Kepemimpinan merupakan obyek diskursus yang banyak dibicarakan para pakar bidang manajemen.

Kepemimpinan dapat diartikan sebagai proses mempengaruhi, mengajak, menggerakkan, mendorong, membimbing ataupun menuntun orang lain dalam agar berfikir, bersikap, bertindak sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Kepemimpinan diambil dari kata pemimpin yang dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah leader dari akar kata to lead yang berarti saling berkaitan, paling awal bergerak, melangkah pertama dan terdepan, paling dulu berbuat, pelopor dalam mengarahkan pikiran, pendapat dan tindakan orang lain, serta melalui pengaruhnya ia membimbing, menuntun, menggerakkan orang lain.

Kepemimpinan sedikitnya meliputi empat hal yang saling berhubungan, yaitu adanya orang memberi dorongan dan inspirasi, adanya orang-orang yang dipengaruhi dan rela untuk dikendalikan, adanya kegiatan tertentu dalam menggerakkan untuk mencapai tujuan bersama, serta adanya tujuan yang diperjuangkan melalui serangkaian tindakan

Bagaimana dengan kepemimpinan dosen itu?

Kepemimpinan dosen pada dasarnya merupakan suatu proses untuk mempengaruhi orang lain yang didalamnya berisi serangkaian tindakan dan perilaku terhadap invididu yang ia pengaruhi. Kemampuan mempengaruhi orang lain adalah inti dari kepemimpinan. Oleh karena itu, kapasitas dosen dalam menjalankan pengaruhnya memimpin mahasiswa sangat menentukan. Harmoni tujuan antara keinginan yang hendak dicapai dosen dengan tujuan mahasiswa menjadi penentu suksesnya kepemimpinan dosen.  

Dosen yang ideal adalah dosen dengan etos dalam memimpin mahasiswa. Etos tersebut adalah (1) memimpin berdasarkan panggilan jiwa; (2) memimpin dengan kemauan keras; (3) memimpin dengan tulus; (4) memimpin dengan tuntas; (5) memimpin dengan kreatif; dan (6) memimpin dengan serius.

Etos Panggilan Jiwa

Etos dosen dengan panggilan jiwa dapat melaksankan kepemimpinannya dengan gigih, tidak mudah menyerah, berkomitmen tinggi, percaya diri, dalam mengarahkan mahasiswa yang ia pimpin.

Etos Berkemauan Keras

Etos kepemimpinan yang berkemaun keras, menunjukkan totalitas dosen dalam memotivasi mahasiswa memperoleh pengetahuan tinggi di kampus, serta meraih kehidupan yang lebih baik dan sejahtera setelah lulus. Dengan kemauan kerasnya, dosen membangun semangat juang mahasiswa untuk bekerja keras, melalui belajar yang tekun, memberikan tugas-tugas menantang, melatih melakukan riset untuk memperoleh temuan baru, serta memberikan tuntunan dan keteladanan. 

Etos Memimpin dengan Tulus

Dosen beretos memimpin dengan tulus, adalah dosen yang menilai profesi dosen anugera Tuhan, maka tugas ini dilaksanakannya dengan memimpin mahasiswa secara tulus dan ikhlas. Jabatan sebagai dosen dimaknai penuh syukur mendapat rahmat Tuhan, sehingga, dosen memberi kesempatan tanpa batas kepada mahasiswanya untuk menggali ilmu yang dimiliki dosennya.  

Etos Memimpin Tuntas

Dosen yang ideal adalah adalah memimpin dengan tuntas. Dosen dengan etos kepemimpinan seperti ini memaknai pekerjaannya sebagai amanah Tuhan. Sehingga dosen melaksanakan tugasnya hingga mahasiswa memenuhi kategori sesuai dengan capaian yang diharapkan dalam pembelajarannya. 

Etos Unggul dan Kreatif

Etos memimpin dengan unggul dan kreatif dalam praktiknya dapat dijalankan secara simultan. Memimpin yang unggul didasari pada keyakinan bahwa menjadi seorang dosen sebagai amanah. Sehingga dosen memimpin sungguh-sungguh dengan mengedepankan proses yang unggul, seperti mengefektifkan pemanfaatan waktu, tenaga serta fasilitas yang tersedia. Proses yang unggul akan ditunjang oleh kereativitas tinggi, melalui pengembangan potensi dirinya dan potensi diri orang yang dipimpinnya sehingga potensi itu berkembang secara maksimal. Pemimpin yang kreatif mampu mengarahkan kegiatan orang yang dipimpinnya dan memanfaatkan segala fasilitas yang terbatas untuk mencapai hasil yang unggul dan berkualitas tinggi.

Etos Memimpin dengan Serius

Salah satu etos penting dalam konsep kepemimpinan dosen yang ideal adalah memimpin dengan serius. Dosen dengan etos kepemimpinan ini berpandangan bahwa pekerjaan dosen adalah ibadah. Oleh karena itu, dosen akan melaksanakan kepemimpinannya dengan tekun, sungguh-sungguh, semangat yang tinggi, karena pekerjaannya merupakan pengabdian kepada Tuhan. Kepemimpinannya dijadikan sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Tuhan, serta untuk kebaikan dan menghasilkan yang terbaik bagi orang yang dipimpinnya.

Ikuti tulisan menarik Ahmad Muktamar Badruddin lainnya di sini.