Babad Pancajiwa: 5. Panca Jiwa Tunggal Ruang

Jumat, 3 Februari 2023 18:22 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
img-content
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Tirta duduk menyepi dekat jendela bus Trans Jakarta yang terseok-seok menyodok jalur, terhambat mobil mewah anak jenderal yang tak gentar menghardik polantas. Sisi lain jalan padat merayap kendaraan mengangkut pulang manusia-manusia urban onderdil suku cadang pembangunan ekonomi yang lelah menuju batas.

Tirta duduk menyepi dekat jendela bus Trans Jakarta yang terseok-seok menyodok jalur, terhambat mobil mewah anak jenderal yang tak gentar menghardik polantas.

Sisi lain jalan padat merayap kendaraan mengangkut pulang manusia-manusia urban onderdil suku cadang pembangunan ekonomi yang lelah menuju batas.

Halte busway Menara Media Lima titik perhentian melangkah turun melintas atrium menumpang lift serasa melayang dalam alunan Serenade for Orchestra No. 6 in D major K. 239 tinggi ke atas.

Tiwi kecil tenggelam diapit Bayu dan Geni yang menjulang di lain lift meluncur turun berkicau ceria tentang proyek terbaru tanpa menyadari kata-katanya tak berbalas.

Bayu diam mematung bergeming bak patung marmer Yunani tak sadar sepasang mata selalu mencuri melirik resah mereka-reka fragmen yang amat membekas.

Mata jelita bintang kejora Geni empunya tersaput nuansa cerita lama seorang gadis kecil memendam puja yang meski telah dicoba kali berkali gagal tumpas.

Di pelataran parkir Bagas menyisirkan jari ke kusut rambut gondrongnya lepaskan kacamata gelap menangkap cahaya menuju lift tertinggal bayang Tirta yang dulu bergegas.

Nyaris mengejar ingat bahwa gawai tertinggal di dashboard Wrangler Rubicon turangga tunggangan berbalik kembali ke pelataran parkir luas.

Maka meskipun telah bergegas akhirnya Bagas menjadi yang terakhir, sebagai juru kunci peserta yang memasuki ruang strategi Media Lima yang berada di lantai sembilan belas.

Tirta cerdas, Geni ayu, Tiwi yang tegas, Bayu tenang dan Bagas perkasa telah menempati kursi ergonomis di sekeliling meja oval bertabur layar datar dan beberapa kristal gelas.

Di ruangan dingin udara buatan di lantai sembilan belas menara tertinggi rimba metropolitan, lima jiwa berhimpun agar sejarah bersaksi lahirnya maha kreasi seni pentas.

Ketika Tiwi mengatup jemari tersenyum bersandi: "kita BEBAS!"

 

 

BERSAMBUNG

Bagikan Artikel Ini
img-content
Ikhwanul Halim

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

img-content

Anak-anak Malam Minggu

Sabtu, 2 September 2023 17:05 WIB

Baca Juga











Artikel Terpopuler











Terpopuler di Peristiwa

img-content
img-content
img-content
img-content
img-content
Lihat semua