x

Ilustrasi tentang kesehatan mental sumber:pixabay

Iklan

Febi Putri Rahmawati

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 9 Februari 2023

Kamis, 9 Februari 2023 18:03 WIB

Hari Ini Sudahkah Peduli Pada Kesehatan Mentalmu?

"Luangkan waktumu untuk penyembuhan selama yang kamu mau. Tidak ada orang lain yang tahu apa yang telah kamu lalui. Bagaimana mereka bisa tahu berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menyembuhkanmu?” −Abertoli

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Gangguan mental bisa dialami siapa saja. Data Riskesdas ( riset kesehatan dasar ) 2018 menunjukkan prevalensi gangguan mental emosional dengan gejala depresi dan kecemasan pada usia 15 tahun ke atas mencapai sekitar 6,1% dari jumlah penduduk Indonesia atau setara 11 juta orang dengan proporsi depresi sebesar 6,2% pada usia 15 - 24 tahun. Gangguan kesehatan mental yang berat akan membuat seseorang cenderung untuk menyakiti dirinya sendiri ( self harm ) hingga melakukan bunuh diri. 80 – 90% kasus bunuh diri merupakan akibat dari gangguan kesehatan mental. Kasus bunuh diri di Indonesia bisa mencapai 10.000 kasus atau setara dengan setiap jam terdapat kasus bunuh diri. Menurut ahli suciodologist 4.2% siswa di Indonesia pernah berpikir untuk mengakhiri hidupnya sendiri. Pada kalangan mahasiswa sebesar 6,9% mempunyai niat untuk bunuh diri sedangkan 3% lainnya pernah melakukan percobaan bunuh diri. Gangguan kesehatan mental pada remaja dapat diakibatkan oleh beberapa hal seperti tekanan dalam bidang akademik, perundungan ( bullying ), faktor keluarga, dan permasalahan ekonomi.

Gangguan kesehatan mental terjadi dengan salah satu cirinya yaitu stres dan kecemasan berkepanjangan yang menyebabkan terhambatnya aktivitas dan menurunnya kualitas fisik. Apakah mental health yang terganggu bisa disembuhkan? Atau mungkin ada alternatif lain yang dapat mengurangi intensitas ketergangguannya?

Pencegahan kesehatan mental dapat dilakukan dengan pengelolaan stres. Pengelolaan stress tiap individu berbeda, ada yang mengelola stress dengan melakukan hobi seperti nonton drakor, melakukan kegiatan refreshing , mendekatkan diri dalam konteks spiritual keagamaan, hingga bercerita kepada orang lain yang kita percaya untuk mengurangi beban stress. Terlepas dari pandangan masyarakat mengenai gangguan kesehatan mental, kita perlu memiliki keberanian diri untuk lebih terbuka terhadap orang lain dan lebih peduli terhadap gangguan kesehatan mental yang kita alami dengan berobat ke layanan konsultasi. Di era modern ini banyak platfrom yang meyediakan layanan konsultasi secara berani dengan biaya gratis maupun berbayar dengan harga terjangkau, contohnya puskesmas yang saat ini telah menyediakan layanan konsultasi psikologi. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Jika kalian merasa belum berani untuk konsultasi psikolog, kalian bisa melakukan terapi diri sendiri dirumah. Terapi yang akan dibahas kali ini masih belum banyak diketahui orang, namun dapat diikuti bukan hanya oleh para pengidap gangguan kesehatan mental, melainkan dapat diikuti oleh banyak orang. Teknik healing ini melibatkan gerak badan dan mindfullness yang sangat amat beragam, mulai dari dance itu sendiri sampai gerak ‘movement’ yang autentik. Nama terapi ini adalah Dance-Body Movement Therapy ( DMT ).

Dance-Body Movement Therapy memiliki 2 komponen yaitu gerak dan tari. Jenis terapi ini bukanlah mengenai bagaimana cara kita menari melainkan mengenai gerak yang kita lakukan, yang mana diam pun justru merupakan puncak dari gerak. Melakukan satu atau dua komponen DMT adalah salah satu cara berbahasa antara conscious dan unconscious feelings. Sering kali kita kesulitan untuk mengungkapkan apa yang sedang kita rasakan bukan?, dengan terapi ini, kamu bisa mengomunikasikan antara apa yang kamu sadari dan tidak sadari sekaligus ke dalam bentuk gerakan yang kamu lakukan. Kamu jadi semakin memahami dirimu sendiri dengan menggunakan media gerak dan tari dalam berkomunikasi. 

Badan kita sangat mengingat segala kejadian yang pernah kita alami dalam hidup, termasuk kejadian traumatis yang pernah terjadi. Dance-Body Movement Therapy melatih bagaimana tubuh kita berkomunikasi melalui gerak, dimana setiap pergerakan tubuh yang kita lakukan dapat mengubah pikiran dan emosi, karena pengalaman yang terekam di dalam tubuh seseorang mampu mempengaruhi tubuhnya dan mengekspresikan keadaan emosional yang dirasakan. Tujuan terapi ini untuk menemukan diri kita yang asli di alam bawah sadar secara lebih dalam dan intens agar kita tidak lagi menghindar ketika menemukan sisi lain dari diri kita di alam bawah sadar sehingga kita bisa berdamai dan lebih mencintai diri kita sendiri.

Kamu bisa melakukan terapi ini sendiri dirumah dengan iringan musik favoritmu yang sesuai dengan tema terapi. Gerakan dalam DMT ini bisa dilakukan dengan menggerakkan tubuhmu, misalnya dengan olahraga, yoga, dan melakukan gymnastic serta stretching dan tarinya bisa dilakukan sesuai keinginan. DMT juga bisa disebut dengan movement psychotherapy di mana tidak ada tipe spesifik/patokan gerak tertentu yang digunakan dalam melakukan gerak dan tarinya, maka bisa banget dilakukan dalam bentuk tari modern, tari tradisional setempat, dansa, yoga, gymnastic bahkan aerobic low impact sekalipun, dan jangan lupakan pemanasan terlebih dahulu untuk menenangkan tubuh.

Sehebat apapun gangguan kesehatan mental yang kita alami tetap yakin pasti bisa disembuhkan dan jangan putus asa. Saraf pada otak kita itu bersifat elastis dan tidak akan berubah, yang artinya ketika kita mengalami gangguan kesehatan yang berat pasti dapat disembuhkan kembali. "We can only help other after we help ourselves. We have to be grounded and have a good mental facility so we can take care ourselves first.” Queen Diana, 2017. (Wafa Mauqifa) 

Ikuti tulisan menarik Febi Putri Rahmawati lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu