Mahasiswa FKM UMJ Ikuti Pelatihan Tanggap Darurat Bencana dan Pelayanan Medis
3 jam lalu
Pelatihan ini mengajarkan mahasiswa cara mengelola surat, anggaran, dan tanggung jawab organisasi dengan cerdas dan profesional.
Sabtu siang, suasana lantai empat Gedung Business Center Universitas Muhammadiyah Jakarta terasa lebih hidup dari biasanya. Di balik pintu kaca yang separuh terbuka, deretan kursi mulai penuh oleh mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) yang datang membawa laptop, buku catatan, dan semangat belajar yang tak kalah serius dari kelas kuliah.
Mereka bukan sedang rapat rutin, bukan pula kegiatan akademik formal. Hari itu, lembaga mahasiswa Emergency Response in Disaster and Medical Service (ERDAMS) tengah menggelar Pelatihan Kesekretariatan dan Kebendaharaan, sebuah agenda pembinaan yang bertujuan menanamkan kemampuan administrasi dan tata kelola keuangan organisasi.
Tema yang diangkat, Membangun Tata Kelola Cerdas dan Bijak Menuju Administrasi serta Keuangan yang Terstruktur” terdengar cukup formal di telinga. Tapi suasana yang tercipta justru hangat, penuh interaksi, dan sesekali diwarnai tawa.
“Coba perhatikan, kalau ini surat keluar, tandatangan siapa yang harus di bawah?” tanya seorang pemateri di depan ruangan. Di layar, sebuah contoh surat organisasi terpampang. Beberapa mahasiswa menebak-nebak dengan antusias, sementara yang lain membuka laptop mencoba mencari format yang tepat.
Sesi itu dibawakan oleh Reza Avrilia dan Tanisya Dwi Maulida, dua pemateri yang juga pengurus aktif ERDAMS. Keduanya berbagi pengalaman mengelola dokumen organisasi yang sering kali dianggap remeh, padahal menjadi tulang punggung kelancaran kegiatan.
“Kadang orang mikir sekretariat itu cuma urusan surat dan cap. Padahal, di sanalah semua keputusan organisasi disusun dengan rapi,” ujar Reza di sela pelatihan. Ia mengaku senang melihat antusiasme peserta yang tak segan bertanya dan mencoba memahami alasan di balik setiap aturan administrasi.
Tak hanya soal surat-menyurat, pelatihan juga mengulas hal yang lebih teknis: penyusunan Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan dasar kebendaharaan organisasi.
Materi ini dibawakan oleh Wisnu Wardana, S.KM, mantan Ketua Umum ERDAMS periode 2022–2023.
Lewat gaya penyampaian yang santai, Wisnu menjelaskan bagaimana setiap angka dalam anggaran sebenarnya merepresentasikan kepercayaan.
“Keuangan itu bukan cuma nominal. Ada tanggung jawab moral di dalamnya. Kalau kita terbiasa rapi dan transparan di organisasi, kelak di dunia kerja kita nggak akan kaget,” ujarnya.
Dalam sesi itu, peserta diajak membuat simulasi RAB dan mempresentasikan hasilnya. Beberapa kelompok tampak serius menghitung kebutuhan logistik kegiatan, sementara yang lain sibuk menyusun strategi agar dana terbatas bisa cukup untuk seluruh rencana program.
“Bagian ini yang paling seru, karena terasa nyata,” kata Ainu Aqilah, Bendahara Umum ERDAMS. “Kita diajak berpikir kritis tapi juga kreatif, gimana caranya uang organisasi bisa digunakan seefisien mungkin tanpa mengorbankan kualitas kegiatan.”
Pelatihan sederhana itu mungkin hanya berlangsung sehari, tetapi meninggalkan kesan yang cukup dalam bagi pesertanya. Mereka belajar bahwa profesionalisme tidak lahir tiba-tiba, melainkan dibangun dari hal-hal kecil yang dilakukan dengan kesungguhan.
Di akhir sesi, ruangan yang tadi riuh berubah jadi hangat. Beberapa peserta berfoto bersama, sebagian masih bercengkerama membahas surat dan laporan yang mereka tulis hari itu.
Dari sinilah semangat itu tumbuh semangat untuk menata, mengelola, dan bertanggung jawab nilai-nilai yang kelak menjadi bekal ketika mereka meninggalkan bangku kuliah dan menapaki dunia kerja.
ERDAMS FKM UMJ berhasil menunjukkan bahwa belajar profesional tidak harus menunggu nanti. Ia bisa dimulai sekarang, dari ruang sekretariat kecil di kampus, dari setiap surat yang diketik dengan rapi, dan dari setiap anggaran yang dicatat dengan jujur.

Penulis Indonesiana
0 Pengikut
Baca Juga
Artikel Terpopuler