x

Kebun Sorgum di Desa Iteng, Kecamatan Satar Mese, Kabupaten Manggarai

Iklan

Rikhardus Roden Urut Kabupaten Manggarai-NTT

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 25 Oktober 2022

Jumat, 9 Desember 2022 07:25 WIB

Pengembangan Sorgum untuk Pangan dan Gizi di Manggarai Raya

Berdasarkan hasil kajian Kementrian PPN/Bappenas Kabupaten Manggarai, Manggarai Barat dan Manggarai Timur merupakan lokasi Top Prioritas dan Super Prioritas untuk aksi Pembangunan berketahanan Iklim karena tingkat kerentanan dan resiko bencana akibat perubahan iklim sangat tinggi. Jika tidak diatasi segera melalui upaya adaptasi dan mitigasi maka Perubahan Iklim akan berimplikasi kepada terjadinya penurunan produksi pangan bahkan bisa menimbulkan gagal panen dan petani sebagai kelompok masyarakat rentan berpotensi mengalami persoalan kehilangan sumber penghidupan

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Tanggal 3 Agustus 2022, tiga k abupaten di Flores berkomitmen untuk bekerjasama mengatasi dampak peruhaan iklim melalui pendekatan kawasan. Tiga kabupaten itu adalah Kabupaten Manggarai, Manggarai Barat dan Manggarai Timur. Komitmen dinyatakan pada Seminar Nasional tentang Pembangunan Berketahanan Iklim di Aula Kantor Bupati Manggarai.

Salah satu poin rekomendasi dari seminar itu perlu kerjasama lintas sektor pemerintahan desa, kabupaten, pusat dengan berbagai kelompok masyarakat, dunia usaha, lembaga agama dan lembaga swadaya masyarakat. Hal itu perlu untuk strategi sinergitas guna menentukan dan menerapkan aksi pembangunan berketahanan iklim.

Berdasarkan kajian Kementrian PPN/Bappenas, Kabupaten Manggarai, Manggarai Barat dan Manggarai Timur adalah lokasi top prioritas dan super prioritas untuk aksi pembangunan berketahanan Iklim. Di sana tingkat kerentanan dan resiko bencana akibat perubahan iklim sangat tinggi. Jika tidak diatasi segera melalui upaya adaptasi dan mitigasi, perubahan iklim akan berimplikasi penurunan produksi pangan bahkan menimbulkan gagal panen. Petani sebagai kelompok masyarakat rentan berpotensi mengalami persoalan kehilangan sumber penghidupan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kondisi di atas membutuhkan upaya dalam sistem pangan berkelanjutan yang tangguh iklim, salah satunya adalah ketersediaan varietas tanaman pangan yang adaptif. Sorgum adalah tumbuhan adaptif dan banyak dijumpai aksesinya di wilayah NTT. Setidaknya dari 77 aksesi sorgum, sebanyak 30%nya ditemukan di NTT.

 

Sorgum sebagai salah satu tanaman lokal di Nusa Tenggara Timur yang mampu hidup dan beradaptasi pada kondisi iklim/cuaca ekstrim kering. Sorgum dengan banyak nama di NTT telah dikembangkan sejak lama . Akan tetapi akibat revolusi hijau sekitar tahun 1980-an, keberadaan tanaman pangan ini dan budaya orang NTT mengkonsumsi  sorgum nyaris hilang. Namun, sejak 2011 tumbuhan ini mulai dikenalkan kembali di wilayah Timur Pulau Flores dan berkembang ke wilayah lain di NTT. Bahkan muncul inovasi di beberapa kabupaten  dimana pengembangan sorgum sebagai solusi untuk pengentasan gizi buruk dan stunting serta mengurangi lahan kritis. Satu contoh kasus di Kampung Likotuden, Kabupaten Flores Timur, puluhan hektar lahan kritis di dataran rendah berubah menjadi lahan sumber pangan dan pendapatan bagi masyarakat di sana, sorgum tumbuh baik sehingga hal inilah yang mendorong mereka untuk menanam sorgum setiap tahun.

 

Bulan Agustus, Presiden Joko Widodo menyatakan bahwa Indonesia akan mengembangkan sorgum di seluruh Indonesia sebagai solusi untuk mengatasi ketersediaan pangan dan ketergantungan terhadap gandum.

 

Pada tahun 2023, NTT akan mengembangkan sorgum seluas 25.000 ha, salah satunya di wilayah Manggarai Raya, dengan target luasan pengembangan masing-masing di Kabupaten Manggarai Timur 650 ha, Manggarai Barat 1.050 ha dan Manggarai 700 ha. Tanaman yang terbukti adaptif  tumbuh baik pada lahan kritis atau miskin unsur hara sehingga sangat tepat untuk dikembangkan di Manggarai Timur yang memiliki lahan kritis seluas 46 ribu hektar, Manggarai Barat 149 ribu hektar, dan Manggarai 243 ribu.hektar 

 

Kemampuan beradaptasi dari tanaman sorgum yang demikian khasnya dan potensi lahan kritis yang cukup luas di 3 Kabupaten maka sangat tepat sorgum dibudidayakan tentu dengan orientasi untuk ketahanan pangan, gizi, ekonomi, mengoptimalkan penggunaan lahan dan ekologi (mengurang lahan kritis). Upaya ini juga sejalan dengan komitmen Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur terkait upaya menjamin ketahanan pangan, membuka lapangan kerja dan peningkatan pendapatan petani dimana sorgum dan jagung menjadi komoditi utamanya.

 

Tujuan Pengembangan sorgum yang demikian tentu diperlukan suatu peta jalan, maka 2 syarat penting menjadi mutlak diperlukan, yaitu terkait tata kelola dan keterlibatan pemangku kepentingan pada tahap produksi ( hulu )/perbenihan hingga paska panen (hilir).

 

Peta jalan pengembangan sorgum yang dimaksud mengacu kepada beberapa pelajaran penting dari pengembangan sorgum sejak tahun 2019 di Kabupaten Manggarai dan Maggarai Timur hasil kerjasama Yayasan Ayo Indonesia, Keuskupan Ruteng, Yayasan Kehati, dan Dinas Pertaniaan Kabupaten Manggarai Timur. 

 

Visi dari pengembangan sorgum di Manggarai adalah terwujudnya kemandirian pangan yang benilai gizi dan ekonomis. Maka strategi untuk mencapai visi tersebut, antara lain peningkatan produktifitas dengan mengoptimalkan penggunaan lahan, khususnya lahan kritis, meningkatkan kapasitas petani terkait tehnik budidaya/perbenihan (kemandirian benih) dan pengolahan paska panen, Penyebarluasan informasi tentang manfaat sorgum, penyediaan sarana/prasarana paska panen, membangun jaringan bisnis dengan para Offtaker/Pengusaha dan membangun industri pengolahan sorgum menjadi aneka pangan dan pakan ternak.

 

Di Kabupaten Manggarai Timur, Dinas Pertanian dan Perkebunan sejak tahun 2019 berhasil mengembangkan sorgum untuk perbenihan dan pangan dengan total luasan lahan mencapai 25.5 hektar. Sedangkan di Kabupaten Manggarai berkat dorongan Yayasan Ayo Indonesia dan Yayasan Kehati Jakarta kepada Pemerintah Desa dan Lembaga agama (gereja) sebanyak kurang lebih 10 hektar lahan telah ditanami sorgum varietas Super 1 dan Bioguma. Sorgum menjadi satu jenis pangan yang penting demi menjamin ketahanan pangan saat ini dan di masa depan, jika dikembangkan secara serius maka NTT yang sebagian besarnya wilayahnya adalah semi-arid/lahan kering tidak akan mengalami krisis pangan. Namun tantanganya, adalah minat masyarakat untuk membudidaya sorgum  sebagai sumber pangan alternatif masih perlu ditingkatkan dan sumber benih yang bersertifikat masih terbatas. Maka Model pengembangan sorgum multipihak menjadi alternatif pendekatan tentu dengan memastikan peran-peran dari masing-masing pihak untuk mencapai visi pengembangan sorgum di Kawasan Manggarai Raya.

 

Ikuti tulisan menarik Rikhardus Roden Urut Kabupaten Manggarai-NTT lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler