Seni tari menjadi sarana hiburan yang sangat diminati oleh masyarakat, karena dalam seni tari memiliki kadar estetis yang mudah dipahami. Maka masyarakat dapat mengerti dan mengetahui tentang tarian yang ada di daerahnya. Sarana hiburan ini juga menjadi ruang untuk meningkatkan bakat agar menjadi lebih matang. Dalam hal tersebut kita dapat memahami betapa pentingnya seni pertunjukkan bagi seniman dan penikmat seni (dalam Saputra dkk, 2020:36).
Seni tari menutur dari Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah seni mengenai gerakan badan (tangan dan lainnya) yang berirama dan biasanya diiringi dengan bunyi-bunyian (musik, gamelan, dan sebagainya). Pada dasarnya seni tari merupakan sebuah gerakan tubuh dan sebagian saja yang dilakukan dengan ritmis serta pada waktu tertentu untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, dan tujuan dengan tanpa atau iringan musik.
Aliran gerak tari dapat dibedakan menjadi tiga kategori diantaranya adalah:
- Tari tradisional
Seni tari tradisional, tari yang diwariskan dari masa ke masa sejak zaman dahulu yang dilestarikan menjai budaya di suatu daerah. Dalam tarian tersebut terdapat nilai, filosofi, symbol, dan unsur religi. Tari tradisional biasanya tidak berubah dari masa ke masa, dari segi pakaian tari, rias, dan music pengiring. Tujuannya agar tetap terjada dan tidak hilang dimakan zaman.
Tari tradisional klasik, merupakan tarian tradisional yang dikembangkan oleh kalangan bangsawan istana atau keratin. Jika tarian tersebut diganti atau sekedar hanya ditambah maka sah-sah saja. Cirinya dalah tarian yang bernuansa anggun berwibawa, juga gerak dan aksesorisnya mewah dipergunakan, biasanya tarian ini diadakan untuk menyambut sebuag tamu kehormatan dan berkebangsaan. Contoh tari klasik adalah Tari Bedhaya Srimpi asal Jawa Tengah, Tari Sang Hyang asal Bali, dan Tari Merak karya Tjetje Soemantri asal Jawa Barat di tahun 1950.
Tari tadisional kerakyatan, dikembangkan dari masyarakat kaum bawah atau rakyat biasa. Berbeda dengan tari tradisional klasij, tarian yang satu unu gerakannya terlalu baku, bahkan bisa disatupadankan dengan gerakan baru yang lebih menarik. Karena tarian ini tidak memiliki syarat yang berbelit untuk melakukannya, dari segi gerakan mapun tampilan. Contohnya adalah Tari Jaipong asal Jawa Barat.
- Tari kreasi baru
Sebuah tarian yang dikembangkan oleh seorang penata tari. Gerakan yang ditampilkan bersifat bebas, tetapi masih tetap dalam kaidah gerakan tari yang estetis dan indah. Riasan dan iringan music dalam tari kreasi baru juga sangat beragam, tergantung dengan tema dan tujuan yang ingin dibawakan oleh si penari.
- Tari kontenporer
Merupakan tarian yang menggunakan gerakan-gerakan yang bersifat simbolik, unik, dan mengandung pesan tertentu. Irama musik yang digunakan tidak biasa, mulai dari musik sederhana, orchestra, sampai musik flutyloops yang diambil dari teknologi music digital. Rias wajah dan kostum terbilang aneh sesuai dengan tema yang dibawakan. Terbilang aneh karena tarian yang biasanya membawa sebuah gerakan berbentuk mengenang sebuah perjuangan seorang tokoh atau kejadian atau juga hari tertentu yang mana meninggalkan cerita khusus.
Tari Merak berasal dari Jawa Barat, gerakan tari merak mempresentasikan perilaku burung merak untuk menarik lawan jenis dengan gerakan-gerakan indahnya salah satunya dari memperlihatkan keindahan bulu ekornya. Tari Merak berasal yang berasal dari Jawa Barat ini diciptakan oleh seorang koreografer bernama Raden Tjetjep Soemantri. Gerakan tari merak mempresentasikan perilaku burung merak untuk menarik lawan jenis dengan gerakan-gerakan indahnya salah satunya dari memperlihatkan keindahan bulu ekornya. Seiring berkembangnya zaman gerakan tari merak juga mengalami perubahan dari koreo aslinya. Pada mementasan tari merak dilakukan secara berpasangan.
Gerakan dasar dari tari merak yang dapat dipelajari meliputi gerakan kepala, tangan, kaki serta sampuran. Gerakan-gerakan tersebut lebih jelasnya adalah:
- Gerakan kepala
Galier, dimana penari harus menggerakkan kepala memutar kearah kanan, kiri, depan, dan belakang.
Gilek, dimana penari harus menggelengkan kepala kea rah kanan dan kiri.
- Gerakan tangan
Ukel, dimana penari harus menggerakkan tangan yang dilakukan secara luwes saat memutar tangan sesuai irama music pengiring.
Selut, dimana penari harus menggerakkan tangan ke kanan dan ke kiri bersamaan dengan gerakan mendorong tangan ke depan atau ke atas sesuai irama secara bergantian.
Tepak Bahu, dimana penari harus menepuk pundak dengan salah satu tangannya, tepak bahu dilakukan dengan posisi tangan bersilang dalam dua putaran tangan.
Capang, dimana penari harus menekuk satu tangan.
Nyawang, dimana gerakannya sebuah isyarat tangan dari penari yang menunjukkan kepada para penonton bahwa penari sedang melihat jauh ke depan.
Lontang Kanan dan Kiri, dimana penari menggerakkan tangan menggunakan kedua tangannya untuk saling bergerak secara bergantian.
Mucuk, dimana penari menyatukan ibu jari dengan jari tengah dan membentuk huruf O (lingkaran).
- Gerakan kaki
Srisig, dimana penari menggerakkan bagian kaki dengan berlari-lari kecil, serta posisi lutut harus sedikit ditekuk dan kaki harus jinjit.
Risik, dimana penari melalukan gerakan transisi atau peralihan yang menggambarkan perilaku burung merak saat memamerkan ekor dan membentangkan sayap. Dilakukan dengan berjalan berkeliling sambil menghempaskan selendang kea rah belakang, kemudian diayunkan kembali ke samping atau depan.
Duduk Deku, dimana penari duduk bersila atau melipat kakinya ke bawah.
Seser, dimana penari harus menggerakkan kakinya untuk menggeser kaki ke kanan dan kiri.
Ngoreh, dimana penari menggerakkan salah satu kaki seperti menggaruk-nggaruk tanah seperti burung merak saat mencari makan.
- Gerakan gabungan
Mincit, diamana penari menggerakkan tangan, kaki, dan kepala secara bersamaan. Saat menggerakkan tangan kanan, kaki kiri yang bergerak harus kiri dan begitu sebaliknya.
Bercumbu, dimana penari menggerakkan salah satu kaki di depan kaki yang lain, lalu kedua tangan melakukan gerakan mucuk, dan kepala dalam posisi gilek.
Tumpang tali, dimana penari memutar pergelangan tangan sembari sesekali mengibaskan selendang, serta kaki bergerak kea rah depan dan belakang.
Oleh karena itu berikut dijelaskan beberapa pengaplikasian dari gerakan-gerakan dasar tersebut diantaranya:
Pertama, kaki digerakkan seperti sedang mengais tanah sambil menggelengkan kepala layaknya burung merak. Posisi tangan berada di samping tubuh dan jari memegang selendang merentangkan selendang seperti bentuk sayap merak. Beberapa kali tangan diayunkan ke depan dan ke belakang.
Kedua, bahu digerakkan ke depan dan ke belakang. Ketika melalukan posisi tubuh jongkok dan kedua tangan diletakkan di bagian atas.
Ketiga, gerakan tubuh ke depan dan belakang, sambil memperhatikan tempo lagu. Jika lagu cepat maka tubuh digerakkan lebih cepat, namun ketika lagu mulai melambat maka tubuh juga akan ikut melambat.
Keempat, selendang sayap direntangkan seperti sedang membuka sayap burung merak. Dilakukan bersamaan dengan mengangkat kedua tumit kaki dan berjalan dua langkah kaki.
Kelima, masih berjalan dengan mengangkat tumit, angkat tangan ke atas sedangkan tangan kiri diluruskan ke bawah. Lakukan secara bergantian dengan mengangkat tangan kiri keatas dan tangan kanan ke bawah.
Ikuti tulisan menarik Mariyani Kim lainnya di sini.