Selasa, 6 Maret 2023 Kompas mengadakan webinar yang bertajuk Digitalisasi, Artificial Intelligence, dan Masa Depan Kita.
Webinar ini di hadiri oleh Bapak Sutta Dharmasaputra sebagai Pemimpin Redaksi Kompas, Bapak Laksana Tri Handoko sebagai Kepala BRIN dan Ibu Meuthia Genie - Rochman sebagai Akademisi Universitas Indonesia dan Ketua Indonesia Artificial Intelligence Society.
Kepala BRIN Bapak Laksana Tri Handoko menyampaikan pidato kunci dalam webinar, ia menjelaskan peluang dan tantangan Indonesia untuk menghadapi kecerdasan artifisial, tidak hanya itu saja ia juga memberikan beberapa strategi nasional seperti pengembangan sumber daya manusia, infrastruktur dan data, dan regulasi dan etika, dilanjutkan dengan sesi pidato pembuka yang disampaikan oleh Pemimpin Redaksi Kompas Bapak Sutta Dharmasaputra dan Direktur Network Telkomsel Bapak Nugroho.
Ketua Indonesia Artifisial Intelligence Society Ibu Meuthia Genie - Rochman memaparkan materi tentang perkembangan artifisial intelligence, ia juga memberitahu apa saja dampak positif dan negatif dengan kemunculannya artifisial intelligence tersebut.
Dampak positif dari artifisial intelligence ia memudahkan " peer review" untuk menghasilkan pengetahuan lebih cepat, transparansi yang menghasilkan public overview, tidak hanya itu dengan pertumbuhan sektor AI menumbuhkan bentuk- bentuk ekonomi baru yang terkait pemanfaatan AI, maupun sektor non AI yang menopang pertumbuhan sektor AI dan AI juga memberikan inovasi karena dapat dikenali berbagai kemungkinan yang paling feasible, termasuk mendorong inovasi di kategori sosial yang lebih luas. Dari sisi negatif artifisial intelligence keamanan data- data yang kita berikan itu akan membuat fitur ini menjadi lebih baik, banyak negara yang tidak mampu memaksimalkan keamanan data, dan AI yang merupakan hasil kerja manusia akan menghasilkan interaksi yang tidak dapat di kontrol.
Integrasi digitalisasi dan AI berpotensi menciptakan manfaat yang signifikan bagi manusia di masa depan. Misalnya, AI dapat digunakan untuk menganalisis data dalam jumlah besar untuk mengidentifikasi pola dan membuat prediksi yang dapat membantu kita membuat keputusan yang lebih baik. Digitalisasi memungkinkan data ini dikumpulkan dan disimpan dengan lebih efisien, membuatnya lebih mudah untuk diakses dan dianalisis.
Namun, meningkatnya peran digitalisasi dan AI di masyarakat juga menimbulkan kekhawatiran akan masa depan manusia. Satu kekhawatiran adalah otomatisasi yang meluas dapat menyebabkan perpindahan pekerjaan dan memperburuk ketimpangan ekonomi. Kekhawatiran lainnya adalah bahwa AI dapat disalahgunakan atau diprogram dengan bias yang melanggengkan ketidakadilan sosial.
Oleh karena itu, penting untuk mendekati pengembangan dan penerapan digitalisasi dan AI dengan pola pikir yang bertanggung jawab dan etis. Kita harus memprioritaskan transparansi, akuntabilitas, dan keadilan dalam penggunaan teknologi ini untuk memastikan bahwa teknologi tersebut bermanfaat bagi masyarakat secara keseluruhan dan tidak membahayakan populasi yang rentan.
Ikuti tulisan menarik Putri Asma Nur Afifah lainnya di sini.