Hore! Pantun Tak Mengenal Neokanibalisme

Jumat, 31 Maret 2023 06:49 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
img-content
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Pantun Tak Mengenal Neokanibalisme, artikel cinta Indonesia. Itu sebabnya pula, jangan melupakan pantun, sumber energi ilmu pengetahuan ‘bahasa ibu’ sumber susastra kini-milenial sekalipun. Salam Indonesia Keren. Negeri Para Sahabat.

Berpantunlah dengan indah, semoga langit semakin cerah. Tak guna bermuram durja, sebab hidup berbagi untuk sesama. Amin.

Membaca susastra pantun, belajar menulis pantun, bermanfaat mengenali sejarah susastra tutur, sebelum susastra tulis. Pantun salah satu sumber-bahasa ibu, untuk modern susastra kini.

Susastra tutur-tulis, hingga pengembangan penciptaan susastra kini, ada pada riset pustaka, sebagai suri teladan hidup, salah satu kontrol tuntunan moral, inteligensi spiritual. Sebab pantun, bagaikan mantra untuk kebaikan, berlaku santun, tak mudah anarkis ataupun represif. 

Keluasan entitas pantun berguna, dari riset sederhana, sebuah upaya dasar membangun kreatifitas edukatif ‘Satu Bahasa-Bahasa Indonesia’ pelajaran paling mendasar, sebelum eksak-menulis dengan tutur kata sains, setelah alfabetis kemodernan di rekam inteligensi.

**

Beribadah, menulis dengan teks kesantunan, salah satu tuntunan iman bagi sesama-semisal, kritik positif, ‘Dilarang Merokok’ segala hal ihwal, mungkin atau barangkali, jika dimulai dari keinginan untuk selalu belajar bersama, meski diri telah mencapai pendidikan tinggi, semoga mencapai makrifatnya, salah satu edukasi iman, sebab hidup, mengolah kreatifitas bermanfaat bagi sesama.

Menyusun pikiran untuk daya berpikir, menyusun mainan lego, mencapai tepat guna, berpikir kritis, strategis, akurat, inheren kontrol moral inteligensi, tak mudah terperangkap ‘Neokanibalisme’ bermula dari, intimidasi hoaxs, terperosok ujaran negatif. Tak menjangkau edukasi moral Kebangsaan.

Neokanibalisme-mungkin loh, bersifat adaptif, superbunglon modernisme, lebih mengerikan dari ‘isme’ apapun, sekalipun isme demokrasi impor itu akan gemetaran, ketakutan,  barangkali loh-semisal, contoh lagi nih, pada ranah watak oknum manusia koruptif, tak pernah habis di makan zaman, di benua manapun. Teks ini analisis autodidak dari pinggiran Ciliwung, bukan risalah kelas akademis, atau laboratorium.

Itu sebabnya pula, jangan melupakan pantun, sumber energi ilmu pengetahuan ‘bahasa ibu’ sumber susastra kini-milenial sekalipun. Salam Indonesia Keren. Negeri Para Sahabat.

***

Jakarta Indonesiana, Maret 30, 2023.

Bagikan Artikel Ini
img-content
Taufan S. Chandranegara

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

img-content

Antumbra

Selasa, 2 Juli 2024 19:30 WIB
img-content

Eskrim Pop Up (35)

Selasa, 25 Juni 2024 19:34 WIB

Baca Juga











Artikel Terpopuler











Terpopuler di Peristiwa

img-content
img-content
Lihat semua