x

Iklan

Muhammad Rizal Firdaus

Content Writer
Bergabung Sejak: 7 April 2023

Sabtu, 8 April 2023 08:46 WIB

Perbedaan Cara Menikmati Kopi Masyarakat Madura vs Masyarakat Jawa

Terdapat perbedaan cara menikmati kopi antara masyarakat Jawa dengan masyarakat Madura.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Minum kopi bagi sebagian orang adalah hal yan biasa, tak perlu dibuat runyam apalagi sampai baku hantam. Namun berbeda cerita jika dikontekskan dengan budaya minum kopi orang Jawa dengan orang Madura yang sangat bertolak belakang.

Sebelum maraknya istilah baru yang lebih nyentrik tentang warung kopi, budaya minum kopi sudah menjadi kebiasaan bagi orang Jawa maupun Madura. Budaya tersebut tidak terpengaruh dengan tumbuh suburnya coffe shop yang menawarkan berbagai varian kopi.

Selain itu kemunculan proses me-roasting kopi juga menjadi tren baru bagi kalangan pecinta kopi. Kopi tidak hanya diolah secara manual brew, akan tetapi sudah banyak pengolahan dari green coffe been menjadi bubuk kopi yang membuat pecinta kopi kebingungan menentukan kopi yang pas di lidah. Selain itu juga yang pas di kantong tentunya. Apalagi buat mahasiswa prasejahtera, lama-lama di kasir bukan memilih sederet varian kopi tapi memlih daftar harga kopi yang sesuai dengan bujet.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sudahi pertikaian mengenai jenis-jenis kopi, caffe kekinian, es kopi sampe coffe shop yang layak atau tidak layak buat ngerjain skripsi. Mari kita sedikit menengok budaya ngopi dari Jawa dan Madura yang mengesampingkan harga maupun jenis kopi.

Perbedaan cara menikmati kopi bagi orang Jawa maupun orang Madura sangat jauh. Perbadaan ini menjadi keunikan tersendiri dan perlu dihayati. Bagi orang Jawa minum kopi tidak sekedar bagaimana cita rasa kopi dan aroma yang timbul dari seduhan sang barista. Bukan pula tentang berapa jumlah adukan dan cara mengaduk melawan arah jarum jam atau searah jarum jam, tapi yang terpenting adalah serawung

Bagi orang Jawa serawung adalah koentji, orang Jawa tidak bisa dilepaskan dari budaya ini. Adanya konsepsi tepa slira, tenggang rasa dan gotong royong adalah ajaran luhur budaya Jawa. Dari prinsip hidup tersebut orang Jawa mengaktualisasikan ke dalam budaya ngopi. Dalam dunia perkopian orang Jawa tidak mengenal janjian ngopi, apalagi harus koar-koar dulu di grup. Bagi orang jawa hal tersebut sia-sia karena ketika sudah di warung kopi yang ada malah sibuk dengan gadget masing-masing.

Yang saya temukan orang Jawa ngopi mempunyai jadwal yang tidak tertulis, seperti pagi hari sebelum berangkat ke sawah atau siang hari selepas dhuhur. Meski tidak tertulis anggota perkopian akan datang tanpa diundang dan memulai proses diskusi alot mengenai isu aktual yang sedang terjadi, misalnya irigasi, harga mes (pupuk) sampai penanggulangan hawa di sawah. Mesti tidak ada yang mengomando jalannya diskusi perbincanan tersebut akan terus mengalir sampai menemukan kesepakatan. Seakan-akan saya melihat langsung diskusi Indonesia lawyers Club (ILC) versi lite, dan pemilik warung sebagai Karni Ilyas yang bertugas menjeda diskusi “kopine lur”, “iki gorengane karo dipangan ojo gotek tok!!”.

Budaya ngopi di Jawa tersebut sangat berbeda ketika saya ke Madura, lebih tepatnya Madura swasta. Budaya ngopi di warung kopi adalah budaya langka. Kebanyakan di Madura budaya ngopi lebih banyak dilakukan di rumah, pun dengan warung kopi tak sebanyak di Jawa bisa dihitung dengan hitungan jari.

Kebiasaan ini selaras dengan budaya Madura yang sangat menghormati tamu. Bagi orang Madura menghormati tamu tidak cukup dengan menyuguhkan air kemasan, akan tetapi juga menyuguhkan makan, dan paling tidak adalah menyuguhkan kopi. Dari budaya itu muncul budaya ngopi di rumah dari pada di warung kopi, dan kebanyakan setiap rumah di Madura mneyediakan bubuk kopi yang siap diseduh ketika tamu datang. Sedangkan di Jawa jangan harap disuguhi kopi, apalagi minta hati. Niatkan saja untuk menatap bukan menetap. Karena ngopi itu untuk singgah bukan untuh sungguh.

Ikuti tulisan menarik Muhammad Rizal Firdaus lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler