x

DI TERBITKAN OLEH RICARDO RENALDI (MAHASISWA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS PALANGKA)

Iklan

Arif Sinaga

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 30 Maret 2023

Jumat, 31 Maret 2023 06:47 WIB

Keunikan Berkomunikasi dalam Adat Masyarakat Batak

Cara unik masyaratak batak dalam berkomunikasi

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Manusia adalah makhluk sosial yang pada kesehariannya sangat membutuhkan kegiatan bersosialisasi yang dapat dilakukan dengan komunikasi. Komunikasi ini bisa dilakukan dengan cara verbal atau dengan suara atau bisa juga dengan cara non verbal atau diluar dari ranah suara. Dengan saya menggunakan kata manusia disini, berarti seluruh manusia sangat membutuhkan komunikasi, tidak terlepas dengan suku penulis yaitu suku batak.

Mungkin pembaca hanya dapat mengingat identitas batak dengan logat dan gaya nya yang cenderung kasar. Namun  pada penulisan ini, penulis akan membicarakan tentang keunikan suku dalam berkomunikasi pada berbagai bidang. Salah satunya adalah kata-kata yang digunakan pada masyarakat batak sangat berbeda dengan maknanya penggunaan diluar masyarakat batak. Contohnya adalah  penggunaan kata motor, kereta, pasar, pajak, galon, pipet, koje/setip, selop,  penyingkatan kata, dan gestur tubuh yang digunakan.

Masyarakat batak pada umumnya sudah terbiasa menggunakan kata kereta untuk penyebutan sebuah kenderaan bermotor berdoa dua, pasar untuk menyebutkan jalan raya,  pajak untuk menyebutkan tempat berkumpulnya pedagang dan penjual, galon untuk menyebutkan tempat pengisian bahan bakar, pipet untuk menyebutkan sedotan, koje/setip untuk menyebutkan penghapus, selop untuk menyebutkan alas kaki dan masih banyak lagi kata-kata unik yang dipakai pada masyarakat batak yang sangat banyak apabila penulis sebutkan semuanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kereta, Kata ini bisa cukup membingungkan bagi yang belum paham. Bagi kamu yang tinggal di luar daerah Sumatera Utara atau pulau Sumatera, pasti sering menganggap sebutan kereta itu seperti kereta api, kereta kuda, dan jenis kereta lainnya. Nah, welcome to Medan, sebutan kereta itu artinya sepeda motor. Sepeda motor disebut kereta oleh orang Medan dan terkadang turut membingungkan bagi para wisatawan atau orang-orang luar daerah yang singgah ke sini.

Beberapa malah mengira, “Wah gila nih anak, masa naik kereta ke kantor. Apa muat tuh kereta di parkiran?” Ya kereta yang dimaksud adalah sepeda motor, bukan kereta api, kereta kuda, kereta kencana, dan jenis kereta-kereta lainnya.

Pajak dan Pasar, Pajak di Medan memiliki arti yang beda dengan pajak sebagai iuran wajib dibayarkan. Pajak di Medan adalah sebutan dari pasar yang menjual kebutuhan pokok makan. Jadi, kalau kalian ke Medan dan mau nanya petunjuk arah pasar, jangan tanya dengan sebutan pasar” tetapi pajak. Kalau kalian tanya arah pasar dengan kalimat begini, “Bu, di sini pasar di mana, ya?” Sang ibu yang tidak terlalu paham tersebut akan menyuruh kamu untuk pergi ke jalan raya. Lah kok gitu? Ya iya, soalnya pasar di Medan artinya jalan raya.

Jika kita perhatikan penggunaan kata tersebut, ada beberapa kata yang bukannya salah malah lebih kearah  tertukar, seperti kata pajak, pasar dan jalan  lalu kereta, mobil dan motor. Hal ini yang menjadi hal yang unik apabila ada pendatang dari luar Sumatera Utara atau orang batak itu sendiri yang pergi dari luar Sumatera Utara. Untuk kejadian orang batak yang pergi ke luar Sumatera Utara, penulis bisa membagi kisah penulis sendiri ketika menjalani pendidikan magister di Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Pada suatu hari, penulis pernah terlambat dalam menghadiri kegiatan perkuliahan. Dosen pengampu penulis menanyakan kepada penulis terkait keterlambatan pada hari itu. Penulis menjawab dengan sigap “ Maaf pak, tadi saya kelamaan mencari parkiran kereta. Penuh semua pak.” Sontak seluruh mahasiswa dan dosen melihat penulis, namun penulis merasa mereka melihat penulis dikarenakan penulis terlambat. Ternyata karena penulis salah dalam menggunakan kata kereta yang seharusnya motor.

Selain itu, penulis pernah meminta kepada teman untuk mengantarkan penulis ke “pajak” terdekat. Teman penulis sempat bertanya ada urusan apa penulis pergi ke pajak. Namun penulis hanya menjawab, “Bukan urusanmu itu”. Alhasil teman penulis mengantar ke kantor pajak yang penulis mengira pajak itu adalah tempat berkumpulnya pedagang atau biasanya disebut pasar. Adapula keunikan masyarakat batak dalam berkomunikasi adalah suka untuk mempersingkat kata-kata yang sudah ada. Contoh Jalan Sisingamangaraja menjadi Jalan Singa, Jalan Diponegoro menjadi Dipo, kalian menjadi kelen dan masih banyak lagi.

Apabila dibahas lebih lanjut, kemungkinan bisa menjadi sebuah penulisan yang panjang. Sehingga penulis menyimpulkan bahwa sebenarnya keunikan berbahasa pada suku batak terjadi dikarenakan pengaruh bahasa melayu yang sangat kuat dan asimilisi antara bahasa daerah dengan Bahasa Indonesia

Ikuti tulisan menarik Arif Sinaga lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu

Bingkai Kehidupan

Oleh: Indrian Safka Fauzi (Aa Rian)

Sabtu, 27 April 2024 06:23 WIB

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu

Bingkai Kehidupan

Oleh: Indrian Safka Fauzi (Aa Rian)

Sabtu, 27 April 2024 06:23 WIB