Program Magang Nasional Solusi Ambyar Ciptakan 19 Juta Lapangan Kerja

2 jam lalu
Bagikan Artikel Ini
img-content
Zulkifli Hasan, Muhaimin Iskandar, dan Airlangga Hartarto (Sumber: liputan6.com)
Iklan

Magang Nasional Fresh Graduate bukan solusi ketenagakerjaan jangka pendek, Justru rakyat menertawakan janji 19 Juta Lapangan kerja

***

Magang Nasional adalah program sesaat solusi banjir pengurangan sarjana dari tahun ke tahun. Dengan dalih investasi ketenagakerjaan, pemerintah akhirnya perhari ini dimulai hari pertama launching Proyek v Magang Nasional. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Diketahui jika total Lamaran yang masuk menjadi bagian calon peserta Program Magang Nasional tercatat kurang lebih 150 ribu pelamar, total perushaan dan instansi buang mengajukan formasi tenaga magang kurang lebih 1.678 ribu.

Kapasitas lowongan yang tersedia sekitar 20 ribu formasi. Pemerintah berjanji akan menambah kuota penerima manfaat hingga 80 ribu sarjana. Dan akan melanjutkan program hingga tahun 2026. Namun, jumlah program magang tersebut terlalu minum sekali untuk menjadi lumbung pekerjaan bagi fresh graduate. Masih jauh juga dengan janji pemerintah yang akan menyediakan 19 lapangan kerja.

Magang Kerja

Program Magang Nasional dianggap sebagai bagian penyediaan pembekalan tenaga kerja. Di samping mendapatkan pengalaman teknis, peserta mendapatkan gaji. Lumayan juga bagi pelamar yang diterima di perusahaan atau instansi. Menerima gaji selama 6 bulan sesuai UMR daerah ditempatkan dan terima hak tambahan lainnya.

Hanya saja, jumlah pelamar dan formasi terlalu timpang. Belum cukup mereduksi fresh graduate yang jumlahnya ratusan ribu. Itu baru yang mendaftarkan sesuai kebutuhan jurusan dan permintaan perusahaan atau instansi.

Kuota Terbatas

Bayangkan kalau ada yang lulus dari Universitas pendidikan atau Akademisi jurusan seni atau pun pariwisata. Belum tentu jurusan tersebut terdaftar dan tercatat dalam koheren formasi lowongan magang.

 Tentunya banyak lagi bahkan mungkin angka menyentuh jutaan alumni baru dan tunggakan Alumni yang masih menunggu untuk bisa mendapatkan manfaat program magang Nasional.

Saking membludaknya pelamar, Airlangga Hartato menyebutkan bahwa 1 pelamar di formasi instansi pemerintah direbutkan 1000 pelamar. Perbandingan yang sangat menohok bagi kita semua, wajah pengangguran dan ketersediaan lapangan kerja.

Bukan Menciptakan Lapangan Kerja

Program magang ini hanya 6 bukan artinya habis kontrak para peserta magang apakah akan segera mendapatkan pekerjaan atau menjadi pengangguran kembali. Artisnya, program magang Nasional hanya bersifat "ad hoc' menahan laju pengangguran bukan menuntaskan atau memberikan layanan pekerjaan tetap.

Karenanya timbul pertanyaan, sejauh mana proyeksi lulusan magang ini akan dialokasikan kemana? Sebagaimana saat ini pertumbuhan lapangan pekerjaan baru rasanya tersendat dan stagnan.

Mau Kemana Para Alumninya?

Apakah para peserta Program Magang Nasional yang dianggap alumninya akan mendapatkan kompetensi dan sertifikat khusus hingga pengalaman mereka bisa dijadikan daya saing perburuan kerja di luar negeri? Bisakan mereka berkompetisi khususnya segmen tenaga ketrampilan tinggi bukan low skill alias buruh migran rendahan.

Sialnya mereka yang mendapatkan program magang di instansi pemerintah hanya mendapatkan pengalaman legalitas fisik bukan ketrampilan yang sesuai dengan kejuruan yang dimilikinya.

Pengalaman Tukang Fotokopi

Mengingatkan kembali, konon banyak peserta magang di instansi pemerintah hanya diperlakukan sebagai tenaga antara atau serabutan seperti tukang foto kopi, mengantarkan stop map bahkan ada yang menjadi sopir pribadi .

Bagi mereka yang beruntung, bisa saja malah dijadikan pacar pejabat di mana peserta magang berdinas. Nah, begitu pelit beserta rumitnya membuat program berkelanjutan dan berbiaya mahal.

Bukan Program Pencitraan

Sanggupkah Pemerintah Prabowo melakukan penyelesaian ketenagakerjaan beserta lapangan kerja secara komprehensif dan berkelanjutan?

Kuatir juga Program Magang ini hanya proyek politik pencitraan ketimbang penyelesaian dan juga jalan peta baru bagi peningkatan dan pertahanan lapangan pekerjaan dan juga penyediaan manusia unggul siap bersaing.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Bagikan Artikel Ini
img-content
Heru Subagia

Penulis, Pengamat Politik dan Sosial

3 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler