x

Iklan

Raja Faidz el Shidqi

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 31 Januari 2023

Selasa, 31 Januari 2023 19:50 WIB

Paradoks Kita Sebagai Bangsa yang Ramah

Tahun lalu kita diberikan gelar sebagai negara dengan netizen paling tidak sopan se-Asia Tenggara. Sekilas saja memang kerap ditemui banyak makian dan sumpah serapah bertebaran di dunia maya. Padahal sebuah riset internasional juga menyatakan kita bangsa yang paling ramah di dunia. Kenapa pardoks ini bisa terjadi?

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Oleh: Raja Faidz El Shidqi

 

Tahun lalu kita diberikan gelar sebagai negara dengan netizen yang paling tidak sopan se-Asia Tenggara. Netizen Indonesia berada di peringkat 29 dari 32 negara berdasarkan hasil riset Microsoft yang dirilis dalam Digital Civility Index (DCI).

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pernahkah pembaca melakukan survei mandiri mengamati berbagai macam komentar di berbagai laman media sosial setiap hari? Atau jika pembaca bermain sebuah game online tertentu bagaimana sikap yang ditunjukkan orang lain melalui sebuah kalimat? Tentu saya juga melakukan survei mandiri dan mayoritas netizen kita yang mengeluarkan hina, maki dan sumpah serapah di beberapa kategori postingan salah satunya yang memiliki keterkaitan dengan politik.

Ini menjadi paradoks dikarenakan di tahun yang sama menurut survei Expat Insider versi Internations[1], Indonesia menempati posisi teratas sebagai negara paling ramah di dunia. Berbagai macam pertanyaan mungkin akan muncul atas persoalan ini, mengapa bisa negara yang dikenal ramah di dunia begitu beringas di media sosial?

Mungkin jika penilaian paling subjektif yang saya lontarkan adalah keramahan orang Indonesia adalah sebuah kepura-puraan. Barangkali tulisan ini juga akan menjadi bahan hujatan yang sibuk ditolak dan diklarifikasi oleh netizen-netizen yang budiman.

Menurut pengamat psikososial dan Budaya, Endang Mariani, setidaknya ada tiga faktor yang diasumsikan menjadi pengaruh atas ketidak sopanan netizen di Indonesia. Pertama ketidakpastian atas sebuah kondisi pandemi. Kedua, kesulitan ekonomi atas pandemi dan Ketiga adalah rasa frustasi yang dialami sehingga memunculkan respon negatif di sosial media.

Jika pandemi Covid-19 yang melanda dianggap menjadi faktor perilaku netizen Indonesia yang kurang ramah bagaimana dengan saat ini? Jelas kita akan menghadapi satu momentum lagi yang akan menjadi faktor ketidak ramahan netizen Indonesia esok hari, ialah Pemilu.

Sebagai sebuah agenda besar politik nasional, dalam perhelatan pemilu kerap kali ditemukan berbagai macam komentar dari netizen yang berpendapat mengenai satu paslon ke paslon lainnya. Tak jarang dari mereka bekerja sebagai buzzer[2] yang sibuk melontarkan isu dan pembahasan mengenai individu tertentu dengan tujuan menjatuhkan citra.

Ini bukan sekedar persoalan strategi membangun citra dan meredupkan citra lawan politik. Tapi lebih dari itu dampak yang dirasakan begitu besar. Hanya karena satu-dua orang buzzer yang membela habis-habisan jagoannya membuat semua saling memaki dan mencaci. Ya, perlu di akui mungkin saya pernah terjebak dalam kondisi semacam itu.

Ketidak sopanan netizen kita hari-hari ini memang bukan hanya terbatas pada hal-hal yang berbau politis saja. Tapi lebih dari itu kerap kali dari berbagai macam postingan di media sosial beserta komentar-komentarnya memaksa kita untuk sampai pada kesimpulan bahwa hampir semua hal itu salah di mata netizen--yang mungkin kita salah satu diantaranya.

Memang perlu diakui pula bahwa sikap di sosial media tidak bisa lantas dijadikan standar utama kemajuan sebuah negara. Akan tetapi saya rasa kita semua sama-sama memiliki tanggung jawab atas etika berwarga negara. Kita wajib sama-sama memikirkan negeri ini sehingga Indonesia menjadi negara yang memiliki masa depan cerah dan daya tahan serta daya saing dalam era globalisasi.

 

[1] InterNations merupakan sebuah jaringan ekspatriat global terbesar di dunia dengan anggota mencapai 4,5 juta orang yang tersebar di 420 kota di seluruh dunia.

[2] Sebutan bagi pegiat sosial media yang bertugas untuk menggiring opini terhadap individu maupun isu tertentu.

Ikuti tulisan menarik Raja Faidz el Shidqi lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Orkestrasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Orkestrasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu