x

Iklan

Ahmad Muktamar Badruddin

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 19 November 2022

Minggu, 25 Desember 2022 08:50 WIB

7 Kebiasaan yang Wajib Dimiliki Pemimpin

Kepemimpinan beretika tidak muncul begitu saja, namun dibangun dari kebiasaan sehari-hari yang dibentuk dalam kurung waktu lama. Pemimpin beretika tentu memiliki standar yang dijalankan melalui rutinitas kemudian membentuk kebiasaan sehari-hari.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Banyak yang mengatakan bahwa penampilan seseorang adalah cerminan etika dari orang tersebut.

Namun pandangan lain menilai perilaku seseorang yang terlihat, bisa saja merupakan hasil manipulasi dari etika yang baik. Karena apa yang terlihat tersebut terjadi pada situasi normal. Karakter yang sebenarnya akan terlihat ketika berhadapan dengan tekanan, tantangan atau masalah-masalah. Seseorang mempunyai potensi untuk memanipulasi orang lain dengan kepintaran, pengalaman dan kekuatan penampilan luarnya. Namun, manipulasi tersebut akan terkuak setelah dilakukan pengamatan dan kebersamaan dalam rentang waktu tertentu.

Secara normal, interaksi dengan orang lain biasanya berlangsung dalam jangka waktu pendek, misalnya dengan teman kerja di kantor yang hanya dalam beberapa jam saja. Maka sifat baik dan kualitas kehidupan seseorang, hanya dapat diketahui melalui kebersamaam dan mengenalnya dalam jangka waktu yang panjang. Ekspresi tersembunyi akan terlihat dalam situasi tertentu. Tidak ada orang yang dapat menyembunyikan sifat asli secara permanen, karena dari cara berbicara, bertindak dan merespon, akan teridentifikasi melalui interaksi dalam waktu lama.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Gambaran seperti di atas, berlaku secara umum, termasuk seseorang yang berstatus sebagai pemimpin, yang kerap dijadikan sebagai panutan bawahannya dalam bertindak di dalam organisasi. Perilaku seorang pemimpin akan mempengaruhi sikap dan perilaku bawahannya. Oleh sebab itu, seorang pemimpin yang menginginkan kepemimpinannya berjalan efektif, memiliki kewajiban moral yang disebut etika kepemimpinan. Etika adalah faktor penentu keberhasilan pemimpin. Dalam kepemimpinan yang dinilai baik apabila fungsi-fungsinya dijalankan berdasarkan prinsip-prinsip beretika sesuai dengan nilai-nilai yang dianut. Kepemimpinan beretika akan menciptakan suasana kerja dalam organisasi lebih nyaman, produktivitas lebih tinggi, dan menyelesaikan konflik yang ada di dalam organisasi.

Kepemimpinan beretika tidak muncul begitu saja, namun dibangun dari kebiasaan sehari-hari yang dibentuk dalam kurung waktu lama. Pemimpin beretika tentu memiliki standar yang dijalankan melalui rutinitas kemudian membentuk kebiasaan sehari-hari.

Stephen R. Covey dalam bukunya 7 Habits of Highly Effective People adalah referensi yang tepat bagi para pemimpin. Stephen R. Covey mengemukakan bahwa kesuksesan bisa diperoleh dari etika kepribadian. Kesuksesan akan hadir karena kepribadian seseorang, citra publik, sikap, dan perilaku, yang seimbang, utuh dan kuat. Esensinya diwujudkannya kebiasaan-kebiasaan sebagai berikut :  

 1. Proactive (Proaktif)

Proaktif - Ilustrasi Sumber : https://samahitawirotama.com/

Menjadi proaktif adalah sesuatu yang lebih dari sekedar mengambil inisiatif. Proaktif berarti kesadaran akan tanggung jawab terhadap pilihan dan bagaimana cara melanjutkan dan menjalankannya. Seseorang memiliki keputusan serta mampu menilai dan mengaudit diri sendiri. Orang-orang yang proaktif adalah agen perubahan, dan memilih untuk tidak menjadi reaktif serta tidak menyalahkan orang lain.

Proaktif berbeda dengan reaktif. Orang reaktif cenderung mengambil sikap pasif yang berujung pembatasan diri. Sebaliknya, proaktif biasanya fokus mengerjakan hal-hal yang mampu untuk diselesaikan.

Contoh cara orang proaktif dan reaktif dalam merespon situasi adalah sebagai berikut:

  • Reaktif – Pekerjaan ini tidak cocok untuk saya.
  • Proaktif – Saya menerima tantangan ini dan mencari cara untuk menyelesaikannya.

2. Begin with the End in Mind (Mulailah dengan Tujuan Akhir)

Mulailah dengan tujuan akhir - Ilustrasi Sumber : https://www.freepik.com/

Menentukan tujuan akhir adalah langkah yang pertama yang harus dilakukan. Seseorang harus benar-benar menyadari tujuan akhirnya agar bisa menyelesaikannya dengan baik. Lebih awal diketahui alasannya untuk lebih produktif dalam bekerja, serta tidak membiarkan dirinya hidup tanpa tujuan yang jelas.  

 3. Put First thing first (Dahulukan yang Utama)

Mendahulukan yang utama berarti mengatur aktivitas dan melaksanakannya berdasarkan prioritas-prioritas yang paling penting. Apa pun situasinya, hal itu berarti menjalani kehidupan dengan didasarkan pada prinsip-prinsip yang dirasakan paling berharga, tidak terganggu oleh agenda dan kekuatan sekitar yang mendesak dan tidak penting. Seseorang yang ingin sukses, ia bekerja dengan skla prioritas. 

 4. Think Win Win (Berpikir Menang-menang)

kBekerja untuk kepentingan "Kita" bukan "aku" - ilustrasi sumber : https://www.freepik.com/

Berpikir menang-menang adalah kerangka pikiran dan hati yang berusaha mencari manfaat bersama dan saling menghormati di dalam segala jenis interaksi. Berpikir menang-menang adalah berdasar mentalitas berkelimpahan yang melihat banyak peluang, serta bukan berpikir dengan mentalitas berkekurangan dan persaingan yang saling mematikan. Karakter ini bukanlah berpikir secara egois (menang-kalah) atau seperti martir (kalah-menang). Memahami bahwa kemenangan untuk semua orang akan bertahan lama dibandingkan dengan kemenangan satu orang saja. Berpikir menang-kalah memang bisa membuat seseorang merasa berhasil, namun akan berdampak negatif pada hubungannya dengan pihak lainnya di masa yang akan datang. Karakter ini adalah berpikir dengan mengacu kepada kepentingan “kita”, bukan “aku”.

5. Effective Communication

Berkomunikasi dengan empathy; berusaha memahami dulu, baru kemudian berusaha dipahami. Jika kita mendengar dengan maksud untuk memahami orang lain, dan bukan sekedar untuk mencai celah untuk menjawab, kita bisa memulai komunikasi dan pembentukan hubungan yang sejati. Peluang-peluang untuk berbicara secara terbuka dan untuk dipahami kemudian akan datang secara lebih alamiah dan mudah. Berusaha untuk memahami memerlukan pertimbangan matang; berusaha untuk dipahami memerlukan keberanian. Efektivitas terletak pada menyeimbangkan atau menggabungkan keduanya.

6. Synergy (Sinergi)

Timwork yang kuat - ilustrasi : https://yayasanalphaindonesia.org/

Bersinergi dengan orang lain adalah cara untuk merangkul perbedaan. Sinergi adalah alternatif ketiga – bukan cara saya, cara Anda, tetapi sebuah cara ketiga yang lebih baik daripada apa yang bisa kita capai sendiri-sendiri. Sinergi merupakan buah dari sikap menghormati, menghargai, dan bahkan merayakan adanya perbedaan di antara orang-orang. Sinergi terkait dengan upaya untuk memecahkan masalah, meraih peluang dan menyelesaikan perbedaan. Sinergi juga merupakan kunci keberhasilan dari tim atau hubungan efektif mana pun. Sebuah tim yang bersinergi adalah sebuah tim yang saling melengkapi, di mana tim itu diatur sedemikian rupa sehingga kekuatan dari para anggotanya bisa saling menutupi kelemahan-kelemahannya. Dengan cara ini kita mengoptimalkan kekuatan, bekerja dengan kekuatan tersebut, dan membuat kelemahan dari masing-masing orang menjadi tidak relevan.

 7. Sharpen the Saw (Mempertajam Gergaji)

Tidur Yang Teratur, menyeimbangkan energi untuk bekerja, makan yang cukup, olah raga teratur

Mengasah gergaji berkenaan dengan upaya kita untuk memperbarui diri secara terus-menerus pada empat bidang dasar kehidupan: fisik, sosial/emosional, mental, dan spiritual. Dengan kata lain, menyeimbangkan energi yang dihabiskan untuk bekerja dengan waktu istirahat yang memadai, makan teratur, berolahraga, dan tetap termotivasi. Ini adalah karakter yang meningkatkan kapasitas kita untuk menjalankan semua kebiasaan lain yang akan meningkatkan efektivitas kita.

Menjadi pemimpin sukses yang miliki beretika dengan produktivitas kerja yang tinggi memang keinginan setiap orang. Oleh itu, Stephen R. Covey membagikan 7 kebiasaan yang bisa menjadi referensi, yaitu dengan cara menjadi proaktif, memiliki tujuan akhir, dahulukan prioritas, berpikir menang-menang, pahami orang lain terlebih dahulu, bersinergi dan mengasah gergaji atau fokus pada kesehatan diri. 

Ikuti tulisan menarik Ahmad Muktamar Badruddin lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler