x

Sumber ilustrasi: www.autocar.co.uk

Iklan

Ikhwanul Halim

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Jumat, 4 November 2022 13:02 WIB

Radio

Ada hari-hari yang lebih baik daripada yang lain, tapi hari ini bukan salah satu hari itu. Maksudku, menemukan sesuatu untuk didengarkan di radio mobil sialan ini, maksudku. Aku telah menekan memutar tombol selama berjam-jam dan sepertinya tidak dapat menemukan apa pun yang dapat membuatku jariku diam selama lebih dari dua menit.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Ada hari-hari yang lebih baik daripada yang lain, tapi hari ini bukan salah satu hari itu. Maksudku, menemukan sesuatu untuk didengarkan di radio mobil sialan ini, maksudku.

Aku telah menekan memutar tombol selama berjam-jam dan sepertinya tidak dapat menemukan apa pun yang dapat membuatku jariku diam selama lebih dari dua menit.

Tentu saja, aku tidak benar-benar memutar tombol. Tidak di mobil mewah yang kita kendarai akhir-akhir ini. Tidak.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Aku menekan tombol kecil di setir yang bertanda "SEEK", dan percayalah, itulah yang aku lakukan. Mencari. Mencari sesuatu yang tidak akan membuatku ingin menyumpal telinga karena semua omong kosong yang kudengar sejauh ini.

Pasti ada sesuatu…. Oh, aku tahu aku punya USB yang memuat 1447 lagu MP3, tapi aku sudah mendengarkan semuanya seratus kali, dan aku lebih suka membenturkan kepalaku sampai berdarah ke jendela samping pengemudi daripada mendengarnya lagi.

Dan masalahnya, kita tidak akan berpikir akan sulit menemukan sesuatu di radio. Maksudku, ada jutaan saluran untuk dipilih, entah dengan AM dan FM dan XM, semuanya ada di sini di ujung jari. Tapi sepertinya aku tidak dapat menemukan apa pun dan masih harus menempuh ratusan kilometer. Banyak waktu untuk diisi.

Jadi aku mencoba lagi, menekan "SEEK" sekali lagi.

Stasiun Top 40 lokal lainnya. Seorang penyiar bersuara pas-pasan yang menjengkelkan berbicara di awal lagu hit dansa yang susah dibedakan dengan ribuan lagu sejenis lainnya, dinyanyikan oleh beberapa pelacur bulan ini, setengah nge-rap bernada tinggi yang hampir tidak bisa mengerti. Sesuatu tentang lelaki yang pernah ditemui dan sekarang tidak bisa hidup tanpanya. Oh, ini tentang seks, tentang itu, tentang semua kata luncah yang tak ada dalam kamus baku.

MENCARI. Sebuah stasiun pedesaan ... dangdut koplo dialek kental serak tersandung kerikil, mengeluh tentang bagaimana seorang gadis menghancurkan hatinya. Semua salahnya karena dia minum terlalu banyak, oh, kecuali bahwa itu bukan salahnya karena dia nyata laki-laki, dan benar-benar salah si gadis karena mengharapkan lelaki itu bertindak manusia, bukannya kerbau dusun yang patuh dicocok hidung.

MENCARI. Stasiun radio pemerintah. Yah, mungkin beberapa percakapan berbudaya tentang politik atau lingkungan atau psikologi akan menarik perhatianku.  Ternyata hanya umbar janji lagi!

MENCARI. Pencari sedekah yang cengeng, memohon padaku untuk mengirimi mereka uang, mencoba membuatku merasa bersalah karena tidak mendukung kecanduan mereka membantu peminta-minta penghuni kolong jembatan layang dan musik niche yang berseni-kentut.

MENCARI. Tidak, jangan jazz, butuh terlalu banyak upaya untuk mengikuti irama.

MENCARI. Tidak, jangan blues, terlalu menyedihkan.

MENCARI. Tidak, tidak klasik, membuatku merasa tua.

Pada titik ini aku sudah putus asa untuk sesuatu yang berbeda. Beri aku Saluran Irama Lautan Teduh seperti Hoegeng dulu untuk meratap. Atau Saluran Funk Retro Latin. Aku tidak peduli.

MENCARI. Tidak. MENCARI. Tidak. MENCARI …TIDAK!

Akhirnya, aku meraih dan menyodok tombol ‘POWER’ dengan jariku. Biar mereka tahu rasa! Aku mematikan seluruh kelompok tanpa otak yang menimbulkan polusi suara ini.

Ah, Sunyi. Sunyi yang diberkati semesta. Biarkan luka telingaku sembuh. Biarkan otakku yang membeku cari dengan sendirinya.

Tapi ... tunggu. Ada sesuatu.…

Tidak benar-benar sunyi. Ini yang disebut keheningan.

Ada desirf angin dan deru jalanan di luar kendaraanku yang melaju kencang. Ada bunyi berdebar di telingaku.

Ya Tuhan, itu suara detak jantungku sendiri, yang berderap satu demi satu menuju kehancurannya.

Dan ada sesuatu yang lain…  Itu bukan suara, lebih seperti kehadiran, bersembunyi di belakang pikiranku, mulai merangkak ke permukaan kini.

Aku rasa dia ingin berbicara denganku. Aku pikir dia mengharapkanku untuk berbicara lagi. Aku pikir dia ingin aku menjelaskan kepada diriku sendiri.

Dia menanyakan mengapa aku ngebut di jalan raya yang panjang dan kosong ini dengan tergesa-gesa, sangat ingin mencapai tujuan yang begitu tidak pasti.

Tidak, tidak, ini tidak akan berhasil sama sekali.

Aku menekan tombol ‘power’ lagi, membiarkan suara bergema di dalam mobil.

Aku mulai menekan "SEEK" lagi, mengarungi kotoran telinga.

Hari ini benar-benar mengerikan, tetapi setidaknya hal lain itu, kehadiran itu, telah hilang, kembali ke dalam bayang-bayang. Menjauh dari pendengaran, keluar dari pikiranku.

Keluar dari jiwaku.

 

Bandung, 4 November 2022

Ikuti tulisan menarik Ikhwanul Halim lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler