Di era digital yang semakin berkembang ini, budaya membaca di kalangan generasi muda semakin menurun. Salah satu faktor penyebabnya adalah kurangnya minat siswa untuk berkunjung ke perpustakaan. Oleh karena itu, perpustakaan harus menciptakan inovasi dan kreativitas untuk menarik minat siswa dan mengembalikan minat membaca.
Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan mendesain markah buku yang menarik dan unik. Markah buku tidak hanya sebagai alat penanda halaman, tetapi juga sebagai alat promosi untuk memperkenalkan perpustakaan kepada siswa. Salah satu contoh perpustakaan yang berhasil memanfaatkan markah buku sebagai alat promosi adalah Perpustakaan Mupat SD Muhammadiyah 4 Kota Malang, salah satu perpustakaan sekolah terbaik di Malang.
Perpustakaan Mupat mencetak markah buku yang dibuat oleh murid-muridnya sendiri sehingga siswa merasa memiliki bagian dalam perpustakaan karena terlibat secara langsung. Markah buku ini juga dapat menjadi media kampanye untuk program-program lain di sekolah, seperti profil pelajar Pancasila dan sekolah sehat.
Selain menjadi alat promosi, markah buku juga memiliki manfaat praktis dalam memperpanjang masa pakai buku. Dengan menggunakan markah buku yang sesuai, buku dapat dijaga dengan baik dan tidak rusak akibat penanda halaman yang salah. Hal ini akan membantu perpustakaan menghemat biaya dan memperpanjang umur buku.
Ikuti tulisan menarik Hana Ayudah lainnya di sini.