Mahapurana

Senin, 14 November 2022 06:20 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Ini hanyalah catatan ekspresi distopian dari sisi dunia kegelapan dan gerilya dunia bawah tahan membentur mekanisme yang pada akhirnya menawarkan sifat puitis untuk metamanuskrip dan masa depan; manusia dan budaya sewujud sastra peradaban. Dan, hidup hanyalah tentang duka kesedihan hingga keterasingan.

daun daun menguning mencacah umpat; bermusim

seekor kumbang emas kehitaman menatap sederhana

di lorong gorong gorong dengan siul menantang nyaring

"pecahkan segala suntuk, tantang kutukan tembikar!"

 

mengalir kesadaran yang tersesat sesaat.....

 

dan mereka menepi berbaris menunggu suapan berlendir

satu per satu menghitung pundi pundi organik di balik rompi

malam panjang sahut menyahut di antara gemuruh nadir langit

 

“ini waktu tersunyi yang diam menawarkan cakrawala”

 

mata di lorong gorong gorong menukik desis sederhana

belum tuntas abrasi mengerikan dengan kehormatan, tajam;

“budaya bertengger di pundak mahakarya hancur menyedihkan”

sementara sejarah tertabur batu batu sebagai tanda yang mendiang

sempurna memahami kehidupan saat menjelma pertahanan hidup

keterasingan membenamkan busa busa berbuih sambung nyawa

 

tiada iman yang merunduk yakin selain menyembah khianat

 

kerumunan hamba meraup kalap pun lara mendengus pati

Bagikan Artikel Ini
img-content
Okty Budiati

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

img-content

Gremet-gremet Waton Slamet

Kamis, 23 Maret 2023 06:15 WIB
img-content

Musim Masa

Kamis, 5 Januari 2023 19:28 WIB

Baca Juga











Artikel Terpopuler