x

Studi tentang dampak perubahan iklim

Iklan

Rikhardus Roden Urut Kabupaten Manggarai-NTT

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 25 Oktober 2022

Sabtu, 10 Desember 2022 08:35 WIB

Perubahan Iklim Ancam Ketahanan Pangan dan Sumber Penghidupan Keluarga Petani di Perdesaan

Pertanian di Kabupaten Manggarai Timur sangat dipengaruhi oleh dua kejadian iklim ekstrim, yaitu kekeringan dan curah hujan dengan intesitas tinggi. Kedua kondisi iklim ini berpengaruh terhadap produksi tanaman pangan dan perkebunan di Manggarai Timur. Dampaknya adalah produksi padi sawah dan ladang menurun secara drastis.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Yayasan Ayo Indonesia, Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Manggarai Timur bersama Kelompok Tani Mitra Kalabumbu, pada bulan Maret lalu tepatnya, Senin (21/3/2022), bertempat di rumah salah anggota kelompok tani di Kampung Kalabumbu, Kelurahan Watu Nggene, Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur mengimplementasikan satu kegiatan dari Program Voice for Inclusiveness Climate Resilience Action (VICRA), yaitu berdiskusi untuk mengidentifikasi jenis bencana, kerentanan dan kapasitas berperspektif kesetaraan gender dan inklusi sosial (GESI). Peserta diskusi berjumlah 22 orang, terdiri dari 3 orang staf dari Yayasan Ayo Indonesia, 1 orang staf Dinas Pertanian Babupaten Manggarai Timur, 1 duta petani andalan, dan 17 anggota Kelompok Tani Mitra Kalabumbu, sebanyak 8 orang dari peserta diskusi tersebut adalah perempuan. Sumber penghidupan dari anggota kelompok tani mitra berasal dari hasil kakao, kemiri, dan sayur-sayuran.

 
 
Kegiatan diskusi ini diawali dengan pemaparan materi tentang alasan Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur melalui Dinas Pertanian untuk memberi perhatian serius terhadap isu perubahan iklim dan menjelaskan kerugian di sektor pertanian khususnya produksi pangan yang ditimbulkan oleh terjadinya perubahan iklim.
 

Beny Dansis, Kepala Bidang Pengendalian dan Penanggulangan Bencana Pertanian dan Perizinan Pertanian Dinas Pertanian Kabupaten Manggarai Timur menuturkan bahwa Perubahan Iklim akibat dari pemanasan global berpengaruh terhadap sektor pertanian di kabupaten Manggarai Timur, dampak yang terjadi bersifat multidimensional, mulai dari kerusakan sumber daya infrastruktur pertanian, kehilangan sumber penghidupan petani, terganggunya sistem produksi pertanian hingga aspek ketahanan dan kemandirian pangan menjadi terancam sehingga berpotensi menurunkan kesejahteraan para petani dan masyarakat pada umumnya.
 

Dampak dari Perubahan iklim, lanjut Beny semakin terasa pada sektor petanian pangan, yakni bergesernya jadwal tanam akibat musim kekeringan yang berkepanjangan dan terjadinya serangan hama belalang setiap tahun yang merusak tanaman jagung, kacang-kacangan dan padi ladang.
 
Pada lima tahun terakhir, Jelas, Beny, para petani mengalami kesulitan menentukan waktu tanam karena pola hujan telah berubah, sering terjadi petani menanam jagung dan padi ladang berulang-ulang dalam satu musim tanam. Selain itu, kejadian yang lain, adalah hampir setiap tahun gejala hujan tipuan muncul dimana hujan turun dengan intensitas tinggi selama 2 hari setelah itu hujan tidak turun lagi sehingga padi ladang atau jagung yang ditanam mati kekeringan, akhirnya petani harus menunggu waktu yang tepat untuk menanam lagi, ketidakpastian waktu menanam dialami oleh petani. Situasi iklim seperti ini ternyata menyebabkan petani-petani di perdesaan menjadi kelompok masyarakat yang rentan secara sosial ekonomi, mudah mengalami kehilangan sumber penghasilan.

Pertanian di Kabupaten Manggarai Timur sangat dipengaruhi oleh dua kejadian iklim ekstrim, yaitu kekeringan dan curah hujan dengan intesitas tinggi.





Luas lahan padi sawah produktif di Kabupaten Manggarai tahun 2019 sebesar 21.461.2 Hektar, pada tahun 2020 meningkat menjadi 23.857,1 hektar namun tahun 2021 mengalami penurunan sebesar 2.095,58 hektar disebabkan oleh terjadinya kerusakan saluran irigasi akibat banjir dan kekeringan yang berlangsung selama 8 bulan. Kejadian yang berkaitan erat dengan perubahan iklim ini berpengaruh terhadap produktifitas padi sawah, berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Manggarai Timur tahun 2021, produksi padi sawah menurun secara signifikan dari 131,492,4 ton tahun 2020 menjadi 107.510,45 ton pada tahun 2021 (28,23 %), demikian juga produktiftas padi ladang menurun secara drastis yang disebabkan oleh pola curah hujan yang berubah bahkan tidak menentu dan pola budidaya yang belum tepat (sesuai kondisi iklim).


Tanaman pangan jenis Jagung sebagai salah satu sumber pangan dari masyarakat di Kabupaten Manggarai Timur, ungkap Beny juga mengalami penurunan produktifitas pada tiga tahun terakhir, dimana dari total produksi tahun 2019 yang mencapai angka 29.548 ton menurun sebesar 6.139 menjadi 23.318 ton pada tahun 2021.
 
Lebih lanjut Beny menjelaskan bahwa faktor perubahan pola curah hujan menjadi penyebab hal ini terjadi, pola curah hujan yang demikian mengakibatkan tanaman jagung mati kekeringan pada awal pertumbuhan sedangkan pada daerah-daerah tertentu dimana jagung yang mengalami kekurangan air pada fase pembungaan, tanaman jagung justru rusak dimakan hama belalang. Sejak tahun 2004 hingga tahun 2021, hama belalang menjadi ancaman terhadap tanaman jagung, sorgum dan padi ladang di Manggarai Timur, hama ini muncul dengan tingkat serangan amat tinggi berlangsung sepanjang musim kering. 
 
“ Serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) jenis belalang, hama putih, tikus, wereng coklat, dan ulat grayak terhadap tanaman pangan dan hortikultura di Manggarai Timur cukup tinggi dan menimbulkan gagal panen serta penurunan produksi pada lahan seluas 1.963,4 hektar,"tutur Beny.

Pada sesi diskusi yang difasilitasi oleh Rikhardus Roden Urut dan Florianus Hasi, untuk mengidentifikasi bencana, kerentanan dan kapasitas, peserta yang sebagian besar berpendidikan sekolah dasar (SD) hanya 1 orang yang berpendidikan terakhir SMP, 1 orang tamatan Sekolah Menengah Atas (SMA) dan 1 orang berpendidikan Sarjana, umumnya mengatakan bahwa bencana kekeringan dan curah hujan tinggi (bulan desember-febaruari) yang sering terjadi di Wilayah Kelurahan Watu Nggene sejak tahun 2000.
 
 
Kekeringan menjadi ancaman serius bagi petani, mereka rentan mengalami kehilangan sumber pangan dan pendapatan. Anggota kelompok tani mitra kalambu menggantungkan hidup mereka, misalnya untuk memenuhi kebutuhan pangan dan ekonomi (pendapatan) dari hasil padi sawah, padi ladang, kakao, kemiri dan sayur-sayuran. Akan tetapi kehadiran beberapa Koperasi Simpan Pinjam sangat membantu ketika mereka membutuhkah uang untuk memenuhi kebutuhan sembako dan membiayai pendidikan anak-anak.



Yohanes Nerdi, salah satu peserta diskusi menyampaikan pendapatnya bahwa Budidaya sayur-sayuran menjadi kegiatan rutin kelompok tani mitra untuk memperoleh pendapatan bulanan, usaha ini sebagian besar dijalankan oleh perempuan, mulai dari kegiatan produksi hingga menjualnya di 3 pasar lokal dengan jarak kurang lebih yang terjauh 7 km dari Kampung Kalabumbu. Tanaman padi ditanam hanya untuk memenuhi kebutuhan beras, tidak untuk dijual, sedangkan sayur-sayuran, kakao dan kemiri menjadi komoditi penopang ekonomi mereka bahkan sebagian uang dari hasil penjualan Kakao dan kemiri digunakan untuk membeli sembilan bahan pokok.
 
Yustina Nggunu, 65 Tahun, petani perempuan yang menekuni usaha sayur-sayuran di atas lahas seluas 3 are selama 20 tahun menceritakan pengalamannya, dimana sejak 6 tahun lalu, dia sering merasakan suhu udara dan permukaan tanah sangat panas di sekitar lahan sayur-sayurannya, ini terjadi pada bulan Agustus dan September, akibatnya lahan menjadi retak dan pertumbuhan tanaman tidak optimal sehingga kualitas sayur-sayuran tidak bagus bahkan tidak bisa dijual sebab konsumen tidak mau beli padahal pupuk kandang yang digunakan cukup banyak untuk bisa menghasilkan sayur-sayuran yang baik dari segi mutunya.


Yohanes Nerdi, pemilik usaha NerdiFarm, Mbolata, Kelurahan Watu Nggene, Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur/Foto RR

Pengalaman yang sama juga dialami oleh Vinsensius Setu, petani sayur-sayuran, kata dia, jika saya menyiram sayur-sayuran di atas lahan dengan kondisi permukaan tanahnya panas di sore hari justru sayur-sayuran menjadi layu dan tidak bertumbuh lagi kemudian, sehingga kami kehilangan rupiah atau pendapatan kami menurun karena mutu saayur-sayiran tidak bagus, lantas dijual dengan harga murah, yang penting menghasilkan uang. “ Kami belum mendapatkan pengetahuan atau tehnologi untuk mengatasi persoalan ini,” kata Vinsen.
 
Dia juga menambahkan pada bulan Desember hingga Februari curah hujan sangat tinggi, sayur-sayuran rusak dan kakao terserang hama ulat yang mengakibatkan buah kakao busuk sehingga petani mengalami gagal panen dan kehilangan pendapatan. Persoalan ini dialami hampir setiap tahun dan cara kami kemudian untuk mendapatkan uang adalah bekerja menjadi kuli atau buruh bangunan.



Veronika Landis, 46 tahun mengaku pada 5 tahun terakhir serangan hama putih cukup tinggi sehingga hasil padi sawahnya terus menurun, serangan hama ini terjadi pada saat musim kering, tidak bisa diatasi meskipun disemprot berkali-kali. Sedangkan Hama busuk buah pada kakao juga yang paling banyak merusak buah buah dan biji kakao milikinya, terjadi pada saat musim hujan (bulan Desember sampai dengan Februari).

Baik Yustina Nggunu, Veronika Landis maupun Vinsensiu Setu dengan wajah penuh semangat dan semringah mengungkapkan, beruntung sejak 8 tahun lalu kami semua telah menjadi anggota dari lembaga keuangan non bank, yaitu Koperasi Kredit Ayo Mandiri, KSP CU Florette, dan Koperasi Mekar sehingga disaat kami mengalami gagal panen dan butuh uang untuk memenuhi kebutuhan keluarga khususnya untuk kebutuhan dasar dan pendidikan yang tidak bisa ditunda maka kami meminjam uang di Koperasi-koperasi tadi dengan bunga rendah. “Kami juga mendapat bantuan sosial langsung tunai (BLT) dan sembako dari Program Keluarga Harapan (PKH), kedua jenis bantuan pemerintah ini sangat membantu disaat mengalami kesulitan uang,” tambah Yustina.


Penulis : Rikhardus Roden



Segelas Kopi Arabika produksi KOPSEN KKM, Karya Mandiri Manggarai

Ikuti tulisan menarik Rikhardus Roden Urut Kabupaten Manggarai-NTT lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler