x

Penampilan perempuan kerap kali mendatangkan setan seksis

Iklan

Puspo Lolailik Suprapto

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 6 Juli 2023

Jumat, 7 Juli 2023 08:59 WIB

The Handmaid Tale; Perjuangan Perempuan Melawan Ekstrimisme Agama dan Dominasi Patriarkal

Novel ini adalah kritik tajam dan peringatan keras atas bahaya ekstremisme, kerapuhan hak-hak individu, dan konsekuensi dari masyarakat yang menolak hak pilih dan otonomi perempuan. Gilead adalah dunia distopia yang terasa sangat masuk akal. Sebuah negeri dimana kekuatan ekstremisme agama dan kontrol patriarkal menjadi penguasanya. Sistem yang menundukkan kaum perempuan untuk tujuan prokreasi.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

The Handmaid's Tale oleh Margaret Atwood adalah novel distopia yang mengeksplorasi gender dan kekuatan kontrol yang mengerikan. Ceritanya berlatarkan negeri fiktif bernama Republik Gilead. Alur kisah mengikuti cara pandang Offred, seorang Handmaid, yang diberi tugas melahirkan anak untuk pasangan elit dalam masyarakat yang dilanda ketidaksuburan.

Ilustrasi Novel The Handmaid's Tale

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dalam novel ini, kita akan melihat secara gamblang dan menindas tentang masa depan di mana perempuan-perempuan dirampas hak, pilihan, serta individualitas mereka. 

Novel ini menggunakan sudut pandang seorang Offred, sehingga kita melihat pandangan yang intim kehidupan sehari-hari, pikiran, batin, hingga ingatannya. Sementara, melalui matanya, kita dihadapkan pada penindasan yang sistematis, pengawasan, dan dehumanisasi yang dialami perempuan-perempuan Gilead.

Gaya tulisan novel ini sangat memikat. Atwood juga terlihat berhati-hati dalam melukiskan gambaran dunia Gilead yang menindas dan emosi yang terbenam . Di sepanjang novel, kita dibuat tidak nyaman, tegang, dan kritis terhadap dinamika kekuasaan.

Gilead adalah dunia distopia yang terasa sangat masuk akal. Penulis dengan cermat menciptakan masyarakat di mana kekuatan ekstremisme agama dan kontrol patriarkal menghasilkan sistem yang menundukkan kaum perempuan untuk tujuan prokreasi. Di samping itu, secara bertahap dan detail penulis mengungkapkan sistem yang menindas kaum perempuan Gilead. 

Dalam novel ini, semua karakter digambarkan rumit dan multidimensi. Masing-masing karakter mewakili sisi berbeda dari masyarakat yang mereka tinggali. Salah satu contohnya adalah Offred. 

Offred adalah protagonis dalam novel. Dia adalah perempuan yang menarik dan berjuang untuk kebebasan. Tentu daja juga dalam memenuhi kebutuhan untuk bertahan hidup dalam batasan Gilead. Kita akan melihat dalam monolog internalnya yang menampilkan ketangguhan, pembangkangan, dan tindakan-tindakan kecil perlawanan yang dia lakukan. Penulis berfokus pada kekuatan agensi seseorang saat menghadapi situasi yang tidak terkendali, mengerikan, dan luar biasa.

Gender dan seksualitas menjadi tema utama dalam novel ini. Penulis menampilkan kaum perempuan Gilead yang dikomodifikasi, direduksi kemampuan reproduksinya, dan dirampas dari otonominya. Penulis menyoroti objektifikasi tubuh perempuan dan penghapusan identitas individu mereka. Di sinilah, melalui deskripsinya yang gamblang dan kepuitisannya, penulis mengajak kita untuk mempertanyakan norma gender dan ekspektasi masyarakat yang mendasari rezim opresif.

Narasi penulis bergema di luar konteks fiksinya. Novel ini dengan gamblang sebagai peringatan keras untuk kita semua tentang kerapuhan hak-hak perempuan dan konsekuensi potensial dari masyarakat yang diatur oleh ekstremisme dan misogini. Kita harus berjuang demi kesetaraan gender serta pentingnya kewaspadaan dalam melindungi hak-hak perempuan.

Secara keseluruhan, The Handmaid's Tale adalah novel kritik tajam yang berhasil menggugah pikiran-pikiranku. Novel Ini sebagai peringatan keras untuk kita semua terhadap bahaya ekstremisme, kerapuhan hak-hak individu, dan konsekuensi dari masyarakat yang menolak hak pilih dan otonomi perempuan.

Kemampuan bercerita penulis patut diacungi jempol dan luar biasa. Juga kemampuannya mengeksplorasi isu gender serta dinamika kekuasaannya. Itu semua menjadikan novel ini memiliki relevansi dalam kehidupan sehari-hari. Novel ini mendesak kita untuk merenungkan pentingnya kebebasan, kesetaraan, dan tanggung jawab untuk melindungi hak-hak semua individu.

Bagaimana denganmu? 

Ikuti tulisan menarik Puspo Lolailik Suprapto lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu