x

Gambar tersebut merupakan salah satu cara membangun perilaku sehat untuk mengurangi stunting dengan cara menjaga kebersihan diri terutama tanggan.

Iklan

Aufanisa Rafi'ahtun

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 14 November 2022

Selasa, 15 November 2022 10:44 WIB

Strategi Membangun Perilaku Sehat untuk Mengatasi Stunting


Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Stunting merupakan gangguan perkembangan pada anak yang disebabkan oleh gizi buruk, infeksi yang berulang, dan stimulasi psikososial yang tidak memadai. Rendahnya asupan gizi anak pada 1000 hari pertama kehidupan, yakni sejak janin hingga bayi berumur dua tahun menjadi penyebab anak mengalami stunting. Berdasarkan hasil survei status gizi indonesia angka stunting berkurang 30,8 persen pada 2018 menjadi 24,4 persen pada tahun 2022. Tindakan untuk mencegah stunting adalah dengan memberikan ASI eksklusif, mengkonsumsi makanan beraneka ragam dengan menu sehat dan seimbang, membiasakan perilaku bersih dan sehat, dan membawa ke posyandu secara rutin untuk memantau tumbuh kembang anak. 

Balita yang mengalami gizi buruk tidak hanya berdampak dalam jangka pendek, apabila tidak diatasi dengan benar akan berdampak jangka panjang pada siklus kehidupannya. Bayi yang lahir dengan berat badan rendah akan sangat rentan terhadap kematian, masalah perkembangan mental, serta penyakit kronis ketika dewaa. Stunting juga mempengaruhi kapasitas belajar pada usia sekolah , nilai dan prestasi sekolah, dan juga upah kerja ketika dewasa. Pada pertumbuhan penduduk dampak stunting juga dapat menurunkan produktivitas SDM, sehingga mengakibatkan kerugian ekonomi bagi Indonesia.

Sanitasi adalah perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup bersih dengan maksud mencegah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan buangan berbahaya lainnya dengan harapan usaha ini akan menjaga dan meningkatkan kesehatan manusia. Rendahnya sanitasi dan kebersihan lingkungan dapat menimbulkan penyakit infeksi pada balita seperti diare dan cacingan yang membuat energi untuk pertumbuhan teralihkan kepada perlawanan tubuh menghadapi infeksi. Kondisi sanitasi lingkungan yang buruk, air minum yang tidak higienis menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya penyakit diare pada balita. Penyakit diare yang terjadi berulang-ulang pada balita akan menyebabkan kekurangan gizi yang menjadi penyebab awal terjadinya stunting. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Buruknya sanitasi di lingkungan masyarakat disebabkan oleh kurangnya sikap positif masyarakat terhadap kesehatan lingkungan di sekitarnya. Hal ini berdampak pada kualitas kesehatan mereka terutama pada kondisi kesehatan balita yang umumnya lebh rentan terkena penyakit. Upaya mengatasi permasalahan tersebut harusnya dilakukan dengan melakukan pengelolaan sanitasi yang tepat di lingkungan masyarakat diantaranya stop buang air besar sembarangan, cuci tangan pakai sabun, pengelolaan makanan dan minuman rumah tangga, pengamanan sampah rumah tangga, pengamanan limbah cair dll. Dengan memperhatikan kesehatan lingkungan di sekitar kita mulai dari hal sederhana sampai serius agar tidak berdampak pada kesehatan balita serta orang-orang di lingkungan tempat tingal. 

Menjaga kesehatan lingkungan merupakan suatu kewajiban bagi setiap individu, kebersihan lingkungan harus tetap dijaga agar keluarga kita terhindar dari penyakit. Lingkungan dan tempat yang kotor menjadi sumber berbagai kuman dan media penularan. Dari lingkungan yang kotor itulah kemudian memunculkan berbagai penyakit. Anak-anak sangat rentan akan serangan penyakit, terutama kalau lingkungan sekitar kotor. Faktor ini pula yang secara tidak langsung meningkatkan peluang stunting. 

Ikuti tulisan menarik Aufanisa Rafi'ahtun lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu