x

Marah

Iklan

Adinda Salwaa

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 13 Januari 2023

Jumat, 13 Januari 2023 21:56 WIB

Dampak Toxic Perents Pada Anak


Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

PENDAHULUAN

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

     Orang tua dapat disebut toxic ketika mereka tidak melakukan tanggung jawab sebagai orang tua yang seharusnya. Kesehatan mental dan fisik anak dapat terganggu menjadi buruk karena toxic parents. Padahal, orang tua harus menjadi tempat yang aman bagi anak - anaknya bukan malah menjadi ancaman lewat sikap dan ucapan yang tidak baik. Orang tua beranggapan seperti ini, sikap mengekang dan memarahi anak adalah bentuk dari rasa sayang, dan tidak dapat menghargai pendapat yang berbeda yang menjadi pandangan anak. Sehingga anak tidak punya kebebasan untuk berpendapat.

     Sering kita menjumpai atau mendengar cerita kenapa seorang anak sangat benci kepada orang tuanya? jika kita mengetahui dan memahami apa yang kita lihat, maka kita akan memahami bahwa bisa saja orang terdekat bisa menjadi toxic pada anak. Seringkali ucapan orang tua yang terlalu tinggi, mereka menuntut, mengekang dan suka mengatur sehingga anak dapat merasakan rasa tidak nyaman bagi dirinya.

 

PEMBAHASAN

   a. Pengertian Toxic Parents

     Pola pikir orang tua dapat diketahui melalui perbuatan  serta ucapan kepada buah hati yang di asuh, seperti selalu menyanyangi, memanipulasi, mengkritik, melalaikan, memprotes, memerintah, mencaci, mengharuskan anaknya agar mengikuti kemauannya, tidak membebaskan anak memilih kebutuhan individu, karena itu menjadikan anak senantiasa betopang kepada orang tuanya atau tidak independen. Dengan cara pengasuhan tersebut dapat dikatakan tidak sehat bila dilaksanakan berkepanjangan atau kelewat batas dapat meracuni merusak pikiran dan kepribadian anak.

     Toxic parenting dikenal dengan pola pengasuhan yang meracuni. Pola asuh orang tua dapat dibilang toxic tatkala cara mendidik tersebut dilakukan secara terus menerus, sehingga kehidupan anak selanjutnya akan menimbulkan dampak yang negatif. Anak dapat tumbuh besar dengan individu yang tidak baik karena perlakuan orang tua yang toxic. Kondisi kesehatan mental dan psikologis anak akan terganggu jika orang tua melakukan kekerasan kepada anak.

     Masa depan anak akan berpengaruh buruk karena toxic parenting yang dilakukan orang tua terhadap anaknya, hal sejenis ini jangan sampai tersambung selagi buah hati telah tumbuh matang dan mempunyai buah hati. Karena cara mendidik tersebut akan dilakukan kepada anaknya, dia berpendapat jika cara mendidik itu terpandang  yang terbaik.

     Tanpa sadar atau memang dengan disadari, orang tua pernah menyuruh anak untuk diam dengan cara membentaknya, setelah anak tumbuh dewasa, anak akan sering terdiam, tidak berani bicara sebelum disuruh berbicara, bahkan jika disuruh bicara pun ia akan tetap terdiam. karena ini anak menjadi tidak percaya diri, mudah cemas ketika disuruh berbicara. Bentakan tersebut menjadi bentuk trauma yang melekat pada memori anak bahwa seolah bicara itu tidak perlu.

     Seorang anak yang dididik oleh toxic parents kemungkinan besar di masa dewasanya akan menjadi toxic people. Terlebih kalau dia tidak mengerti jika dirinya termasuk golongan toxic tersebut, ia akan mengalami hal yang sama seperti orang tua yang pernah mendidiknya.

 

   b. Dampak Toxic Parents pada Anak

     Pengasuh yang menggunakan cara didik toxic parents mempunyai kepribadian yang jelek, semacam menggunakan kekejaman raga serta kekejaman perkataan, akibatnya hasilnya ini membentuk racun pada karakter buah hati, orang tua sulit menyadari akan hal ini. Anak-anak yang mempunyai toxic parents akan terkena imbas yang benar-benar merugikan. Anak-anak bisa sengsara secara kejiwaan. Buah hati dengan sikap yang patuh tentu berupaya dengan keras agar mendapatkan keinginan orang tuanya melalui aturan memaksa semua hal atau menghalkan semua cara agar yang diinginkan tercapai. Sementara untuk buah hati dengan sikap penentang tentu menjadi pelawan untuk orang tuanya. Kesehatan mental anak akan mengalami gangguan, bila toxic parents ini berlanjut selama kehidupan sang buah hati. Bila kesehatan batin buah hati terganggu, kelak akan berdampak pada kepribadian anak dalam kebiasaan sehari-hari.

      Adapun mengenai yang terjadi karena toxic parents yaitu: memiliki ekspektasi yang berlebihan pada anak, memiliki sifat egois dan kurang empati, suka mengatur, mengumbar keburukan anak, selalu menyalahkan anak, tidak menghargai usaha anak, mengungkit kesalahan anak.

 

   c. Faktor Orang Tua Menjadi Toxic

     Terdapat banyak faktor yang membuat orang tua berperilaku toxic kepada anak. Namun, perilaku toxic parents seringkali muncul karena meniru pola asuh orang tuanya terdahulu, trauma masa kecil, dan gangguan psikologis. Toxic parenting kebanyakan terbentuk menjadi sebuah siklus atau mata rantai yang terus bersambung. Artinya, mereka yang toxic parents kemungkinan pada hakikatnya dirinya adalah korban penyebab toxic parents yang diperbuat atas sikap orang tua mereka dahulu. Pengalaman dari pola asuh tersebut  terus tertimbun dan akhirnya mengalihkan cara berpendapat mereka, akibatnya secara tidak sadar menurunkan pola asuh yang sama di kemudian hari kepada anak-anak mereka.

 

 PENUTUP

     Kesehatan dan tumbuh kembang anak dapat terpengaruh buruk karena adanya toxic parents. Maka orang tua patut memberi tahu contoh yang tampak dan tidak menggunakan perkataan yang kurang baik didengar dan juga perilaku yang kurang baik dilihat oleh si buah hati. Sebab segala sesuatu yang didengar dan dilihat oleh buah hati, merupakan suatu contoh yang akan direkam dan ditanam pada ingatannya. Bagi itu, dalam berbicara dengan buah hati, ibu dan ayah tetap mengamati perilaku buah hati, supaya dalam komunikasi mendapatkan hasil yang baik. Komunikasi tentu diberikan pada buah hati sejak kecil dan diikuti dari pengertian orang tua. Tentu saja, komunikasi yang bisa dilaksanakan bukan cuma sampai pada obrolan saja, melainkan hanya dapat dilakukan lewat tindakan, ibarat jamahan, usapan, mengecup, peduli, dan perkataan yang positif.

     Diharapkan orang tua menigkatkan kesadaran pentingnya relasi yang baik  maupun bermanfaat antara orang tua dan anak dyang dapat meningkatkan komunikasi. Dan juga diharapkan  orang tua meningkatkan ilmu parenting untuk mendidik dan mendampingi anak secara optimal.

Ikuti tulisan menarik Adinda Salwaa lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu