x

Iklan

Syarifudin

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 29 April 2019

Rabu, 19 April 2023 13:49 WIB

Tanda Kemenangan Ibadah Puasa, Jangan Kotori Lebaran dengan Omongan Jelek

Tanda berhasil ibadah puasa itu tidak mengumbar omongan jelek. Idak me-roasting orang lain dengan cara menyakitkan.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Ramadan sebentar lagi pergi, dan akan berganti lebaran untuk saling memaafkan dan bersilaturahim. Jutaan pemudik pun hatinya gembira menyambut hari kemenangan di kampung halaman.

Tapi berapa banyakkah orang yang memahami arti ibadah puasa dengan pas? Sebab kadang momen lebaran masih “dikotori” dengan hal-hal yang kurang berkenan.

Untuk itu, ada baiknya mempersiapkan diri berlebara dengan niat dan hati yang bersih. Menyesuaikan pikiran dan perilaku yang toyibbah, yang baik lagi beradab. Silaturahim yang berkualitas, karena diisi dengan obrolan, sikap, dan perilaku yang menyenangkan orang lain.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Jangan sebaliknya, momen lebaran yang “dikotori” dengan omongan buruk bahkan me-roasting saudara-saudara atau orang-orang lain. Padahal orang lain itu punya niat mulia, inginsilaturahim dan saling memaafkan atas ucapan dan perilaku yang salah.

Silaturahim yang positif. Idul fitri yang membaikkan, dan halal bihalal yang menjadi ladang amal untuk semuanya. Bukan justru bergibah, bergosip, atau membuat orang lain justru tidak nyaman di kehadirannya. Membuang jauh-jauh kata-kata yang negatif, kalimat-kalimat yang tidak bermutu. Bahkan obrolan yang tidak ada gunanya. Untuk lebih melapangkan hati dan pikiran menerima siapapun apa adanya. Karena hati yang bersih pun harus tercermin dari sikap dan perilaku yang tidak menyakitkan orang lain.

Silaturahim dan idul Fitri yang tetap mampu memilah mana yang baik dan mana yang buruk. Mampu memisahkan kebenaran dan kebatilan. Seperti wasiat Umar bin Khattab yang dijuluki sebagai Al-Faruq tentang 6 wasiat dalam hidup manusia, yaitu:

  1. Bila kamu menemukan cela pada seseorang dan hendak mencacinya, maka cacilah dirimu. Karena celamu lebih banyak darinya.
  2. Bila kamu hendak memusuhi seseorang, maka musuhilah perutmu dahulu. Karena tidak ada musuh yang lebih berbahaya selain perutmu sendiri.
  3. Bila kamu hendak memuji seseorang, maka pujilah Allah SWT. Karena tidak seorang pun yang lebih banyak memberi dam lebih santun kepadamu selain Allah SWT.
  4. Bila kamu ingin meninggalkan sesuatu, maka tinggalkanlah kesenangan dunia. Sebab apabila kamu meninggalkan dunia berarti kamu terpuji.
  5. Bila kamu bersiap-siap untuk sesuatu, maka bersiaplah untuk mati. Karena jika kamu tidak bersiap untuk mati, kamu akan menderita, rugi, dan penuh penyesalan.
  6. Bila kamu ingin menuntut sesuatu, maka tuntutlah akhirat. Karena kamu tidak akan memperolehnya kecuali dengan mencarinya.           Jadikanlah lebaran dan Idul Fitri sebagai momen untuk memperbaiki diri. Momen untuk meningkatkan kualitas pikiran, sikap, dan perilaku yang lebih disukai Allah SWT. Sebagai cerminan kemenangan ibadah puasa. Bukan sebaliknya, puasa yang tidak mampu mengubah apapun dalam diri sendiri. Kecuali hanya ritual menahan lapar dna haus semata.

Sungguh, lebaran dan ibadah puasa sangat efektif. Bila mampu menjadikan siapapun lebih baik dari waktu-waktu sebelumnya.  Sambil mengingat 6 wasiat Umar bin Khattab. Agar esok, kita menjadi lebih baik. Salam literasi

 

Ikuti tulisan menarik Syarifudin lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler