x

Tampilan

Iklan

Siti Yuliani

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 3 Desember 2021

Senin, 12 Desember 2022 21:18 WIB

Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning dengan Bantuan Media OJAD untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Bahasa Jepang Siswa SMKN 1 Cilacap


Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Berikut adalah langkah-langkah penerapan model PBL dalam pembelajaran bahasa Jepang:

1.   Orientasi Siswa Terhadap Masalah

Pada tahap ini guru menumbuhkan minat belajar siswa sebelum pembelajaran. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kesiapan siswa dan memantik fokus/ konsentrasi siswa sebelum pembelajaran dimulai. Kemudian, guru memberikan stimulus pertanyaan terkait permasalahan yang harus didiskusikan oleh siswa mengenai materi Jikoshoukai dengan menampilkan video.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

2.   Mengorganisasikan siswa untuk belajar

Pada aktivitas ini guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok untuk mendiskusikan sebuah permasalahan yang diberikan. Siswa diberi kebebasan untuk mengeksplor pengetahuannya terkait topik yang didiskusikan melalui internet, bahan ajar yang disediakan, melalui scan barcode yang disediakan, melalui tayangan video dan lain sebagainya sesuai dengan minat dan karakteristik belajar siswa. Selanjutnya, siswa menuliskan informasi yang ia dapatkan dari berbagai sumber di LKPD dan disampaikan di forum diskusi.

3.   Membimbing Penyelidikan Individu

Pada tahap pembelajaran ini guru berkeliling untuk membimbing penyelidikan siswa dalam memecahkan permasalahan. Selanjutnya, guru mengenalkan cara penggunaan website OJAD (Online Japanese Accent Dictionary) kepada siswa.

Gambar tampilan Website OJAD

 

Selanjutnya, siswa berkreasi dalam kelompok untuk membuat karya berupa teks perkenalan sederhana dalam bahasa Jepang yang nantinya akan ditampilkan di depan kelas. Guru memberikan kebebasan terkait hasil karya/ bentuk penampilan yang akan mereka kreasikan sesuai dengan minat dan bakat siswa.

4.   Menyajikan Hasil

Pada aktivitas ini guru meminta siswa untuk mempraktikan perkenalan diri dalam bahasa Jepang. Kemudian, guru menyuruh siswa lain untuk memberikan respon terhadap penampilan temannya.

5.   Menganalisis dan Mengevaluasi

Pada tahap ini guru memberikan apresiasi sekaligus evaluasi terhadap penampilan siswa terkait perkenalan diri. Memberikan apresiasi atas hasil karya siswa dapat menumbuhkan rasa kepercayaan diri siswa agar siswa semakin yakin dengan potensi yang ia miliki, sehingga mereka dapat mengaktualisasikan diri mereka secara optimal. Guru perlu untuk memberikan apresiasi, dukungan, serta memotivasi siswa agar terus mengembangkan potensi yang ada pada dirinya. Selain itu, guru juga perlu memberikan evaluasi terkait hasil karya/ penampilan siswa dengan tujuan agar siswa dapat terus memperbaiki dan berusaha untuk memberikan yang terbaik disetiap penampilan/ karya yang dibuat selama proses pembelajaran berlangsung.

6.   Refleksi

Pada tahap akhir pembelajaran guru bersama siswa merefleksi terkait berbagai kegiatan pembelajaran yang sudah berhasil dilalui. Guru memberikan umpan balik kepada siswa berupa penguatan karakter sesuai profil pelajar pancasila untuk menyamakan persepsi tentang makna dibalik proses demi proses yang mereka lalui selama pembelajaran berlangsung. Guru memberikan pemahaman lebih lanjut agar siswa dapat menghargai dan menikmati setiap proses yang ia lalui dalam mencapai sebuah tujuan. Dengan demikian, siswa akan menyadari bahwa betapa pentingnya untuk selalu berproses dalam setiap kegiatan sebab dengan berproses mengajarkan nilai kehidupan tentang arti sebuah perjuangan dan pengorbanan.

 

Dampak dari pelaksanaan praktik baik ini ternyata mendapatkan respon yang baik dari siswa dan beberapa rekan guru juga turut untuk memberikan dukungan dan saran yang membangun. Hasil yang dicapai setelah menggunakan model PBL  dengan berbantuan media OJAD (Online Japanese Accent Dictionary) antara lain terciptanya suasana pembelajaran yang nyaman dan menyenangkan bagi siswa sehingga siswa menjadi lebih antusias untuk mempelajari bahasa Jepang. Hal ini dibuktikan dengan adanya berbagai macam hasil karya yang telah ditampilkan oleh siswa sesuai dengan minat dan kreativitas masing-masing siswa dan mereka melakukannya dengan optimal. Selanjutnya, meningkatnya prestasi hasil belajar siswa. Hal ini dibuktikan dengan hasil nilai rata-rata keterampilan berbicara bahasa Jepang siswa adalah 85,50. Itu artinya, sebagian besar siswa memperoleh nilai di atas KKM (76).

Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran PBL dengan berbantuan media OJAD (Online Japanese Accent Dictionary) pada mata pelajaran bahasa Jepang terbukti efektif. Keberhasilan ini tentunya tidak terlepas dari berbagai factor yang mendukung seperti: adanya dukungan dari sekolah secara penuh dengan menyediakan berbagai fasilitas yang dapat dimanfaatkan secara optimal dalam pembelajaran, adanya kritik dan saran dari rekan sejawat terkain pelaksanaan praktik baik ini, adanya kerjasama yang baik antara guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Namun, dalam pelaksanaan praktik baik ini tidak dapat dipungkiri bahwa penulis mengalami sedikit kendala seperti: (1) ada satu file audio yang diputar suaranya terdengar sangat pelan padahal volume sudah maksimal sehingga beberapa siswa yang duduknya jauh dari speaker tidak dapat mendengar dengan jelas, (2) ada beberapa siswa yang gawainya tidak dapat membaca barcode, (3) ada beberapa siswa juga tidak memiliki kuota. Meskipun demikian, penulis juga menyediakan file audio yang terdapat dalam barcode untuk ditayangkan di PPT sehingga siswa yang gawainya tidak bisa membaca barcode tetap bisa mendengarkan file audio.

Ikuti tulisan menarik Siti Yuliani lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler