"Aku tak ingin berenang di permukaan,
aku ingin menyelam ke samodra jiwaku,
lebih jauh, lebih dalam,
sampai ke dasar gelap palungan!"
/I/
Aku ingin bernyanyi, bersorak-sorai,
bertepuk tangan lebih kencang, bersuka ria,
Hosana... Hosana...
sampai di mana aku lupa kenapa aku bernyanyi,
bersuka ria di sini!
Aku bukan lagi aku, yang dahulu
memegang penuh kemudi perahuku;
aku sebutir garam yang telah larut di lautan!
O, lihatlah, bagaimana Ia telah menjadi sinar
mercusuar pelayaranku
di tengah laut malam dingin tak berbulan.
Kubiarkan hembusNya meniupkan angin
di seluruh kibar layar perahuku;
Tak ‘kan tersesat aku,
karena perahuku ‘kan berlayar sendiri.
Kutegakan pandang ke langit malam:
wahai cahaya Bintang Kejora
sang pemandu tiga raja
menuju palung Anak Putera.
/II/
Telah kutinggalkan
segala getar perasaan,
di dermaga yang lama itu,
di mana perahuku biasa berlabuh.
O, aku bukan lagi aku,
di dermaga yang baru,
ketika perahuku ini berlabuh
dengan getar baru dalam kalbu.
Ikuti tulisan menarik Jerpis M. lainnya di sini.