Saya adalah mahasiswa pascasarjana Magister Manajemen di Universitas Islam Syekh-Yusuf yang memiliki ketertarikan pada bidang sumber daya manusia dan literasi ketenagakerjaan. Melalui tulisan, saya berupaya mendorong kesadaran publik tentang pentingnya perlindungan sosial dan kesejahteraan pekerja di Indonesia.
Dua Cerita Nyata di Balik Perlindungan Kecelakaan Kerja
2 jam lalu
Dua pekerja lapangan di Batam selamat dari kecelakaan berkat perlindungan BPJS Ketenagakerjaan.
***
Bagi sebagian besar pekerja lapangan, keselamatan sering kali dianggap hal sepele, hingga sebuah kejadian mengubah segalanya. Itulah yang dialami R. Bagus R., seorang clean-up crew di Batam. Sabtu, 2 Agustus 2025 pukul 11.45 WIB, ia dan timnya hendak kembali ke kantor setelah melakukan pekerjaan di site project Tanjung Uma, Batam. Jalan yang mereka lalui sempit, hanya sekitar satu setengah meter, melintasi perkampungan padat. Saat berpapasan dengan motor lain dari arah berlawanan, motornya kehilangan keseimbangan. Bagus terjatuh dari jalan beton setinggi tiga meter, dan tubuhnya tertimpa bodi motor. Kaki kirinya remuk dan patah.
“Rasanya seperti tidak punya tulang lagi,” ujarnya pelan. Beruntung, perusahaan tempatnya bekerja telah mendaftarkannya dalam program BPJS Ketenagakerjaan, khususnya Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK). Seluruh biaya pengobatan, rawat inap, hingga perawatan lanjutan ditanggung sepenuhnya. Ia tidak perlu mengkhawatirkan tagihan rumah sakit atau kehilangan penghasilan selama masa pemulihan.
Beberapa minggu kemudian, kisah serupa dialami S. Salsabila, rekan kerja yang berbeda tim dengannya. Senin, 29 September 2025 pukul 06.45 WIB, ia mengalami kecelakaan tunggal di jalan raya depan Rumah Sakit Awal Bros Batam. Saat berkendara menuju lokasi kerja, ia berusaha menghindari batu di jalan dan mengerem mendadak. Motornya kehilangan kendali, oleng, lalu terjatuh di depan rumah sakit. Tubuhnya terseret hampir dua puluh meter di aspal panas. Akibatnya, tiga jarinya harus dijahit, satu di antaranya bengkok dan memerlukan operasi, serta dua giginya bagian depan mengalami kerusakan ringan akibat gesekan dengan aspal. “Saya sempat tidak sadar. Begitu membuka mata, sudah di IGD,” kenangnya.
Perlindungan yang Lebih dari Sekadar Santunan
Kedua kisah itu memperlihatkan sisi nyata dari risiko kerja di lapangan. Kecelakaan bisa terjadi di mana saja bahkan di jalan yang setiap hari dilalui. Namun ada hal yang membuat keduanya tetap tenang jaminan perlindungan kerja dari BPJS Ketenagakerjaan.
Melalui program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), pekerja yang mengalami insiden seperti Bagus dan Salsabila mendapatkan perlindungan menyeluruh, mulai dari biaya pengobatan tanpa batas, santunan sementara tidak mampu bekerja, hingga rehabilitasi dan kompensasi pascakecelakaan. Program ini menjadi wujud nyata kehadiran negara bagi pekerja, baik formal maupun nonformal.
Menurut data BPJS Ketenagakerjaan, hingga tahun 2024 tercatat lebih dari 15 juta pekerja telah terlindungi JKK. Namun masih banyak pekerja informal terutama pengemudi, pedagang, dan petugas lapangan—yang belum memahami pentingnya perlindungan ini. Padahal, dengan iuran hanya beberapa puluh ribu rupiah per bulan, risiko besar bisa berubah menjadi perlindungan hidup yang nyata.
Inklusivitas: Perlindungan untuk Semua Pekerja
Program JKK tidak hanya untuk karyawan perusahaan besar. BPJS Ketenagakerjaan membuka akses bagi semua pekerja, termasuk freelancer, ojek online, petani, bahkan asisten rumah tangga. Inilah yang dimaksud dengan perlindungan inklusif sistem yang memastikan setiap pekerja, tanpa memandang latar belakang pekerjaan, memiliki hak yang sama untuk aman dan terlindungi.
Kasus Bagus dan Salsabila mencerminkan hal itu. Mereka bukan pekerja kantoran di balik meja, melainkan bagian dari ribuan tenaga operasional lapangan yang bekerja langsung di area berisiko. Tanpa jaminan sosial ketenagakerjaan, biaya medis mereka bisa mencapai belasan juta rupiah, dan kehilangan pendapatan menjadi beban tambahan bagi keluarga.
Namun karena kepesertaan aktif JKK, mereka mendapat jaminan medis, tunjangan pengganti upah, serta pendampingan langsung dari petugas BPJS. “BPJS cepat tanggap. Begitu dilaporkan, prosesnya langsung jalan,” ujar salah satu rekan kerja mereka.
Dari Hak Pekerja Menuju Masa Depan yang Lebih Aman
Manfaat JKK bukan hanya soal ganti rugi atau biaya rumah sakit. Lebih dari itu, ini adalah investasi sosial jangka panjang. Pekerja yang terlindungi tidak hanya bisa pulih secara fisik, tetapi juga memiliki kesempatan kembali produktif. Bahkan, dalam kasus kecelakaan berat, anak pekerja berhak mendapatkan beasiswa pendidikan hingga perguruan tinggi, bentuk nyata keberlanjutan perlindungan generasi pekerja Indonesia.
BPJS Ketenagakerjaan juga terus berinovasi melalui aplikasi JMO (Jamsostek Mobile), yang memudahkan pekerja mengakses informasi saldo, status kepesertaan, dan klaim manfaat tanpa perlu antre di kantor cabang. Inovasi digital ini membuktikan bahwa perlindungan sosial kini tidak lagi rumit atau terbatas, semua orang bisa mengaksesnya hanya lewat genggaman tangan.
Edukasi dan Kesadaran Publik
Kisah Bagus dan Salsabila seharusnya membuka mata banyak pihak. Masih banyak perusahaan kecil dan pekerja individu yang belum memahami pentingnya jaminan sosial. Padahal satu insiden bisa mengubah nasib keluarga seumur hidup. Literasi jaminan sosial harus terus digencarkan mulai dari kampus, komunitas pekerja, hingga pemerintah daerah.
Melalui lomba seperti ini, BPJS Ketenagakerjaan tidak hanya mencari tulisan terbaik, tetapi juga mengajak generasi muda memahami bahwa perlindungan kerja bukan sekadar urusan administratif, melainkan bentuk tanggung jawab sosial dan solidaritas antarpekerja.
Bagi Bagus dan Salsabila, JKK bukan hanya penyelamat finansial, melainkan bukti bahwa kerja keras mereka di lapangan tidak dibiarkan tanpa perlindungan.
Bagi Indonesia, keberadaan sistem jaminan sosial ketenagakerjaan adalah fondasi menuju masa depan yang berkeadilan dan berkelanjutan.
Karena “membangun bangsa tidak cukup dengan tenaga produktif, tetapi juga dengan pekerja yang terlindungi”.

Mahasiswa Pascasarjana Magister Manajemen Universitas Islam Syekh-Yusuf. Pemerhati sumber daya manusia dan literasi ketenagakerjaan.
0 Pengikut
Baca Juga
Artikel Terpopuler