x

Aspal. Ilustrasi Pembangunan Jalan

Iklan

Indŕato Sumantoro

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 12 Juli 2020

Rabu, 31 Mei 2023 19:34 WIB

5 Hal yang Harus Kamu Ketahui Mengenai Hilirisasi Aspal Buton

Agar aspal Buton dapat dimanfaatkan untuk mengsubstitusi aspal impor, aspal Buton harus diolah terlebih dahulu menjadi aspal Buton ekstraksi. Aspal Buton ekstraksi ini diyakini harganya akan bisa lebih murah, dan kualitasnya akan lebih unggul daripada aspal impor. Oleh karena itu, hilirisasi aspal Buton ini wajib diwujudkan secepatnya, kalau bisa sekarang juga. Karena dari segala aspek tehnis dan ekonomis, aspal Buton ini sejatinya memiliki nilai-nilai tambah yang lebih banyak daripada aspal impor.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Aspal Buton adalah sumber daya aspal alam yang terdapat di pulau Buton, Sulawesi Tenggara. Jumlah depositnya sangat melimpah, mencapai 662 juta ton. Aspal alam di pulau Buton ini diyakini sebagai aspal alam yang terbesar di dunia. Dan merupakan satu-satunya tambang aspal alam yang terdapat di Indonesia. Aspal Buton untuk pertama kali ditemukan pada tahun 1924. Hal ini berarti, bahwa pada tahun depan, tahun 2024, aspal Buton akan genap berusia 100 tahun, atau 1 abad.

Mengapa aspal Buton sangat menarik untuk kita ketahui? Karena aspal Buton adalah salah satu sumber daya alam yang terdapat di Indonesia, tetapi mirisnya, sampai saat ini masih belum bisa dimanfaatkan untuk menyejahterakan seluruh rakyat Indonesia. Padahal, kalau saja aspal Buton ini sudah dapat diolah, dan dimanfaatkan untuk mengsubstitusi aspal impor, maka keuntungannya adalah sangat besar sekali untuk bangsa dan negara. Tetapi anehnya, meskipun Indonesia sudah merdeka selama hampir 78 tahun, tetapi pemerintah masih belum mau mewujudkan hilirisasi aspal Buton. Inilah misteri yang harus kita caritahu mengapa.

Indonesia adalah salah satu negara terbesar pengimpor aspal di dunia. Indonesia mengimpor aspal sejumlah 1,5 juta ton per tahun. Atau senilai US$ 900 juta per tahun. Indonesia harus mengeluarkan devisa negara sejumlah Rp 13,5 triliun per tahun untuk membeli aspal. Dan Indonesia sudah mengimpor aspal ini sejak tahun 1980an. Atau sudah 43 tahun lebih. Sampai kapan Indonesia akan impor aspal terus? Ini pertanyaan yang bagus. Tetapi sangat sulit untuk dijawab. Karena kelihatannya, sampai saat ini pemerintah masih belum ada niat baik dan kemauan untuk berswasembada aspal. Mungkin karena pemerintah sudah sangat lama terjebak cukup dalam di zona nyaman impor aspal.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Setelah kita mengetahui jumlah deposit aspal alam di pulau Buton sangat melimpah. Dan Indonesia telah 43 tahun lebih mengimpor aspal dalam jumlah besar. Lalu apalagi yang harus kita ketahui? Aspal alam di pulau Buton adalah anugerah kekayaan sumber daya alam karunia Allah SWT yang wajib kita syukuri. Seyogyanya, anugerah aspal alam ini diolah dan dimanfaatkan untuk menyejahterakan seluruh rakyat Indonesia. Tetapi mirisnya, pemanfaatan aspal Buton hanya sebesar 7% saja dari jumlah total aspal impor. Hal ini telah menunjukkan kepada kita, bahwa kebergantungan Indonesia terhadap aspal impor adalah sangat besar sekali. Tetapi anehnya lagi, kekayaan aspal alam Buton yang sangat melimpah ini, kok tidak menjadi prioritas utama pemerintah untuk diolah dan dimanfaatkan untuk kesejahteraan rakyat.

Agar aspal Buton dapat dimanfaatkan untuk mengsubstitusi aspal impor, aspal Buton harus diolah terlebih dahulu menjadi aspal Buton ekstraksi. Aspal Buton ekstraksi ini diyakini harganya akan bisa lebih murah, dan kualitasnya akan lebih unggul daripada aspal impor. Oleh karena itu, hilirisasi aspal Buton ini wajib diwujudkan secepatnya, kalau bisa sekarang juga. Karena dari segala aspek tehnis dan ekonomis, aspal Buton ini sejatinya memiliki nilai-nilai tambah yang lebih banyak daripada aspal impor.

Adapun nilai-nilai tambah dari hilirisasi aspal Buton adalah sebagai berikut:

  1. Indonesia mengimpor aspal sejumlah 1,5 juta ton per tahun. Atau senilai US$ 900 juta per tahun. Hilirisasi aspal Buton bertujuan untuk mengsubstitusi aspal impor tersebut dengan aspal Buton. Apabila aspal Buton ekstraksi sudah mampu mengsubstitusi aspal impor, maka devisa negara akan dapat dihemat akan sangat besar. Dan besarnya devisa negara yang akan dihemat tersebut akan dapat digunakan di dalam negeri untuk menggerakkan roda perekonomian Indonesia.
  2. Hilirisasi aspal Buton memiliki beberapa multiplier effect, antara lain, dari produk bitumen murni hasil proses ekstraksi, selain produk aspal Buton ekstraksi, dapat juga dibuat modifier sebagai bahan aditif untuk meningkatkan kualitas aspal minyak, genteng aspal, pelapis aspal tahan air, dll. Sedangkan dari produk samping yang berupa batu kapur, masih bisa diolah lebih lanjut menjadi Calcium Carbonate murni untuk keperluan industri kertas dan pangan, dolomit untuk pertanian, dll.
  3. Dengan adanya industri dan hilirisasi aspal Buton akan memberikan keuntungan yang sangat besar kepada pemerintah daerah dan pusat, berupa pajak dan pendapatan asli daerah. Keuntungan ini sangat besar, dan akan digunakan untuk membangun infrastruktur-infrastruktur untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.
  4. Dengan adanya industri dan hilirisasi aspal Buton, maka akan terbentuk ekosistem untuk mendukung terlaksananya operasi produksi aspal Buton ekstraksi. Dengan asumsi untuk mengsubstitusi 1 juta ton per tahun aspal impor, diperlukan bahan baku batuan aspal Buton sebesar 5 juta ton per tahun, dengan kandungan rata-rata bitumen sebesar 20%. Maka bisa kita bayangkan berapa banyak tenaga kerja dan peralatan-peralatan yang akan dibutuhkan untuk menambang 5 juta ton per tahun bahan baku batuan aspal Buton tersebut. Selain itu, diperlukan juga tenaga kerja untuk mengolah 5 juta ton per tahun bahan baku untuk menjadi aspal Buton ekstraksi. Dan masih banyak lagi peluang-peluang bisnis dan lapangan kerja yang dibutuhkan untuk menunjang kegiatan-kegiatan penambangan dan pengolahan batuan aspal Buton. Serta fasilitas-fasilitas pendukung lainnya, seperti perkantoran, perumahan, rumah sakit, bank, toko-toko, pasar, sekolah, tempat rekreasi, transportasi, dan masih banyak lagi.
  5. Dengan semakin berkembangnya pulau Buton, karena adanya industri dan hilirisasi aspal Buton, maka akan mengundang para investor lain untuk datang dan berinvestasi di pulau Buton. Bidang-bidang lain yang diminati oleh para Investor adalah sektor pariwisata, perikanan, peternakan, dan bertanian.

Hilirisasi aspal Buton ini memilki beberapa multiplier effect, karena dengan dibangunnya pabrik-pabrik ekstraksi aspal Buton, maka perlu dibangun infrastruktur-infrastruktur untuk menunjang industri aspal Buton tersebut. Disamping itu, hilirisasi aspal Buton ini akan menciptakan banyak sekali lapangan pekerjaan. Dan dengan banyaknya orang-orang yang bekerja, maka akan diperlukan banyak fasilitas-fasilitas pendukung untuk memenuhi kebutuhan hidup. Perkembangan dan dampak ekonominya akan seperti efek domino, dimana satu kebutuhan akan berkembang menjadi beberapa kebutuhan, dan demikian seterusnya. Sehingga dalam jangka panjang interaksi sosial dan ekonominya akan semakin besar dan luas.

Apabila industri dan hilirisasi aspal Buton sudah berjalan dengan baik, infrastruktur dan fasilitas-fasiltas publik yang tersedia dianggap sudah cukup memadai. Maka potensi ini akan menjadi magnet kuat yang akan mengundang para Investor lain untuk datang berinvestasi di pulau Buton. Banyak sekali peluang-peluang investasi di pulau Buton yang selama ini masih terpendam, karena masih belum adanya infrastuktur-infrastruktur pendukung industri yang memadai.

Hilirisasi aspal Buton hanya merupakan bagian kecil saja dari Grand Design pengembangan pulau Buton. Aspal alam merupakan sumber daya alam yang tidak bisa diperbarui. Oleh karena itu sejak awal mulai mendirikan pabrik ekstraksi aspal Buton sudah harus mulai dipikirkan, industri apa yang harus dikembangkan di masa depan, seandainya sumber daya aspal alam di pulau Buton sudah habis.

Pemerintah daerah harus memiliki rencana dan strategi jangka pendek, maupun rencana jangka panjang, seandainya aspal alam di pulau Buton nanti akan habis 100 tahun lagi. Industri-industri apa lagi yang akan menjadi primadona di pulau Buton, pasca industri aspal Buton. Tetapi semua pemikiran-pemikiran ini, sebaiknya harus dimulai dari mewujudkan hilirisasi aspal Buton terlebih dahulu.

Ikuti tulisan menarik Indŕato Sumantoro lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler