Anonim (13)
Kamis, 27 April 2023 07:41 WIBAnonim (13). Kenangan. Angan tiba ataupun telah lalu. Puisi, menulis kejujuran cerita perasaan. Transendental jernih jiwa. Cerita perjalanan kasih sayang atau apapun. Salam cinta saudaraku.
Waktu. Kadang menjengkelkan. Dia tidak peduli, mau mati silakan, mau hidup sila pula. Mau pura-pura atau sungguh-sungguh terserah pelaku pemilik hidup. Mau bunuh diri atau tabrak lari, terserah saja. Mau tawuran atau saling menembak kepala masing-masing silakan. Bebas saja, terserah maunya apa.
Kenapa waktu segampang itu. Apa mungkin waktu menggampangkan hidup atau sebaliknya. Tak perlu ruwet berpikir skala prioritas, mau politis atau reka kreasi hura-hura ataupun huru-hara, sesuka hati diri sendiri dong. Oh, begitu ya maunya waktu. Baiklah kalau begitu. Ogah banget memakai waktu di pergelangan tangan atau dinding berdetak nyaring bunyinya.
Kalau waktu, hanya bikin pusing, membisingkan telinga saja. Buang saja, termasuk suara klakson "Bep! Bep!" atau "Dar Der Dor. Dor!" tembak menembak, atau, tendang menendang, atau, pukul memukul, saling memaki, ataupun sikut-sikutan. Girang amat kalau berhasil memaki, atau menyudutkan sesama. Dasar waktu, hanya punya birahi, tak bernyali. Bisanya cuma bernapsu sembunyi di balik nyali gara-gara.
Kamu sang waktu kan? Iya atau tidak. Jawab saja tak perlu malu, karena kamu waktu, serupa boneka pabrikan ya. Ngaku deh. Jangan jadi pengecut sembunyi di balik kelambu, sembari menyebar isu gono-gini. Hi hi hi, kasian deh kamu, sekalipun dikau berkostum serupa apapun, baumu mudah dikenali, baik secara unsur kimiawi ataupun secara unsur benda padat ataupun benda cair. Nah, rasain deh.
Mentang-mentang waktu, bisa sesuka hati ya. Ogah menunggu. Kenapa sih. Sombong amat, kalau menunggu beberapa saat emangnya kamu rugi apa sih. Menunggu ataupun tidak kamu tetap mampu melaju, ogah mundur. Kanapa sih? Rugi? Ohh, jadi waktu seperti kamu masih berpikir untung rugi. Begitukah? Loh, malah bisu. Takut yaa, di suruh mundur, hihihi.
Hahaha, kalau jadi waktu cuma berani maju enggak berani mundur, kamu mati saja. Mati? Ogah juga. Oke, kalau begitu dibunuh saja kamu sekarang. Mau? Takut? Beraninya keroyokan, gertak sambel, intimidasi manipulasi sirkulasi persekusi do.re.mi. iyau! Hehehe, gencet menggencet, tindih menindih, salip menyalip, klakson-klakson, maki-maki. Jadi cuma itu bisamu. Kasihan deh.
Begini saja. Kamu, waktu. Aku juga waktu. Balapan lari yuk! Takut. Balapan tidur? Berani? Ogah juga. Hihihi, jadi kamu beraninya apa? Oh, main hakim sendiri, sesuka kamu? Begitu? Kalau begini, gimana. Aku bunuh jam tanganku. Aku bunuh jam dinding dimanapun serentak secara massal sedunia. Berani? Enggak juga.
"Absurd ..."
***
Jakarta Indonesiana, April 26, 2023.
Penulis Indonesiana
0 Pengikut
Bening Matamu
20 jam laluObral Obrol
5 hari laluBaca Juga
Artikel Terpopuler