x

image: Grown \x26 Flown

Iklan

Okta Irmayani

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 9 Juni 2023

Rabu, 21 Juni 2023 08:05 WIB

Pengaruh Relasi Sosial terhadap Kesehatan Mental dan Emosional

Artikel ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai pentingnya relasi sosial yang berkualitas dapat memberikan manfaat dalam hal kesehatan mental dan emosional seseorang.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Dalam kehidupan sosial, memiliki relasi dapat memiliki pengaruh terhadap kesehatan mental dan emosional seseorang. Sehingga di era yang semakin terhubung secara digital ini, penting bagi kita untuk memelihara relasi yang positif dengan orang lain.

Ketika kita memiliki keluarga yang peduli, teman-teman dekat yang dapat kita andalkan, dan hubungan interpersonal yang positif, kita akan merasa didukung dan diterima. Bahkan ketika situasi sulitpun, kita perlu mencari dukungan dari orang-orang terdekat yang mampu mendengarkan dan memberikan dukungan yang positif. Karena dengan mendapatkan dukungan positif dari orang terdekat akan dapat membantu mengurangi stres, meningkatkan kepercayaan diri, dan memperbaiki kesehatan mental ataupun emosional.

Selain itu, relasi sosial yang positif dengan melakukan Interaksi yang menyenangkan dengan orang lain, seperti berbagi tawa, bermain, atau melakukan kegiatan bersama, dapat memberikan pengalaman positif yang dapat memperkuat kesehatan emosional. Hubungan sosial yang baik dapat meningkatkan kebahagiaan dalam hidup, sehingga dapat mengurangi risiko perasaan kesepian.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Begitupun sebaliknya, jika relasi sosial yang buruk atau toksik dapat berdampak negatif pada kesehatan mental dan emosional. Karena dapat menimbulkan konflik, pelecehan, yang dapat menyebabkan stres kronis, kecemasan, bahkan depresi. Oleh karena itu, penting untuk mengenali relasi yang tidak sehat guna menjaga keseimbangan dan kesehatan mental yang optimal.

 

A. PENGERTIAN RELASI

Relasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah hubungan, perhubungan, pertalian. Sedangkan menurut Spradley dan Mccurdy (1975), relasi atau hubungan yang terjadi antara individu berlangsung dalam waktu yang relatif lama akan membentuk suatu pola, pola hubungan ini juga disebut pola relasi. Mengapa dikatakan memiliki pola? Dikarenakan menjalin hubungan di sini dapat dilakukan secara berulang kali dengan cara ataupun berbeda setiap waktunya. Sehingga relasi dapat dibangun dan dijalin karena adanya interaksi antara dua orang ataupun lebih dalam jumlah yang banyak. Lalu menurut Max Weber di dalam bukunya yang berjudul "The Theory of Social and Economic Organization" (1947) yang merupakan seorang ahli sosiologi, mengatakan bahwa relasi mengacu pada hubungan sosial antara individu atau kelompok dalam masyarakat. Ini mencakup interaksi sosial, jaringan sosial, dan dinamika kekuasaan dalam struktur social.

 

B. PENGERTIAN KESEHATAN MENTAL DAN EMOSIONAL

Menurut  Prof. Dr. Mustafa Fahmi (1977) mengatakan bahwa pengertian kesehatan jiwa (mental) itu ada dua, yaitu: 

  1. kesehatan jiwa adalah bebas dari gejala-gejala penyakit jiwa dan gangguan kejiwaan.
  2. Dan kesehatan jiwa adalah dengan cara aktif, luas, lengkap tidak terbatas, ia berhubungan dengan kemampuan menyesuaikan diri dengan dirinya sendiri dan dengan masyarakat di lingkungannya, hal itu membawanya kepada kehidupan yang sunyi dari kegoncangan, penuh vitalitas. Sehingga kesehatan mental (jiwa) adalah keadaan seseorang yang meliputi aspek psikologis, emosional, dan sosial. Hal ini mencakup bagaimana seseorang tersebut berpikir, merasakan, dan berinteraksi dengan orang lain di sekitarnya, serta kemampuan mereka untuk mengatasi stres, mengelola emosi, dan menghadapi tantangan dalam kehidupan sehari-hari. Kesehatan mental yang baik membuat seseorang dapat merasa, berpikir dan berinteraksi secara optimal. Sehingga kesehatan mental juga berkaitan dengan kesehatan emosional karena kesehatan emosional adalah kemampuan seseorang dalam mengelola emosi mereka dengan cara yang sehat dan produktif. Kesehatan mental di sini memiliki hubungan yang erat dengan kesehatan emosional dikarekanan jika kesehatan mental dan emosional kita berjalan secara normal, maka kita dapat mengendalikan dan mengatur emosi dengan baik, serta memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan emosional yang normal dalam kehidupan sehari-hari.

 

C. HUBUNGAN ANTARA RELASI DENGAN KESEHATAN MENTAL DAN EMOSIONAL DALAM KEHIDUPAN SOSIAL

Hubungan antara relasi sosial dengan kesehatan mental dan emosional dalam kehidupan sosial sangatlah penting. Hubungan sosial yang baik dapat berkontribusi secara positif terhadap kesejahteraan mental dan emosional seseorang, sementara hubungan yang buruk dapat memiliki dampak negatif.

Kualitas relasi sosial yang baik, seperti memiliki keluarga, teman dekat, dan hubungan interpersonal yang positif, dapat memberikan dukungan emosional dan sosial yang penting. Melalui hubungan ini, seseorang dapat merasa didukung, diterima, dan dicintai, yang dapat meningkatkan kepercayaan diri, merasa dihargai, dan merasa Bahagia. Sehingga jika seseorang memiliki relasi social yang baik dan mendapatkan dukungan positif, hal tersebut membantu seseorang dalam menghadapi stres, dan menghadapi tantangan atau masalah kehidupan yang dialami.

Di sisi lain hubungan yang buruk atau toksik dengan orang lain juga dapat merusak kesehatan mental dan emosional.  Karena dapat menimbulkan konflik , pelecehan, atau penganiayaan yang dapat menyebabkan terjadinya stres kronis, kecemasan, depresi, dan trauma psikologis. Oleh karena itu, perlu bagi kita untuk membangun dan memelihara relasi sosial yang positif dan sehat dalam kehidupan.

 

D. PERAN PENTING DUKUNGAN SOSIAL BAGI KESEHATAN MENTAL SERTA KESEHATAN EMOSIONAL

Peran penting dukungan sosial bagi kesehatan mental dan emosional seseorang memiliki peran yang sangat penting sehingga perlu untuk dilakukan. Berikut beberapa manfaat dengan adanya dukungan social, yaitu:

  1. Mengurangi Stres: Dukungan sosial dapat membantu seseorang agar dapat mengurangi tingkat stres yang mereka alami. Ketika seseorang mendapatkan dukungan dari orang-orang di sekitarnya, maka mereka merasa lebih mampu atau bersemangat dalam menghadapi tantangan dan tekanan hidup. Karena dukungan sosial sendiri dapat memberikan rasa dukungan secara emosional yang dapat membantu mengurangi beban pikiran dan emosi yang berlebihan.
  2. Perubahan yang Lebih Baik: Dukungan sosial dapat membantu seseorang dalam mengembangkan strategi perubahan yang lebih efektif. Melalui dukungan sosial, seseorang dapat memperoleh perspektif baru, saran, dan masukan yang dapat membantu mereka menghadapi masalah atau konflik dengan cara yang lebih efektif.
  3. Peningkatan Kesehatan Emosional yang lebih baik: Dukungan sosial yang baik dapat meningkatkan kesehatan emosional seseorang. Ketika seseorang merasa didengar, dipahami, serta diterima oleh orang-orang di sekitarnya, hal itu dapat meningkatkan perasaan kebahagiaan, kepuasan hidup, dan kepercayaan diri. Dukungan sosial juga dapat membantu mengurangi perasaan kesepian dan isolasi yang dapat berdampak negatif pada kesejahteraan emosional. Dukungan sosial dapat membantu seseorang merasa lebih mampu mengatasi tantangan dan memulihkan diri dari stres atau trauma.

 

E. DAMPAK KONFLIK INTERPERSONAL TERHADAP KESEHATAN MENTAL DAN EMOSIONAL

Dukungan sosial memang memberikan dampak yang positif, namun disela-sela itu pasti akan muncul Konflik interpersonal, yaitu konflik yang terjadi antara individu dengan orang lain, dapat memiliki dampak negtif terhadap kesehatan mental dan emosional sehingga konflik seperti ini perlu dihindari. Berikut adalah beberapa dampak yang dapat terjadi:

  1. Menyebabkan Stres dan Kesehatan Emosional Menurun: Konflik interpersonal seringkali menyebabkan tingkat stres yang tinggi dan merusak kesehatan emosional seseorang. Konflik yang terjadi dalam jangka waktu lama dan berulang-lama dapat memicu perasaan cemas, marah, sedih, atau putus asa. Sehingga stres kronis akibat konflik tersebut dapat mengganggu tidur, nafsu makan, bahkan kegiatan lainnya.
  2. Merasa Kesepian: Konflik yang berkepanjangan dapat merusak hubungan antara individu dengan individu lain, baik itu hubungan romantis, keluarga, ataupun hubungan sosial lainnya. Apabila konflik tersebut tidak terselesaikan dengan baik maka dapat menyebabkan timbulnya perasaan sedih bahkan kesepian. Sehingga dapat menghambat kebahagiaan.
  3. Gangguan Psikologis: Konflik interpersonal yang sering terjadi dapat meningkatkan risiko terjadinya gangguan psikologis seperti depresi, kecemasan, dan gangguan stress setelah mengalami trauma. Konflik yang relatif berat dapat membebani pikiran dan emosi seseorang, bahkan dapat merusak kestabilan mental.
  4. Menurunnya Kesehatan Fisik: Konflik interpersonal yang berkepanjangan juga dapat berdampak negatif pada kesehatan fisik. Karena stres kronis yang disebabkan oleh konflik tadi dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh, meningkatkan risiko gangguan tidur, dan masalah kesehatan lainnya.

Sehingga konflik interpersernonal ini perlu diatasi dengan cara yang efektif, agar hal-hal buruk seperti yang telah dipaparkan di atas tidak terjadi. Konflik interpersonal sendiri dapat diatasi dengan cara melakukan komunikasi, empati yang dapat dilakukan secara intens.

 

F. STRATEGI UNTUK MEMBANGUN RELASI YANG SEHAT DALAM KEHIDUPAN SOSIAL

Memperbaiki dan membangun relasi yang sehat membutuhkan usaha dan komitmen dari semua pihak yang terlibat. Berikut adalah beberapa strategi yang dapat digunakan untuk membangun relasi secara sehat, yaitu:

  1. Komunikasi yang Efektif: Komunikasi yang baik adalah kunci dalam membangun dan menjalin bahkan memperbaiki relasi. Maka penting untuk mendengarkan seseorang dengan penuh perhatian, dan berusaha untuk memahami perspektif dan perasaan orang lain. Namun perlu juga untuk mengungkapkan apapun itu akan tetapi tidak terdapat serangan negatif secara personal dengan jujur dan terbuka.
  2. Empati: Membangun empati terhadap orang lain membantu memperkuat hubungan. Cobalah melihat situasi dari sudut pandang orang lain, mencoba memahami perasaan dan pengalaman mereka, dan menunjukkan kepedulian dan pengertian. Memperlihatkan empati dapat membantu membangun kedekatan dan saling pengertian dalam relasi.
  3. Menjaga Kejujuran: Kejujuran adalah dasar dari relasi yang sehat. Jaga kejujuran dalam komunikasi dan sampaikan perasaan, pikiran, dan harapan dengan jelas. Jangan takut untuk membicarakan isu-isu yang sensitif atau sulit, tetapi lakukan dengan kelembutan dan hormat.
  4. Mengelola Konflik dengan Baik: Konflik adalah bagian alami dari relasi, tetapi penting untuk mengelolanya dengan baik. Belajar untuk mengenali tanda-tanda konflik, melibatkan diri dalam diskusi yang konstruktif, dan mencari solusi yang saling menguntungkan. Hindari serangan pribadi, bersikap defensif, atau menghindari konflik, dan berusaha untuk mencapai pemahaman yang lebih dalam.
  5. Membangun Keterhubungan dan Kualitas Waktu Bersama: Luangkan waktu untuk terhubung dengan orang lain secara emosional dan melibatkan diri dalam kegiatan yang saling menyenangkan. Saling mendukung, menjalin ikatan yang lebih dalam, dan menghargai waktu bersama dapat memperkuat relasi.
  6. Mencari Bantuan Profesional Jika Diperlukan: Jika relasi mengalami masalah yang serius atau sulit untuk diperbaiki sendiri, penting untuk mencari bantuan dari profesional seperti psikolog atau konselor. Mereka dapat membantu mengidentifikasi masalah, memberikan panduan dan keterampilan yang diperlukan, serta membimbing dalam proses memperbaiki relasi.

 

G. PENUTUP

Mengingat pengaruh yang kuat dari relasi terhadap kesehatan mental dan emosional, serta menjaga keseimbangan dalam kehidupan sosial menjadi sangat penting untuk diperhatikan. Sehingga mendapatkan dukungan dari orang-orang terdekat, menghindari konflik berkepanjangan dan melakukan interaksi sosial dengan masyarakat dapat bermanfaat bagi kesejahteraan kita sendiri. Namun, penting juga untuk mengenali bahwa setiap individu memiliki pemahaman dan pendapat yang berbeda-beda. Oleh karena itu, menjaga keseimbangan antara waktu bersosialisasi dan waktu sendiri, serta memilih hubungan yang positif dan mendukung, adalah kunci dalam membangun relasi yang sehat dan mempertahankan kesehatan mental dan emosional yang optimal.

Ikuti tulisan menarik Okta Irmayani lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu