x

Bacteria, generic illustration (stock image)

Iklan

. .

p
Bergabung Sejak: 22 Desember 2022

Jumat, 23 Desember 2022 20:29 WIB

Resistensi Bakteri terhadap Antiboitik Makin Meningkat

Resistensi antibiotik merupakan masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia. Jumlah bakteri yang resisten terhadap antibiotik semakin meningkat ke level yang sangat berbahaya. Antibiotik yang dapat dibeli untuk digunakan manusia atau hewan tanpa resep mengakibatkan penyebaran resistensi menjadi lebih buruk.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Resistensi antibiotik merupakan masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia. Jumlah bakteri yang resisten terhadap antibiotik semakin meningkat ke level yang sangat berbahaya. Antibiotik yang dapat dibeli untuk digunakan manusia atau hewan tanpa resep mengakibatkan penyebaran resistensi menjadi lebih buruk.

Demikian pula di daerah-daerah pelosok yang pengetahuanya tentang kesehatan masih minim, antibiotik sering diresepkan secara berlebihan oleh petugas kesehatan. Masyarakat pun menggunakannya secara berlebihan. Mekanisme resistensi baru muncul dan menyebar secara global, mengancam kemampuan kita untuk mengobati penyakit menular yang umum. (Fadli, 2020)

Berikut beberapa terjadinya resistensi antibiotik:

 
1. Penggunaan antibiotik secara berlebihan
Untitled Image
 
 
https://cdn.hellosehat.com/wp-content/uploads/2016/06/kekebalan-antibiotik-resistensi.jpg
Menggunakan antibiotik berlebihan justru menyebabkan penyakit infeksi yang sering ditemukan pada resistensi bakteri. Menurut Satria Aji Purwoko, jika Anda terlalu sering mengonsumsi antibiotik, semakin besar kemungkinan bakteri menjadi resisten. Artinya, antibiotik tidak akan lagi mampu mengatasi jenis bakteri tertentu di kemudian hari. (Purwoko, 2021)
 
2. Kurang menjaga kebersihan
Untitled Image
 
 
https://cdn.hellosehat.com/wp-content/uploads/2020/02/shutterstock_727232164-700x467.jpg
Kurangnya menjaga kebersihan rumah adalah salah satu penyebabnya munculnya resistensi bakteri. Tidak konsisten menjaga kebersihan ditambah jarang mencuci tangan hingga bersih bisa juga menjadi penyebab resistansi antibiotik.
 
3. Mutasi Bakteri
Untitled Image
 
 
https://gantari.id/wp-content/uploads/2021/03/20210309-03-Mutasi-Genetika-Menyebabkan-Bakteri-Resisten-Terhadap-Obat-800x450.jpg
Penyebab selanjutnya adalah terjadinya mutasi bakteri sehingga menimbulkan resisten secara alami. jadi ada gen-gen yang menyebabkan resistensi bakteri lain.
 
Untuk menentukan penggunaan antibiotika dalam menangani penyakit infeksi ada beberapa hal perlu diperhatikan. Secara umum kita dapat mengidentifikasi apakah antibiotik diperlukan untuk mengobati infeksi pada beberapa penyakit lalu menentukan kegunaannya dengan beberapa cara sebagai berikut:
 
1. Diagnosis infeksi. Masalah ini dapat diatasi secara klinis berdasarkan kriteria diagnostik atau dengan pemeriksaan tambahan. Gejala panas bukanlah kriteria untuk mendeteksi apakah ada atau tidaknya infeksi.
 
2. Mengidentifikasi kuman apa saja yang berpotensi menjadi penyebab terjadinya infeksi berdasarkan pengalaman dan epidemiologi lokal atau dari informasi ilmiah lainnya.
 
3. Pastikan kalau antibiotik benar benar diperlukan pada infeksi virus tersebut karena beberapa infeksi yang terjadi pada saluran pernapasan bagian atas, keracunan makanan yang terkontaminasi, dan keracunan bakteri enterik mungkin tidak diperlukan untuk beberapa infeksi. Jadi, kita hanya perlu memberikan terapi alternatif apa yang tersedia jika antibiotik tidak diperlukan.
 
4. Mengetahui ciri ciri kita mengalami infeksi dan membutuhkan antibiotik dengan segera. Langkah pertama adalah mengetahui apakah Anda memiliki infeksi sama sekali. Tanda-tanda Anda bisa terkena infeksi meliputi:
-Nyeri di area infeksi
-Pembengkakan
-Kelenjar yang membesar atau nyeri (kelenjar getah bening)
-Cairan atau debit mengalir dari tempat yang tidak seharusnya
-Demam
-Mual dan muntah
-Nyeri otot
-Kelelahan
-Nafsu makan berkurang
 
Tetapi hanya karena Anda mengalami infeksi tidak berarti itu disebabkan oleh bakteri. Faktanya, banyak infeksi sehari-hari disebabkan oleh virus, bukan bakteri. (Burke, 2022)
Resistensi bakteri sebelumnya sensitif terhadap antibiotik kemudian berubah menjadi resisten karena 3 kemungkinan
 
Tiga mekanisme dasar resistensi antimikroba adalah (1) degradasi enzimatik obat antibakteri, (2) perubahan protein bakteri yang merupakan target antimikroba, dan (3) perubahan permeabilitas membran terhadap antibiotik. Resistensi antibiotik dapat dimediasi oleh plasmid atau dipertahankan pada kromosom bakteri. Mekanisme resistensi yang paling penting terhadap penisilin dan sefalosporin adalah hidrolisis antibiotik yang dimediasi oleh enzim beta-laktamase bakteri. Ekspresi beta-laktamase kromosom dapat diinduksi atau ditekan secara stabil oleh paparan obat beta-laktam. Metode untuk mengatasi resistensi terhadap antibiotik beta-laktam meliputi pengembangan antibiotik baru yang stabil terhadap serangan beta-laktamase dan pemberian bersama inhibitor beta-laktamase dengan obat beta-laktam. Resistensi terhadap methicillin, yang stabil terhadap beta-laktamase gram positif, terjadi melalui perubahan protein target antibiotik, protein pengikat penisilin
2. Produksi enzim pengubah antibiotik dan sintesis target bakteri yang tidak sensitif terhadap antibiotik adalah mekanisme resistensi utama untuk kelas antibiotik lainnya, termasuk trimetoprim, sulfonamid, aminoglikosida, kloramfenikol, dan obat kuinolon. Berkurangnya penetrasi antibiotik juga merupakan mekanisme resistensi beberapa golongan antibiotik, termasuk obat beta-laktam, aminoglikosida, kloramfenikol, dan kuinolon. (Dever, 1991)
 
Daftar Pustaka:
https://www.bing.com/images/search?view=detailV2&ccid=UWnM5Ecy&id=20BDBF674418B76FB613514BB03437AC4378D0D6&thid=OIP.UWnM5EcyQVuZrTxspq6qfgHaEK&mediaurl=https%3a%2f%2fgantari.id%2fwp-content%2fuploads%2f2021%2f03%2f20210309-03-Mutasi-Genetika-Menyebabkan-Bakteri-Resisten-Terhadap-Obat-800x450.jpg&exph=450&expw=800&q=mutasi+bakteri&simid=608004225166228356&FORM=IRPRST&ck=FE09153136D6CE4BB9133AE91C451EC4&selectedIndex=0
https://cdn.hellosehat.com/wp-content/uploads/2020/02/shutterstock_727232164-700x467.jpg
https://cdn.hellosehat.com/wp-content/uploads/2016/06/kekebalan-antibiotik-resistensi.jpg
https://ejournal.uin-malang.ac.id/index.php/sainstis/article/view/1861
Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ikuti tulisan menarik . . lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler