x

Iklan

Bambang Udoyono

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 3 Maret 2022

Selasa, 25 Oktober 2022 09:18 WIB

Banyak Bunga Tapi Tidak Semua Orang Mampu Melihatnya

Perkembangan dunia menyuguhkan dinamika. Banyak Sekali tantangan tapi juga peluang. Sayang tidak semua orang mampu melihat peluang apalagi memanfaatkannya. Banyak bunga tapi hanya mata awas yang mampu melihatnya. Bagaimana agar kita mampu melihat dan memanfaatkan peluang?

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Oleh: Bambang Udoyono

 

Dalam Bahasa Prancis ada sebuah kata mutiara yang sangat indah dan penuh makna.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 

Il y a des fleur partout pour qui veut bien les voir (Henri Matisse).  Ada bunga di mana mana untuk orang yang mau melihatnya dengan baik. itulah terjemahan kalimat mutiara dari Henri Matissee, seorang pelukis  ternama dari Prancis. Mari kita otak atik kalimat mutiaranya.

 

Saya sering menemukan orang yang tidak menyadari bahwa di depan matanya ada keindahan.  Setelah ditunjukkan oleh seseorang barulah dia menyadarinya.  Itulah tindakan yang sering dilakukan oleh seorang pramuwisata.   Sesungguhnya tidak sulit melihat keindahan itu tapi agaknya masalahnya ada pada fokus perhatian.  Kadang orang tidak meniatkan atau tidak memfokuskan perhatiannya pada keindahan yang ada di depan matanya. Jadi diperlukan bantuan seseorang untuk membenarkan fokus perhatiannya.

 

Demikian juga dalam perjalanan hidup ini.  Mungkin karena harus menghadapi masalah masalah sehingga kadang pikiran orang hanya terfokus pada masalah saja. Akibatnya dia tidak memperhatikan keindahan yang dia miliki atau nikmat yang sudah diterimanya.  Atau potensi dan peluang yang dia miliki.

 

Saya ingin menafsirkan kata mutiara Henry Matisse itu secara luas. Jadi kata ‘bunga’ di dalam kalimatnya saya tafsirkan sebagai keindahan tapi juga peluang. Dengan kata lain tidak semua orang mampu melihat peluang dan potensi yang dia miliki.

 

Barangkali karena mereka  fokus pada masalah sampai lupa pada solusi. Mereka terlalu memikirkan masalah. Lebih tepatnya mengingat ingat masalah saja, tapi lupa pada mencari solusi. Akibatnya mereka mengalami kecemasan yang berlebih. Akibat selanjutnya mereka menjadi tertekan.

Pertayaannya, bagaimana mengatasi masalah ini?

 

Solusinya susah susah gampang. Sejatinya tindakan yang perlu dilakukan ada dua. Pertama mengubah fokus pikirannya. Mereka sebaiknya mengubah fokus dari masalah ke solusi. Jadi mereka mesti menilai kembali segenap potensi yang dimiliki dan semua peluang yang ditawarkan oleh keadaan semesta. Tentu saja mereka harus melakukan upaya ekstra untuk melakukan evaluasi atas potensi dan peluang.

Kedua adalah langkah nyata  melakukan tindakan yang diperlukan berdasarkan perenungan tadi.

 

Dalam perkembangan dunia yang sangat pesat ini ada banyak sekali peluang. Tapi peluang itu tersedia hanya untuk orang orang yang siap. Orang yang tidak siap melihatpun tidak peluang yang ada. Apalagi mengambilnya. Jadi bagaimana caranya menyiapkan diri?

 

Terus menerus meningkatkan kompetensi. Banyak membaca, diskusi, mengikuti pelatihan berbagai ketrampilan yang sesuai dengan potensi diri.   

 

Baru setelah kita memiliki kompetensi yang tinggi, peluang peluang akan bersahabat dengan kita.  Coba saja lihat para professional yang memiliki kompetensi yang dibutuhkan oleh masyarakat. Mereka tidak melamar kerja tapi dilamar oleh banyak pihak.

 

Prinsip ini berlaku juga untuk generasi milenial dan gen z.  Menjadi warga kedua generasi itu tidka membuat mereka otomatis menjadi professional. Memang banyak potensi mereka tapi kelemahanannya juga banyak. Meskipun lulusan negeri maju, jangan dikira mereka sempurna. Salah satu titik lemahnya adalah kurang pengalaman.

 

Pengambil keputusan yang baik adalah orang yang brilian dan sekaligus kaya pengalaman. Nah pengalaman ini tidka bisa didapatkan dalam sehari dua hari. Butuh waktu bertahun tahun dan perjuangan untuk mendapatkannya.   

 

Mari kita benarkan fokus perhatian kita.  Perhatikan setiap keindahan, setiap potensi dan setiap nikmat dari Allah.  Syukuri semuanya.  Jika kita bersukur maka nikmat Allah akan ditambah.  Itulah janji Allah dalam Al Qur’an. 

 

 

Ikuti tulisan menarik Bambang Udoyono lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler