x

Iklan

KKN UNEJ Desa Tegalmijin - Grujugan

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 25 Juli 2022

Kamis, 18 Agustus 2022 22:59 WIB

Alih Teknologi Tepat Guna Produksi Masal Biochar di Tegal Mijin

Mahasiswa KKN Unej kelompok 267 melakukan proses pembuatan biochar dalam skala besar. Tahap pertama dalam proses produksi dalam skala besar adalah pembuatan alat dan proses pembakaran jerami padi dilakukan dengan keadaan tertutup atau dalam keadaan minim oksigen . DPL: dr. Yudha Nurdian, M.Kes

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Padi merupakan salah satu komoditas utama bagi masyarakat Desa Tegal Mijin. Selama musim panen padi didapatkan beberapa limbah yang belum digunakan secara optimal, salah satunya adalah jerami padi. Limbah jerami padi tersebut diolah oleh kelompok 267 KKN Universitas Jember menjadi produk yang bermanfaat bagi para petani khususnya di Desa Tegal Mijin yaitu biocharcoal (biochar).

Kelompok 267 yang beranggotakan Pinsensius Andreas, Fandika Firman Wijaksana, Risang Hadi Wasesa, Tusiana Putri Nelumbium, Widya Lestari, Dwi Mutia Hassny, Novinka Sinta Isnainiyah, Nafila Syahrani, dan Siti Hamidah dengan dr. Yudha Nurdian, M.Kes sebagai Dosen Pembimbing Lapangan (DPL). Pada Minggu ke-2 KKN Tematik UMD Unej kelompok 267 telah berhasil melakukan proses pembuatan biochar skala kecil. Proses pembuatan biochar skala kecil dilakukan dengan menggunakan wadah kaleng kecil dan proses pembakaran secara pirolisis dilakukan pada suhu 250oC selama 3,5 jam.

Keberhasilan pembuatan biochar skala kecil membuat kelompok 267 melanjutkan proses pembuatan biochar dalam skala besar. Tahap pertama dalam proses produksi dalam skala besar adalah pembuatan alat yang dilakukan pada Minggu ke-3. Alat yang digunakan dibuat dengan menggunakan dua buah tong/drum dengan ukuran yang berbeda dan dilengkapi dengan tutupnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Foto: Pembuatan alat pembakaran biochar

Tutup tong berfungsi untuk memastikan proses pembakaran jerami padi dilakukan dengan keadaan tertutup atau dalam keadaan minim oksigen. Kondisi pembakaran dengan minim oksigen dibutuhkan agar kadar karbon organik yang terkandung dalam jerami tidak rusak atau tidak berkurang. Karbon organik dalam jerami padi dapat bereaksi dengan oksigen dan membentuk gas karbon dioksida yang dilepaskan. Apabila jerami dibakar dalam kondisi terbuka maka besar kemungkinan bahwa kadar karbon dalam jerami akan semakin berkurang.

Pada Minggu ke-4, kelompok 267 melakukan percobaan produksi biochar skala besar. Proses tersebut dilakukan pertama kali pada tanggal 11 Agustus 2022. Pembakaran jerami dengan metode pirolisis pada percobaan pertama dilakukan pada suhu 250oC selama 6 jam. Hasil dari pembakaran pada percobaan pertama ini tidak memuaskan. Jerami padi yang dibakar lebih banyak yang menjadi abu dibandingkan dengan jerami yang menjadi arang, sehingga keesokan harinya kelompok 267 kembali melakukan percobaan yang kedua. 

Foto: Memasukkan jerami padi ke dalam alat pembakaran biochar

Pada percobaan kedua pembakaran dilakukan pada suhu 170oC selama 6 jam. Hasil yang didapatkan juga masih kurang memuaskan akibat durasi waktu pembakaran yang terlalu lama. Percobaan ketiga dilakukan pada tanggal 16 Agustus 2022 dan proses pembakaran dilakukan pada suhu berkisar antara 150-170oC selama 3 jam. Jerami yang telah berubah menjadi arang selanjutnya disiram dengan air untuk mencegah pembakaran berkelanjutan. Hasil dari percobaan ketiga ini didapatkan hasil yang memuaskan yaitu sebanyak 98% jerami padi yang dibakar berubah menjadi arang (biochar).

Foto: Hasil pembakaran biochar

 

Ikuti tulisan menarik KKN UNEJ Desa Tegalmijin - Grujugan lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler