagai dokter. Tini pun tidak pernah sadar bahwa kepribadiannya bukan sosok istri yang sejati dan tidak pernah menyenangkan hatinya Tono di rumah. Akan tetapi, Tini pun disadari oleh Rohayah bahwa dirinya tidak pernah membuat rumah menjadi aman Sentosa sehingga Tono pun mudah berpaling kepada Rohayah.

            Pembahasan yang kedua, yaitu menjelaskan kepribadian pada sosok Rohayah. Rohayah digambarkan di dalam novel sebagai orang yang genit bahkan dia sosok penggoda. Hal ini dapat digambarkan ketika Rohaya menyamar menjadi nyonya Eni. Rohaya yang menyamar menjadi nyonya Eni datang kepada Tono untuk diperiksa namun ia mengenakan pakaian kimono. Nyona Eni kecewa ketika Tono menutup kimononya padahal ia ingin supaya Tono tergoda dengan dirinya. Kepribadian selanjutnya yang terdapat pada sosok Rohayah, yaitu ketika Tono mengetahui bahwa nyonya Eni merupakan Rohayah yang dulunya sebagai kawan dan masa lalu Tono. Dalam hal ini, Rohayah mengatakan kepribadiannya sebagai lakon perempuan yang menderita, ia menikah dengan laki-laki tua yang tidak dia cintai sehingga Rohaya melarikan diri ke Betawi lalu pulang ke Bandung ke rumah orang tuanya tetapi orang tuanya sudah meninggal. Dengan demikian, Rohaya tidak memiliki rumah sehingga ia selalu berganti hotel. Rohaya pun digambarkan dalam novel Belenggu memiliki kepribadian perempuan yang memiliki sosok perempuan pelacur, yaitu dia sering ditiduri oleh laki-laki yang membuat Rohaya justru senang. Rohaya menganggap dirinya dapat menarik perhatian laki-laki untuk tidur dengannya.

            Kepribadian sebagai perempuan pada sosok Rohaya pun digambarkan di dalam novel Belenggu, yaitu ketika Tono mengetahui bahwa sosok yang dipanggil untuk menaiki panggung sebagai Siti Hayati yang merupakan idolanya Tono justru membuat Tono terkejut lantaran Siti Hayati tersebut merupakan Rohaya. Sukartono menganggap bahwa Rohaya mudah sekali melakukan perbuatan yang bohong. Saat itu Rohaya mengatakan kepada Tono bahwa namanya nyonya Eni, lalu ia mengaku bahwa dia sebenarnya Rohaya dan saat dalam acara concours keroncong perempuan justru ia sebagai Siti Hayati. Dalam hal ini, dapat menjelaskan bahwa Rohaya memiliki kepribadian yang suka berbohong. Selain itu, Rohaya memiliki kepribadian perempuan sebagai penyanyi keroncong.

            Kepribadian sosok Rohaya dapat digambarkan ketika Tini yang mendatangi Rohaya ke rumahnya. Tini menilai Rohaya memiliki kepribadian perempuan yang cantik dan dalam menggunakan pakaian sangat rapi. Kedatangan Tini ke rumah Rohaya membuat Tini kagum dengan Rohaya. Tini menilai Rohaya dengan sosok kepribadian yang dapat dikalahkan dengan wanita pelajar layaknya Tini. Akan tetapi, Tini salah menilai justru Rohaya memiliki kepribadian luar biasa walaupun ia bukan wanita pelajar, hal ini yang membuat Tini kagum dengannya. Di samping itu, kepribadian sosok Rohaya digambarkan juga di dalam novel bahwa dirinya memiliki kepribadian sangat cerdas lantaran ia mampu menasehati dan menyadarkan Tini lantaran Tini bukan sosok istri sejati sehingga Tono berpaling dari Tini. 

Ikuti tulisan menarik ANISAH QOTRUNNADA lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler