x

Generasi melek internet

Iklan

Rizaldy Rahadian

Mahasiswa Akhir
Bergabung Sejak: 5 Juli 2023

Rabu, 5 Juli 2023 20:54 WIB

Tren Politik Baru: Pengaruh Generasi Milenial dalam Pemilihan Presiden 2024

Generasi milenial memiliki potensi besar membawa perubahan signifikan dalam politik Indonesia. Henerasi milenial memiliki akses lebih mudah terhadap informasi dan teknologi.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Seorang ahli demografi bernama William Strauss dan Neil Howe yaitu pencetus dari istilah milenial, mendefinisikan milenial sebagai anak-anak yang lahir di tahun antara 1982 hingga 2004 dalam bukunya Generations (1990) dan The Fourth Turning (1997). Generasi Milenial juga telah menjadi kekuatan yang signifikan dalam politik Indonesia.

Generasi milenial memiliki potensi besar untuk membawa perubahan signifikan dalam politik Indonesia. Sebagai generasi yang tumbuh dan berkembang di era digital, generasi milenial memiliki akses yang lebih mudah terhadap informasi dan teknologi. Mereka memiliki pengaruh yang besar melalui penggunaan media sosial dan kemampuan mereka dalam menggerakkan gerakan sosial akbiat dari kemajuan teknologi informasi dan komunikasi.

Selain itu, generasi milenial juga mewakili sebagian besar jumlah pemilih di Indonesia seperti yang diungkapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI yang menyebut generasi milenial mendominasi pemilih pada Pemilu 2024 dengan jumlah 68.822.389 orang atau 33,60 persen dari total daftar pemilih tetap (DPT), sehingga suara mereka dapat mempengaruhi arah politik dan keputusan nasional. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami peran dan pengaruh generasi milenial dalam pemilihan presiden 2024.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Generasi milenial memiliki karakteristik yang khas dalam konteks politik yang berbeda dari generasi sebelumnya. Mereka cenderung lebih terbuka terhadap perubahan dan memiliki pandangan yang lebih inklusif. Mereka cenderung memiliki ketertarikan yang tinggi terhadap isu-isu sosial, seperti lingkungan, kesetaraan gender, dan keadilan sosial. Selain itu, generasi milenial juga cenderung lebih memilih gaya kepemimpinan yang terbuka, transparan, dan kolaboratif.

Transformasi digital dan akses yang mudah terhadap informasi telah memainkan peran penting dalam membentuk pandangan politik generasi milenial. Sebagai generasi yang tumbuh dan berkembang di era teknologi, generasi milenial memiliki akses yang lebih luas terhadap berbagai sumber informasi melalui internet dan media sosial.

Mereka dapat dengan cepat mengakses berita, analisis politik, dan pendapat publik yang beragam. Transformasi digital juga telah memungkinkan generasi milenial untuk berpartisipasi aktif dalam diskusi politik secara online, mengorganisir kampanye sosial atau politik, serta berbagi pandangan mereka dengan cepat dan luas. Hal ini memberikan mereka kekuatan yang signifikan dalam membentuk opini publik dan mempengaruhi narasi politik.

Perubahan lanskap politik dengan munculnya generasi milenial membutuhkan pemahaman yang mendalam tentang karakteristik mereka, pengaruh transformasi digital dan akses informasi, serta keterlibatan mereka dalam gerakan sosial dan politik sebelumnya.

Generasi milenial memiliki peran yang signifikan dalam merumuskan isu-isu kunci yang relevan bagi mereka dalam pemilihan presiden 2024. Sebagai generasi yang terus menghadapi tantangan dan perubahan sosial-ekonomi, generasi milenial memiliki kepentingan yang unik dan prihatin terhadap berbagai isu. Mereka cenderung lebih peduli terhadap isu-isu seperti pendidikan yang berkualitas, lapangan kerja yang layak, akses perawatan kesehatan, lingkungan, dan pemberdayaan perempuan.

Kecenderung generasi milenial untuk memiliki preferensi politik yang berbeda dari generasi sebelumnya adalah sebuah fenomena. Mereka lebih condong kepada gagasan inovasi, kepemimpinan yang inklusif, transparansi, dan partisipasi yang lebih besar dalam pengambilan keputusan politik.

Tidak hanya pada isu-isu vital seperti pendidikan, lapangan pekerjaan, transparansi dan lain sebagainya. Generasi milenial juga melihat sisi lain dari calon presiden atau calon legislatif seperti hobi, music favorit dan lain sebagainya. Tentu kita masih ingat dengan branding Joko Widodo tentang kegemarannya terhadap music rock. Sisi lain ini menunjukkan kedekatan yang lebih personal terhadap generasi milenial karena mempunyai sesuatu yang relatable dengan mereka.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Generasi Milenial

Faktor ekonomi dan sosial memiliki peran yang signifikan dalam mempengaruhi pilihan politik generasi milenial. Kondisi ekonomi yang sulit, seperti tingginya tingkat pengangguran, ketidakadilan dalam distribusi pendapatan, dan kesulitan dalam memperoleh perumahan yang terjangkau, dapat mempengaruhi pandangan politik generasi milenial.

Mereka cenderung mencari calon presiden yang memiliki solusi konkret untuk masalah ekonomi yang mereka hadapi. Selain itu, faktor sosial seperti kesetaraan gender, hak asasi manusia, dan keberlanjutan lingkungan juga menjadi faktor penting dalam membentuk pilihan politik generasi milenial.

Pengaruh media sosial dan teknologi memiliki dampak yang signifikan dalam membentuk opini politik generasi milenial. Generasi milenial cenderung mengandalkan media sosial sebagai sumber informasi dan sebagai platform untuk berinteraksi dengan orang lain. Media sosial memungkinkan mereka untuk terhubung dengan berbagai kelompok dan komunitas yang memiliki minat politik serupa, serta untuk mendapatkan akses yang lebih luas terhadap berbagai pandangan politik.

Namun, hal itu juga memperkuat efek gelembung informasi, di mana generasi milenial cenderung terpapar pada pandangan yang sejalan dengan keyakinan mereka sendiri sehingga semakin tajamnya jurang perbedaan pendapat. Penting bagi para calon presiden dan partai politik untuk mengakomodasi media sosial dan menggunakan strategi yang efektif dalam berkomunikasi dengan generasi milenial untuk memenangkan dukungan mereka.

Peran pemimpin muda dan ikon generasi milenial dapat memiliki pengaruh yang kuat dalam mempengaruhi pemilihan presiden. Sebutlah selebgram, tiktokers, dan influencer social media lainnya. Generasi milenial cenderung menghargai pemimpin yang sebaya dengan mereka, yang dapat memahami masalah dan aspirasi mereka.

Ketika pemimpin muda dan ikon generasi milenial secara aktif terlibat dalam politik, mereka dapat membantu menginspirasi dan memotivasi generasi milenial untuk berpartisipasi dan mendukung calon presiden tertentu. Keberhasilan pemimpin muda dan ikon generasi milenial dalam membawa perubahan dan mengadvokasi isu-isu penting bagi generasi milenial, seperti pendidikan, lingkungan, atau kesetaraan gender, juga dapat memengaruhi pemilihan presiden dengan memperkuat pandangan politik generasi milenial.

Tantangan dan Peluang

Salah satu tantangan utama yang dihadapi dalam menghadapi peran generasi milenial adalah membangun kesadaran politik yang mendalam di kalangan mereka. Generasi milenial sering kali dianggap kurang tertarik dan terlibat dalam proses politik formal tapi lebih cenderung ke apatisme atau pesimisme.

Tantangan ini dapat diatasi dengan pendekatan yang inklusif dan relevan dalam penyampaian informasi politik kepada generasi milenial. Diperlukan upaya yang lebih aktif untuk menyadarkan mereka akan pentingnya partisipasi politik dalam membentuk masa depan mereka. Kampanye penyuluhan politik, diskusi interaktif, dan penggunaan media sosial yang efektif dapat menjadi sarana untuk meningkatkan kesadaran politik dan memperkuat keterlibatan generasi milenial dalam proses politik.

Generasi milenial memiliki preferensi komunikasi yang berbeda dengan generasi sebelumnya. Strategi kampanye yang efektif harus mampu menarik perhatian generasi milenial melalui pendekatan yang kreatif, inovatif, dan sesuai dengan medium yang mereka gunakan, seperti media sosial, video pendek, dan konten yang mudah diakses.

Kampanye yang berfokus pada isu-isu yang relevan bagi generasi milenial, seperti pendidikan, kesetaraan gender, atau keberlanjutan lingkungan, akan lebih berhasil dalam memperoleh dukungan mereka. Selain itu, keterlibatan langsung generasi milenial dalam proses kampanye, melalui kelompok-kelompok masyarakat atau aktivis politik yang mereka kenal dan percayai, juga dapat menjadi strategi yang efektif dalam membangun koneksi dan mendapatkan dukungan generasi milenial.

Membangun kepercayaan generasi milenial akan menjadi tantangan yang perlu diatasi. Penting bagi para calon presiden untuk menyampaikan kebijakan publik mereka dengan jelas dan transparan, serta mengedepankan partisipasi generasi milenial dalam proses pengambilan keputusan.

Menjawab tuntutan generasi milenial dalam isu-isu kunci, seperti lingkungan, pendidikan, dan lapangan kerja, akan membantu membangun kepercayaan dan memenangkan dukungan mereka. Kebijakan yang berpihak pada kepentingan generasi milenial dan merespons aspirasi mereka secara konkret akan memberikan peluang bagi para calon presiden untuk memperoleh dukungan yang kuat dari generasi ini.

Ikuti tulisan menarik Rizaldy Rahadian lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu