x

image: Hipwee

Iklan

ksrrhan_

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 13 Oktober 2022

Jumat, 14 Oktober 2022 06:30 WIB

Bersungguh-sungguh dalam Menuntut Ilmu dan Rindu untuk Mendapatkannya

Banyak penuntut ilmu yang mengaku dirinya sebagai penuntut ilmu, tapi tidak mengetahui tata caranya. Sudahkah mereka bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu?, atau mereka hanya menuntut ilmu semena-mena saja?. Banyak tata cara untuk bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu, karena menuntut ilmu tidak dapat didapat dengan santai atau bermalas-malasan.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Seorang penuntut ilmu syar’i, wajib baginya untuk bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu. Tidak boleh bagi para penuntut ilmu bermalas-malasan dalam mencarinnya. Kita akan mendapatkan ilmu yang bermanfaat – dengan izin Allah – apabila kita bersungguh-sungguh dalam menuntutnya.

 

Seorang penuntut ilmu harus selalu hadir di majelis ilmu dan berusaha agar datang lebih awal di majelis tidak boleh terlambat, karena menuntut ilmu lebih penting dari amal-amal sunnah dan wajib kifayah. Penuntut ilmu harus bersungguh-sungguh, sebab tanpa kesungguhan kita tidak akan memperoleh ilmu yang bermanfaat.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 

Imam asy-Syafi’I pernah mengatakan dalam syairnya,

أخي لن تنل العلم إلأبستة

سأ نبيك عن تفصيلها يبيان

ذكاء, وحرص, وجتهاد, وبلفة

وصحبة أستاذ, وطول زمان

 

  • Saudaraku, engkau tidak akan mendapat ilmu, melainkan dengan enam perkara
  • Ku kabarkan kepadamu rinciannya dengan jelas
  • Kecerdasan, kemauan keras, bersungguh-sungguh dan bekal yang cukup
  • Bimbingan ustadz, dan waktunya yang lama

 

Seorang penuntut ilmu wajib bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu, seseorang tidak mungkin mendapat ilmu dengan santai. Yahya bin Abi Katsir berkata,

 

لايستطاع العلم براحة الجسم

 

‘’Ilmu tidak akan didapat dengan tubuh yang dimanjakan (santai).’’

 

 

Rasullullah صلى الله عليه وسلم bersabda,

 

انما العلم بالتعلم. والحلم بااتحلم, ومن يتحرالخيريعطه, ومن يتوف الشريوفة

 

‘’Sesungguhnya ilmu diperoleh dengan (sungguh-sungguh) belajar, dan sikap sabar. Barang siapa yang berusaha (keras) mencari kebaikan maka ia akan memperoleh (di berikan) kebaikan, dan barang siapa yang menjaga dirinya dari kejelekan (kejahatan) maka ia akan dilindungi Allah dari kejelekan (kejahatan).’’

 

Dan seorang penuntut ilmu juga harus menjauhkan diri dari dosa dan maksiat dengan bertakwa kepada Allahعزّوجلّ .

 

Imam Ibnul Qayyim رحمه الله menjelaskan dalam kitabnya ad-Daa’wud Dawaa’ bahwa seseorang tidak mendapatkan ilmu disebabkan dosa dan maksiat yang dilakukannya. Seseorang terhalang dari ilmu yang bermanfaat disebabkan banyak melakukan dosa dan maksiat.

 

Seorang muslim dan muslimah harus menjauhi dosa-dosa besar, apalagi ia seorang penuntut ilmu, oleh sebab itu kita harus menjauhi dosa dan maksiat, dosa yang paling besar adalah syirik, durhaka kepada orang tua, melakukan bid'ah, kemudian menjauhkan dosa dosa besar lainnya, seperti memakan harta orang lain, hutang tidak di bayar, muamalah riba, dengan berbagai macam caranya (diantaranya bunga bank, renten, dsb), minum khamr, narkoba, merokok, melakukan ghibah, menggunjing, menuduh seorang muslim dengan tuduhan yang tidak benar, memfitnah seorang muslim, dan lain sebagainya.

 

Dan seorang penuntut ilmu juga harus beradab terhadap ustadz/syaikh atau guru, salah satunya adalah mendengarkan baik-baik pelajaran yang disampaikan ustadz, syaikh atau guru.

 

Kita di perintahkan mendengarkan dengan baik secara seksama, dan mudah-mudahan kita termasuk orang-orang yang mendengarkan yang baik-baik dan mengikuti yang terbaik. Ada diantara penuntut ilmu syar’i yang rajin menghadiri majelis-majelis ilmu, namun ia tidak mendengarkan pelajaran yang disampaikan dengan penuh perhatian sehingga keadaan ia pulang dari majelis ilmu itu sama dengan keadaanya ketika ia mendatanginya, yaitu pulang dengan tidak membawa ilmu syar’i yang sudah disampaikan. Bahkan ada di antara mereka yang telah menghadiri majelis ilmu selama bertahun-tahun tetapi tidak mendapatkan ilmu dan tidak ada perubahan.

 

Para salafush shalih adalah manusia yang sangat antusias terhadap ilmu. Apabila seorang syaikh atau guru menyampaikan pelajarannya, mereka pun mendengarkan dengan sungguh-sungguh.

 

Ketika belajar dan mengkaji ilmu syar’i kita tidak boleh berbicaea yang tidak bermanfaat, tanpa ada keperluan, dan tidak ada hubungan dengan ilmu syar’i yang disampaikan, tidak boleh ngobrol. Haruslah dibedakan antara majelis ilmu dan majelis yang lainnya; antara lain, apalagi yang disampaikan adalah ayat-ayat Allah dan Hadits-hadits Rasullullah.

 

 

 

 

 

 

Ikuti tulisan menarik ksrrhan_ lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Taman Pecinta

Oleh: Wahyu Kurniawan

Senin, 29 April 2024 12:26 WIB

Terpopuler

Taman Pecinta

Oleh: Wahyu Kurniawan

Senin, 29 April 2024 12:26 WIB