x

Iklan

Bambang Udoyono

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 3 Maret 2022

Kamis, 22 Desember 2022 12:58 WIB

Sing Waras Ngalah, Menghindari Perdebatan Adalah Tindakan Mulia.

Tidak sedikit warga masyarakat Indonesia terjebak dalam debat kusir yang tidak berguna. Nenek moyang kita memiliki peri bahasa sing waras ngalah.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Oleh: Bambang Udoyono

 

Sing waras ngalah adalah sebuah peri bahasa Jawa. Kita adalah bangsa besar, buktinya nenek moyang kita mampu membuat peribahasa atau pepatah yang sarat makna.   Kalimat sing waras ngalah itu  salah satu contohnya.  Artinya yang waras mengalah.  Mari kita bahas.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 

Sing waras ngalah, oleh sebagian orang mengatakan itu bukan kalimat tapi frasa karena tidak lengkap, ia tidak ada subyek, obyek, keterangan dsb.  Tapi kalau melihat konteksnya kita akan paham bahwa apapun itu gagasannya sangat jelas.

 

Orang Jawa biasa mengucapkan sing waras ngalah sebagai imperatif.  Itu adalah anjuran atau bahkan perintah.  Biasanya orang tua memberi nasehat kepada anak anaknya dengan kalimat itu.  Kalimat imperatif tidak memakai subyek. 

 

Perintahnya adalah perintah untuk meninggalkan debat kusir yang mengarah ke pertengkaran karena kegiatan itu tidak ada manfaatnya dan malah banyak mudaratnya.  Dalam Islam juga ada perintah meninggalkan debat kusir. 

 

Perintah ini sangat relevan dengan sikon kekinian di Indonesia ketika orang memboroskan banyak waktu, tenaga, pikiran dan biaya hanya untuk kegiatan tak berguna bahkan merugikan dirinya sendiri.

 

Selain kerugian waktu, tenaga, pikiran dan biaya, hati juga jadi panas.  Keuntungan tidak ada sama sekali.  Maka marilah sehatkah jiwa raga.  Lakukan kegiatan yang bermanfaat untuk diri sendiri, keluarga dan masyarakat.  Sing waras ngalah

 

Ada hadist tentang keutamaan meninggalkan debat.  Dari ibnu Abbas, ia berkata; Rasulullah s.a.w. bersabda: “Engkau akan mendapatkan dosa selama engkau suka berdebat (Tirmidzi)

 

Dari Abu Umamah, ia berkata; Rasulullah s.a.w. bersabda: “tidak akan tersesat suatu kaum setelah petunjuk selama mereka masih tetap di atasnya, kecuali orang-orang yang senang berdebat.” Kemudian Beliau membaca ayat ini: “tetapi mereka itu adalah kaum yang senang berdebat. (Ibnu Majah)

 

Dari Abu Hurairah, ia berkata; Rasulullah s.a.w. bersabda: “seorang hamba tidak dikatakan beriman dengan sepenuhnya hingga ia meninggalkan berbohong ketika sedang bergurau, dan meninggalkan berdebat meski ia benar(Ahmad)

 

Tentu yang dimaksud adalag debat kusir yang mengarah ke pertengkaran. Bukan debat adu argumen yang memakai nalar dan memakai data. 

 

Terbukti peri bahasa dari nenek moyang kita itu sangat sesuai dengan Islam. Itulah bukti bahwa leluhur kita adalah orang orang yang unggul.  Mereka mampu membuat saran dan nasehat untuk anak cucunya dengan kalimat atau frasa yang singkat, padat, sarat makna dan masih sangat relevan dengan zaman kekinian.

 

Peri bahasa atau pepatah Jawa tadi sangat bermanfaat untuk kita orang Indonesia. Mari kita terapkan agar Indonesia kita ini bisa bersatu. Agar masyarakat Indonesia bisa saling menolong, saling membantu.

 

Mari kita menghindari pertengkaran,  debat kusir, serta melakukan banyak hal yang lebih beranfaat untuk diri sendiri, keluarga dan masyarakat.

Sing waras ngalah.

Ikuti tulisan menarik Bambang Udoyono lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Hanya Satu

Oleh: Maesa Mae

Kamis, 25 April 2024 13:27 WIB

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Hanya Satu

Oleh: Maesa Mae

Kamis, 25 April 2024 13:27 WIB