x

ilustr: j HOT/fineartamerica

Iklan

Rosi Rahmawati

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 Juni 2023

Selasa, 27 Juni 2023 20:58 WIB

Mengapa Anda Perlu Mempelajari Arsitektur dan Perilaku?

Seorang arsitektur mampu menangani kebutuhan dan perasaan manusia dengan menyesuaikan gaya hidup seseorang.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Kenapa perlu mempelajari Arsitektur dan Perilaku? Arsitektur dan Perilaku merupakan kerangka kerja yang betujuan mempelajari desain melalui proses perancangan yang menyertakan pertimbangan serta pendekatan perilaku terhadap manusia dengan lingkungan arsitektur. Seorang arsitektur mampu menangani kebutuhan dan perasaan manusia dengan menyesuaikan gaya hidup seseorang di dalamnya. Kata "perilaku" sendiri mengungkapkan kesadaran akan struktur sosial masyarakat dengan bagaimana cara menggabungkan bentuk, lingkungan, karakter manusia, dan fungsi saat mendesain untuk membangkitkan suasana aman dan nyaman.

Perlunya mempelajari arsitektur dan perilaku menurut pendapat saya yaitu, sebuah bangunan atau ruang yang akan menjadi tempat manusia beraktivitas akan mempengaruhi bagaimana perilaku seseorang yang tinggal di dalam ruangan tersebut, perilaku manusia dipahami sebagai pembentuk arsitektur tetapi arsitektur juga dapat membentuk perilaku pada manusia. Manusia membangun bangunan untuk memenuhi kebutuhannya sendiri, kemudian bangunan itulah yang secara tidak sadar membentuk perilaku manusia yang tinggal di dalam bangunan tersebut.

Menurut Hall, Edward 1966, Manusia memiliki kepribadian individual tetapi mereka juga makhluk sosial dapat hidup berkelompok dalam masyarakat. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, perilaku manusia semakin banyak dijadikan tolak ukur dalam perencanaan yang disebut dengan pendekatan arsitektur perilaku (behavioral architecture), hal ini tentunya tidak terlepas dari pembahasan psikologis secara umum didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 

Hal-hal yang berpengaruh terhadap perilaku manusia antara lain adalah:

  • Kenyamanan/Desain Responsif Iklim, Sick Building Syndrome adalah masalah yang paling umum pada manusia saat ini karena lingkungan yang tidak menyenangkan. Kenyamanan adaptasi desain responsif iklim adalah komponen paling penting untuk mengurangi sakit seperti stres, depresi, penyakit kulit, dan lainnya karena kita menghabiskan seluruh waktu kita di ruang fungsional yang berbeda baik di luar maupun di dalam. Desain yang memperhatikan iklim tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan dan kesejahteraan manusia, tetapi juga meningkatkan kelestarian lingkungan karena pengurangan konsumsi energi dengan mengadaptasi desain sesuai dengan iklim. Arsitek dan perencana kota harus bertanggung jawab untuk merancang ruang yang meningkatkan kenyamanan pengguna dan mempertimbangkan prinsip-prinsip psikologis untuk memberikan kenyamanan dan hasil yang berkelanjutan.
  • Pencahayaan Alami, Pencahayaan alami menciptakan rasa dan emosi. Ini merupakan salah satu aspek terpenting arsitektur karena dampaknya terhadap kesejahteraan manusia, konservasi energi, dan memperkaya ruang. Kurangnya cahaya alami dapat membuat seseorang merasa terisolasi dan sesak hal tersebut dapat menyebabkan depresi dan stres.
  • Warna, Warna adalah elemen desain penting karena memiliki dampak emosional yang tinggi hal itu dapat memunculkan bagaimana rasa kenyamanan seseorang timbul di dalam ruang berwarna  tersebut, dan warna juga dapat mencerminkan suasana panas atau dinginnya suatu ruangan.

 

Apakah bangunan dapat menyentuh jiwa kita? Apakah lingkungan akan mempengaruhi indra kita? Jawaban atas pertanyaan ini menurut pendapat saya. Ya! Karena setiap elemen lingkungan memiliki sifat unik yang akan berdampak pada perilaku manusia. Elemen dasar desain seperti garis, bidang, volume, permukaan, massa, material, dan struktur berkontribusi pada tampilan fisik dan visual, yang berhubungan dengan emosi manusia.

Tidak ada manusia yang ingin hidup di lingkungan yang tidak menyenangkan atau membangkitkan ingatan dan perasaan buruk. Di dunia era urbanisasi dan teknologi sektor lingkungan binaan telah kehilangan fokus pada psikologi lingkungan. Inovasi dengan kebutuhan psikologis manusia dapat menciptakan ruang yang menarik bagi lingkungan yang positif dan berkelanjutan.

Sejarah arsitektur penuh dengan monumen dan bangunan teladan yang menggambarkan psikologi lingkungan. Contohnya seperti Suzhou, Taman Tradisional Tiongkok terdiri dari elemen alam yang terasa menyenangkan, bahagia, dan santai, sedangkan arsitektur kuil penuh dengan simetri dan keagungan membuatnya terasa stabil dan damai. Maka dari itu, setiap ruang bangunan arsitektur memiliki kepentingan emosi, sentuhan budaya, dan kesejahteraan.

Ikuti tulisan menarik Rosi Rahmawati lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu

Bingkai Kehidupan

Oleh: Indrian Safka Fauzi (Aa Rian)

Sabtu, 27 April 2024 06:23 WIB

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu

Bingkai Kehidupan

Oleh: Indrian Safka Fauzi (Aa Rian)

Sabtu, 27 April 2024 06:23 WIB