x

Iklan

Rheyna Leony

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 23 November 2022

Minggu, 4 Desember 2022 20:23 WIB

Pengabdian Masyarakat Ilmu Kesehatan Masyarakat di Suku Anak Dalam


Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

JAMBI,- Mahasiswa Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran dan ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Jambi Angkatan 2021 melakukan pengabdian masyarakat untuk  mengoptimalkan personal hygiene pada kelompok anak usia sekolah di Suku Anak Dalam. Tujuan kegiatan ini adalah  untuk meningkatkan derajat kesehatan di Desa Bukit Suban dan Pematang Kabau Kecamatan Air Hitam, Kabupaten Sarolangun. Mereka diharapkan dapat menjadi generasi yang memiliki pengetahuan dan wawasan kesehatan yang luas.

Suku Anak Dalam (Orang Rimba) yang hidup mengasingkan diri di dalam hutan dengan melakukan pola hidup semi nomaden (berpindah) dengan memanfaatkan Sumber Daya Alam (SDA). permasalahan kesehatan yang sering terjadi pada Suku Anak Dalam (Orang Rimba) seperti penyakit menular, penyakit tidak menular, penyakit berbasis lingkungan, dan penyakit berbasis makanan. Pengetahuan kesehatan dan wawasan akan pentingnya gaya hidup sehat di Suku Anak Dalam (Orang Rimba) sangat minim, bahkan 7 dari 10 masyarakat Suku Anak Dalam (Orang Rimba) tidak mengetahui cara mencuci tangan, mandi, dan menjaga kebersihan diri dengan baik dan benar.

Pada tanggal 10-16 November 2022 Mahasiswa ilmu kesehatan masyarakat, Fakultas kedokteran dan ilmu kesehatan FKIK, Universitas Jambi melakukan pengabdian masyarakat kepada Suku Anak Dalam (Orang Rimba) dan di bimbing oleh bapak Dr. Asparian, S.KM., M.Kes.,CIQaR, bapak  La Ode Reskiaddin, S.KM., M.P.H, ibu Hubaybah, S.K.M., M.K.M. dan ibu Ismi Nurwaqiah Ibnu, S. Gz., M. Kes. yang dimotori oleh OK GEMPITA SAD (Gerakan merangkul Mimpi dan Cita Suku Anak Dalam) bekerja sama dengan KKI Warsi Jambi, dan sekolah Halom Putri Tijah.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut Shanniyah selaku Ketua OK GEMPITA SAD (Gerakan Merangkul Mimpi dan Cita Suku Anak Dalam) "Pengabdian Masyarakat ini merupakan pengabdian keberlanjutan tentang Personal Hygiene, beberapa masyarakat di sana sudah mulai mengerti permasalahan personal hygiene, namun masih belum diterapkan dengan baik ditambah dengan kurangnya informasi dan fasilitas MCK, membuat personal hygiene menjadi sangat sulit untuk di laksanakan, terutama pada orang dewasa, maka dari itu sasaran yang ingin kami lakukan pada anak usia 6-12 tahun atau anak usia sekolah, yang mudah untuk diajak bermain dan mempraktikkan personal hygiene dengan cara yang menyenangkan serta ke depannya kami berharap mereka dapat terus mempraktikkannya dan menerapkan pada kehidupan keseharian mereka di lingkungan sekitar sehingga  dapat merubah perilaku kesehatan masyarakat suku anak dalam di sana" ujarnya.

Adapun kegiatan yang telah mahasiswa lakukan yaitu bagaimana cara mencuci tangan yang baik dan benar, memberikan informasi terkait memelihara kebersihan kuku, pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan gigi dan pentingnya menjaga kesehatan lingkungan.Tentunya mengajar orang tersebut tidaklah mudah bagi mahasiswa, oleh karena itu mahasiswa menggunakan metode role playing yaitu permainan yang dapat menarik perhatian anak-anak agar mau dan ikut dalam mempraktikkan personal hygiene, karena di usia dini anak-anak akan sangat mudah untuk mempelajari sesuatu dengan cara belajar sambil bermain. Yang mana permainan yang mahasiswa mainkan adalah bermain kereta api, bernyanyi, panah asmara, praktek dan lain sebagainya yang bisa membuat suasana menjadi hidup, nyaman dan tidak merasa  malu kepada mahasiswa Ilmu Kesehatan Masyarakat, yang mana pada dasarnya mereka sangat pemalu terhadap orang asing yang baru dikenal itulah merupakan satu tantangan yang besar bagi para mahasiswa yang mengabdi ketika itu.

Di lain sisi OK GEMPITA SAD (Gerakan Merangkul Mimpi dan Cita Suku Anak Dalam) dan mahasiswa Ilmu Kesehatan masyarakat juga melaksanakan kegiatan yaitu senam di pagi hari, menanam bibit, pemberian bantuan speaker, microfon, bermain bersama anak-anak 

Suku Anak Dalam, menjelajah bersama mereka untuk melihat kondisi rumah mereka dan masih banyak lainnya dari situlah kami banyak belajar adat budaya mereka dan selalu bersyukur dengan apa yang di berikan saat ini.

Kegiatan Dilakukan pada 10 - 16 November 2022.

Ikuti tulisan menarik Rheyna Leony lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB

Terkini

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB