x

i stock photo

Iklan

Agus Sanjaya

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 31 Juli 2022

Minggu, 21 Agustus 2022 22:25 WIB

Ilusi Kalvaria

Sebuah cerpen karya Agus Sanjaya

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Terlihat seorang pemuda memakai jas almamater tengah duduk di kursi depan perpustakaan Universitas Nirwana. Matanya memperhatikan handphone yang sedari tadi dipegangnya, tampaknya ia sangat serius hingga tak sadar jika ada yang menepuk pundaknya.

"Gue dari tadi nyariin Lo kemana aja, ternyata di sini." kata temannya yang bernama Deni.

"Gue dari tadi di sini, mikirin tugas akuntansi pusing banget nih bro." jawab seseorang bernama Rian itu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Ya elah, ayo ngopi aja ke kantin biar gak pusing."

"Ya deh, ayo!"

Tukang kebun terlihat sedang merawat bunga yang tumbuh di depan Gedung F, mereka berpakaian seragam berwarna merah. Mereka diawasi oleh dosen yang berbadan besar dan berkepala botak, durasi waktu dipercepat karena setelah itu akan ada mata kuliah.

"Lihatlah! Mereka tampak semangat bekerja." kata Rian.

"Betul, gue jadi ingat sebuah cerita." kata Deni menanggapi. "Lo pernah dengar kisah Kerajaan Kalvaria?"

"Apa itu?"

"Gue akan menceritakan kisahnya."

***

Tersebutlah sebuah kerajaan besar bernama Kalvaria, di dalamnya terdapat sebuah kastil besar, air mancur dan juga kebun binatang. Kerajaan sangatlah damai dengan pemimpin ratu nan adil, hingga suatu saat kaum penghianat memberontak. Hancurlah seluruh kehidupan, rakyatpun ikut menderita.

Hal itu terjadi ketika kaum penghianat diberikan semua kemewahan, tanggungjawab, tahta dan juga kewenangan. Membuat terlena hingga memiliki niat buruk memberontak kerajaan.

Puncak pemberontakan adalah penculikan sang putri, lalu disekap dalam penjara keterasingan. Pemberontak geram saat beredar kabar burung, yakni sang ratu tiap harinya menggunakan satu peti emas negara untuk berfoya-foya. Salah satu abdi yang masih setia adalah kakaktua, meski ia berada dalam penjara yang berada di belakang istana, ia tak pernah mengkhianati kerajaan.

Tak kalah kejamnya, musuh kerajaan yang lain, sudah membawa senjata. Namun senjata bukanlah pedang semata, senjata ini lebih ampuh yakni membodohkan rakyat. Rakyat yang sudah mengenal teknologi semakin dibodohkan dengan permainan, bahkan teknologi membuat rakyat menjadi malas, akhirnya semua prestasi hancur tiada tersisa.

"Bagaimana ini Ratu, semuanya berantakan seperti ini?" 

"Aku juga bingung untuk melakukan apa."

"Bahkan lingkungan kerajaan tak tertata, banjir di mana-mana, apa ini karena ulah kita sendiri membabat pepohonan sampai habis?"

"Diamlah kau? Kau juga menikmati uangnya, jika kau tak bisa menutup mulutmu aku akan memecatmu!"

"Ampuni saya, saya tidak akan bicara ini pada siapapun."

Apapun yang dilakukan kerajaan, seperti membuat saluran air baru. Maupun program prestasi rakyat itu sudah tidak berguna lagi, semuanya kini berada di ujung tanduk. Bisa dilihat bahwa banjir sudah semakin besar dan merendam seluruh kerajaan, lalu prestasi rakyat yang mulai menurun, pemberontakan, harga diri sudah mulai hancur.

Surya kembali bersinar dengan terangnya. Suasana kehangatan begitu terasa di kerajaan, saat itu kemunculan kesatria-kesatria langit. Mereka tak hanya bertarung menggunakan senjatanya, namun juga kecerdasan yang mereka miliki.

Hujan kembali menetes di kerajaan, banjir kembali datang dan menenggelamkan seluruh lembaga istana. Dengan kekuatan angin, air yang membanjirinya dilemparkan ke udara. Lalu dengan sebuah pemikiran mereka permainan teknologi, disulap menjadi kegiatan-kegiatan yang memberikan ilmu pada mereka.

Setelah hujan, pelangi muncul dengan warnanya nan indah. Keindahannya menaungi seluruh kerajaan, hingga sang ratu dihukum mati atas perbuatannya sendiri. Kehidupan kerajaan kembali damai sentosa, dengan pemimpin salah satu dari Kesatria langit. 

"Semoga kisah itu bisa menjadi pelajaran buat Lo." kata Deni mengakhiri ceritanya, lalu tiba-tiba ia menghilang.

Ryan beranggapan bahwa Deni adalah kesatria dari Kerajaan Kalvaria yang menjelajah waktu.

(Cerpen ini juga dihimpun dalam majalah Express UKM Penalaran STKIP PGRI Jombang, 2020)

Ikuti tulisan menarik Agus Sanjaya lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler